Bahaya Telur Asin – Telur asin, dengan cita rasa gurih yang khas, telah lama menjadi lauk favorit bagi banyak orang. Terutama di Indonesia, telur asin sering dijadikan pelengkap nasi, sambal, atau bahkan sebagai bahan utama dalam beberapa hidangan populer seperti salted egg chicken atau salted egg prawns. Meskipun rasanya enak dan lezat, ada baiknya kita mulai berhati-hati jika mengonsumsinya secara berlebihan. Di balik kenikmatan yang ditawarkan, telur asin mengandung sejumlah bahan yang bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak.
Telur asin adalah telur bebek yang diawetkan dengan cara diasinkan. Proses pengawetan ini bertujuan untuk menambah rasa asin pada telur sekaligus memperpanjang umur simpannya. Telur bebek dipilih karena memiliki ukuran lebih besar dan rasa yang lebih kaya dibandingkan telur ayam. Selain itu, tekstur kuning telur bebek cenderung lebih padat dan kasar, yang memberikan sensasi tersendiri ketika dikonsumsi.
Proses pembuatan telur asin melibatkan pelumuran telur dengan campuran garam dan bahan pengawet lainnya. Setelah itu, telur dibiarkan dalam rendaman tersebut selama beberapa minggu. Proses ini membuat telur asin kaya akan kandungan garam, sehingga memberikan rasa asin yang kuat dan gurih.
Nutrisi dalam Telur Asin
Secara umum, telur asin mengandung berbagai nutrisi yang penting bagi tubuh, di antaranya:
- Protein
- Lemak
- Kalsium
- Vitamin A
- Zat Besi
Meski mengandung berbagai macam zat gizi, ada satu komponen yang perlu diwaspadai dalam telur asin, yaitu kandungan garam atau natrium yang sangat tinggi.
Kementerian Kesehatan RI menyarankan kita untuk tidak mengonsumsi lebih dari 2.000 mg natrium per hari. Sementara, satu butir telur asin mengandung sekitar 2.500 mg natrium, sudah melebihi batas aman harian hanya dari satu telur saja. Dalam 1 butir telur asin, terdapat sekitar 387 mg kolesterol, melebihi asupan harian yang disarankan (300 mg).
Bahaya Telur Asin Dikonsumsi Berlebihan
Banyak orang menikmati telur asin sebagai hidangan pelengkap dalam sehari-hari tanpa menyadari risiko yang dapat ditimbulkan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Meskipun rasa telur asin sangat menggoda, ada beberapa bahaya yang mengintai jika kamu mengonsumsinya terlalu banyak. Mari kita bahas lebih dalam.
1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Salah satu bahaya telur asin adalah risiko hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat terjadi akibat konsumsi garam yang berlebihan. Garam mengandung natrium yang dapat menahan cairan di dalam tubuh. Ketika cairan terperangkap, volume darah meningkat, yang memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Akibatnya, tekanan darah pun menjadi tinggi.
Telur asin mengandung banyak natrium, yang bisa memicu peningkatan tekanan darah. Bahkan, hanya dengan mengonsumsi satu butir telur asin, kamu sudah hampir mencapai batas maksimal asupan natrium harian yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan serius pada jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke, dan masalah jantung lainnya.
2. Retensi Cairan dan Pembengkakan
Retensi cairan (edema) bisa terjadi akibat tingginya kadar garam dalam tubuh, yang kemudian berakibat pada pembengkakan di kaki, tangan, dan bagian tubuh lainnya. Kandungan natrium dari telur asin bisa menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air daripada biasanya, memicu pembengkakan atau edema.
Tubuh mempertahankan cairan untuk mengencerkan kelebihan natrium dalam aliran darah. Meskipun proses ini bertujuan melindungi tubuh, penumpukan cairan bisa menyebabkan pembengkakan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Telur asin tidak hanya tinggi natrium, tetapi juga kolesterol. Kolesterol tinggi dari telur asin akan mengendap di dinding pembuluh darah, membentuk plak yang bisa menghambat aliran darah ke jantung. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada penyakit jantung koroner, bahkan serangan jantung.
Ketika plak terbentuk di dinding pembuluh darah, arteri menjadi sempit, membuat jantung bekerja lebih keras. Plak juga berisiko pecah dan membentuk gumpalan darah yang menghalangi aliran darah, menyebabkan serangan jantung.
4. Batu Ginjal
Kandungan natrium yang berlebihan dalam telur asin dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Ginjal berfungsi untuk menyaring natrium dan mengeluarkannya melalui urine. Namun, jika kadar natrium dalam tubuh terlalu tinggi, ginjal akan memaksa untuk mengeluarkan kalsium dalam jumlah besar. Kelebihan kalsium dalam urine ini akhirnya mengkristal dan membentuk batu ginjal.
Batu ginjal dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat, terutama saat batu tersebut bergerak melalui saluran kemih. Bila tidak ditangani dengan baik, batu ginjal dapat memengaruhi fungsi ginjal, bahkan menyebabkan gagal ginjal jika sudah berkembang menjadi infeksi.
5. Osteoporosis (Pengeroposan Tulang)
Telur asin tidak hanya mengandung natrium yang tinggi, tetapi juga dapat berkontribusi pada pengeroposan tulang (osteoporosis). Kelebihan garam dapat mengurangi kadar kalsium dalam tubuh, yang merupakan mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang. Ketika tubuh terlalu banyak mengeluarkan kalsium melalui urine, tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
Selain itu, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi garam berlebihan dapat memicu peningkatan hormon paratiroid, yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar kalsium dalam darah. Hormon ini bisa mengambil kalsium dari tulang, yang mengarah pada risiko osteoporosis, terutama pada orang yang sudah berusia lanjut.
6. Penyakit Lambung dan Kanker Lambung
Penelitian ilmiah menunjukan Konsumsi garam yang berlebihan juga bisa merusak lapisan pelindung lambung, meningkatkan risiko tukak lambung, dan mengganggu kesehatan sistem pencernaan. Garam yang berlebihan merangsang pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori, yang diketahui dapat menyebabkan peradangan pada lambung dan meningkatkan risiko kanker lambung.
Penyakit lambung akibat konsumsi garam yang berlebihan bisa menjadi masalah jangka panjang yang mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang mengandung garam berlebih seperti telur asin.
7. Meningkatkan Kadar Kolesterol Jahat
Telur asin bebek mengandung kolesterol yang cukup tinggi, sehingga meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. LDL yang tinggi dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah, yang nantinya memicu penyakit arteri koroner.
Kadar kolesterol yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah, yang menyempitkan saluran darah dan menghambat aliran darah yang lancar. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Cara Mengurangi Bahaya Telur Asin
Meski ada banyak risiko yang terkait dengan konsumsi telur asin berlebihan, kamu tetap bisa menikmati telur asin dengan bijak. Berikut beberapa tips untuk mengurangi dampak buruk dari konsumsi telur asin:
- Cobalah untuk tidak mengonsumsi telur asin setiap hari. Jika kamu ingin menikmatinya, cukup sesekali saja sebagai pelengkap hidangan.
- Padukan telur asin dengan makanan yang rendah natrium, seperti sayuran segar dan buah-buahan. Hindari makanan olahan atau kemasan yang kaya akan garam.
- Makan telur asin dalam porsi kecil, jangan lebih dari satu butir per makan.
- Kamu juga bisa mengonsumsinya bersama makanan lain yang mengandung banyak air, seperti sup, untuk membantu tubuh membuang natrium berlebih.
- Setelah makan telur asin, pastikan cukup minum air putih untuk membantu proses pembuangan natrium dalam tubuh.
Meskipun telur asin memiliki rasa yang khas dan menggugah selera, konsumsi berlebihan bisa membawa banyak risiko bagi kesehatan. Mulai dari hipertensi, penyakit jantung, hingga risiko osteoporosis dan kanker lambung. Untuk itu, bijaksanalah dalam menikmati telur asin. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- 12 Manfaat Kunyit Asam: Rahasia Kesehatan dari Dapur
- 13 Manfaat Luar Biasa Apel Hijau untuk Kesehatan dan Kecantikan
- Selain untuk Mata berikut 6 Manfaat Wortel untuk Kesuburan Pria
- Efek Samping dan 7 Manfaat Kuning Telur Mentah bagi Pria
- Temukan Kebahagiaan Sehat dengan 12 Manfaat Jus Apel
Referensi
- Chen, X., Liu, Z., Zhang, Y., Li, L., & Hu, Z. (2022). The association between dietary sodium intake and risk of hypertension: A meta-analysis of prospective cohort studies. Journal of Hypertension, 40(4), 580-590. https://doi.org/10.1097/HJH.0000000000003284
- Gupta, P., Song, P., & Zhao, J. (2023). Salt and its role in gastric carcinogenesis: A systematic review and meta-analysis. Journal of Cancer Research and Clinical Oncology, 149(1), 13-24. https://doi.org/10.1007/s00432-022-04090-1
- Shafiee, G., Mirzaei, M., Khamseh, M. E., & Qorbani, M. (2023). Dietary salt intake and the prevalence of osteoporosis: Insights from recent epidemiological studies. Osteoporosis International, 34(6), 1027-1035. https://doi.org/10.1007/s00198-023-06592-8
- Sun, Y., & Peng, Z. (2022). Impact of dietary salt and sodium intake on kidney stone formation: A systematic review. Journal of Nephrology, 35(2), 317-328. https://doi.org/10.1007/s40620-021-01076-7
- Wang, Y., Wang, Q., Zhang, S., & Ding, C. (2023). Sodium and potassium intake, blood pressure, and hypertension risk in adults: A population-based study. Journal of Human Hypertension, 37(3), 212-219. https://doi.org/10.1038/s41371-023-00656-8
- Xu, Y., Yin, J., & Sun, W. (2024). Dietary sodium and potassium and their associations with hypertension and cardiovascular diseases. Journal of Clinical Hypertension, 26(1), 10-18. https://doi.org/10.1111/jch.14412
- Zhang, L., Yu, M., & Li, X. (2022). Role of dietary salt in osteoporosis and bone health: A review of recent evidence. Clinical Nutrition, 41(1), 96-103. https://doi.org/10.1016/j.clnu.2021.09.003
- Zhou, F., Xu, J., Li, Q., & Wu, H. (2023). Dietary cholesterol intake and its effect on lipid profile: Meta-analysis and systematic review of randomized controlled trials. Lipids in Health and Disease, 22(1), 76. https://doi.org/10.1186/s12944-023-01821-5