Apakah Kulit Buah Naga Bisa Dimakan? Ini Jawaban dan Manfaatnya

Apakah Kulit Buah Naga Bisa Dimakan

Kulit buah naga bisa dimakan dan nyatanya sering kita sia-siakan. Selama ini, setelah menyantap daging buah naga yang manis dan segar, apa yang kamu lakukan pada kulitnya? Kebanyakan dari kita langsung membuangnya ke tempat sampah tanpa pikir panjang. Tapi, tahukah kamu bahwa tindakan itu sama saja dengan membuang sebuah kandungan nutrisi yang tersembunyi?

Pertanyaan “apakah kulit buah naga bisa dimakan?” seringkali muncul karena teksturnya yang tampak keras dan kurang menggugah selera. Jawabannya, tidak hanya bisa dimakan, tetapi kulit buah naga justru mengandung konsentrasi nutrisi yang dalam beberapa hal, bahkan melebihi daging buahnya sendiri! Ini bukan sekadar mitos atau tren kesehatan semata, melainkan sebuah fakta yang didukung oleh potensi kandungan gizinya.

Lalu, bagaimana mungkin bagian yang selama ini kita anggap sebagai sampah ternyata menyimpan segudang khasiat? Mari kita kupas tuntas rahasia di balik kulit buah naga yang menakjubkan ini.

Mengapa Banyak Orang Tidak Tahu bahwa Kulit Buah Naga Bisa Dimakan?

Kebiasaan adalah penyebab utamanya. Budaya kuliner kita secara umum mengajarkan untuk membuang kulit buah tertentu. Selain itu, tekstur kulit buah naga yang tebal dan sedikit keras serta rasanya yang cenderung tawar dan kadang pahit membuatnya tidak menarik untuk langsung dikonsumsi. Persepsi bahwa kulit adalah pelindung buah yang kotor juga turut andil. Padahal, dengan pencucian dan pengolahan yang benar, hal tersebut bukanlah masalah.

Kandungan Nutrisi dalam Kulit Buah Naga

Inilah alasan utama mengapa Anda harus mempertimbangkan untuk tidak membuang kulit buah naga lagi. Kulit ini adalah gudangnya senyawa bioaktif yang powerful.

  • Betasianin
  • Vitamin E
  • Antioksidan Tinggi
  • Senyawa aktif unik seperti taraxast-12 dan pentacyclic triyepene-20ene-30aol.
  • Serat

Manfaat Kulit Buah Naga

Setelah mengetahui kandungan nutrisinya, wajar saja jika kemudian kulit buah naga menawarkan segudang manfaat. Jadi, pertanyaan “apakah kulit buah naga bisa dimakan?” bergeser menjadi “mengapa kita harus memakannya?”.

1. Melawan Radikal Bebas

Kandungan antioksidan yang tinggi (betasianin, vitamin C, dan E) membuat kulit buah naga menjadi tameng yang efektif melawan stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Ini berarti konsumsinya dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis dan menjaga kesehatan sel-sel tubuh.

2. Menjaga Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah

Senyawa aktif dalam kulit buah naga terbukti dapat melenturkan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah adalah pemicu utama hipertensi dan masalah kardiovaskular lainnya. Dengan mengonsumsi ekstraknya, Anda membantu menjaga elastisitas pembuluh darah secara alami, yang merupakan terobosan luar biasa dalam dunia herbal.

3. Pendeteksi Makanan Berbahaya

Ini mungkin manfaat yang paling unik! Kulit buah naga dapat dijadikan alat deteksi sederhana untuk boraks dan formalin dalam makanan. Caranya:

  • Rendam potongan kulit dalam air yang telah diberi perasan jeruk nipis.
  • Tunggu hingga air berwarna merah.
  • Celupkan tisu ke dalam air rendaman, lalu tempelkan pada makanan yang ingin diuji.
  • Jika warna tisu tetap merah, makanan mengandung boraks/formalin. Jika memudar dan kembali putih, makanan tersebut aman.

4. Pendamping Terapi Kesehatan Serius

Kulit buah naga dipercaya memiliki sifat anti-tumor dan anti-kanker. Senyawa di dalamnya dapat membantu menghambat pertumbuhan sel abnormal. Meski bukan pengganti pengobatan medis, Kulit buah naga dapat dijadikan sebagai obat herbal pendamping yang memperkuat kondisi tubuh selama terapi.

5. Merawat dan Melembabkan Kulit

Untuk perawatan kulit, kulit buah naga adalah multitasker yang hebat. Kandungan vitamin E dan antioksidannya mampu:

  • Melembapkan kulit kering.
  • Menghilangkan jerawat dan komedo.
  • Mengurangi tanda penuaan seperti keriput.
  • Mencerahkan dan mengencangkan kulit.

Kamu bisa menggunakannya sebagai masker dengan menghaluskan bagian dalam kulit yang berwarna putih dan mengaplikasikannya ke wajah.

Lalu, Bagaimana Cara Mengolah dan Memakannya?

Jawaban dari “apakah kulit buah naga bisa dimakan?” adalah iya, tetapi tidak dengan langsung menggigitnya begitu saja. Kulitnya yang keras perlu diolah dengan benar untuk membuatnya dapat dikonsumsi dan nikmat.

1. Teh Herbal Kulit Buah Naga

Merupakan cara paling populer dan mudah untuk mendapatkan semua khasiatnya. Potong kecil-kecil kulit buah naga yang telah dicuci bersih. Jemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering dan renyah (bisa beberapa hari). Setelah kering, simpan dalam wadah kedap udara. Untuk menyeduhnya, ambil beberapa potong dan seduh dengan air panas seperti membuat teh pada umumnya. Rasanya ringan dan sedikit herbal. Kamu bisa menambahkan madu atau perasan lemon.

2. Ditumis menjadi Hidangan Lezat

Ya, kulit buah naga bisa jadi lauk! Cara membuatnya, pisahkan daging kulit bagian dalam (yang putih dan agak lunak) dari lapisan kulit luar yang keras dan berwarna. Potong-potong bagian dalam tersebut. Tumis dengan bumbu-bumbu dasar seperti bawang putih, bawang merah, cabai, garam, gula, dan sedikit kecap. Teksturnya mirip dengan papaya muda yang dimasak, menyerap bumbu dengan baik.

3. Dibuat Jus atau Smoothie

Untuk yang praktis, bisa menambahkan potongan kecil kulit buah naga (bagian dalam yang putih) ke dalam blender ketika membuat jus atau smoothie bersama daging buah naga dan buah-buahan lainnya. Seratnya yang tinggi akan membuat smoothie Anda lebih mengenyangkan.

4. Masker Wajah Alami

Seperti telah disebutkan, haluskan bagian dalam kulit yang berwarna putih hingga menjadi pasta. Tambahkan sedikit madu atau yoghurt plain untuk hasil yang lebih baik. Aplikasikan pada wajah yang bersih, diamkan 15-20 menit, lalu bilas. Kulit akan terasa lebih lembut dan kenyal.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Meskipun kulit buah naga bisa dimakan dan aman, ada beberapa tips yang harus di ikuti:

  • Selalu cuci kulit buah naga hingga bersih di air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida.
  • Gunakan kulit dari buah naga yang masih segar dan tidak busuk.
  • Fokuskan pada bagian dalam kulit yang berwarna putih dan lunak. Lapisan luar yang berwarna merah dan keras biasanya terlalu alot untuk dimakan langsung dan lebih baik dibuang setelah diambil daging bagian dalamnya, atau digunakan untuk membuat teh dengan cara dikeringkan.
  • Seperti makanan apapun, konsumsilah dalam jumlah wajar. Mulailah dengan porsi kecil untuk melihat reaksi tubuh Anda.

Apakah Kulit Buah Naga Bisa Dimakan?

Jawabannya adalah ya, kulit buah naga bisa dan sangat layak untuk dimakan. Bahkan, tidak memanfaatkannya adalah sebuah kerugian besar. Dari menjadi penjaga jantung, pendeteksi makanan berbahaya, hingga menjadi menjaga dan melembabkan kulit, kulit buah naga membuktikan bahwa di balik penampilan yang sering diabaikan, tersimpan potensi luar biasa.

Jangan buru-buru membuang kulitnya. Olah menjadi teh, tumisan, atau masker, dan rasakan sendiri manfaat sehat yang ditawarkannya. Kamu tidak hanya mengurangi sampah makanan, tetapi juga mengoptimalkan setiap rupiah yang dikeluarkan dengan mendapatkan semua manfaat dari buah yang luar biasa ini, dari daging hingga ke kulitnya.

Baca juga:

Referensi

  1. Ariffin, A. A., Bakar, J., Tan, C. P., Rahman, R. A., Karim, R., & Loi, C. C. (2009). Essential fatty acids of pitaya (dragon fruit) seed oil. Food Chemistry, 114(2), 561-564. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2008.09.108
  2. Fathordoobady, F., Mirhosseini, H., Selamat, J., & Manap, M. Y. A. (2016). Effect of solvent type and ratio on betacyanins and antioxidant activity of extracts from Hylocereus polyrhizus flesh and peel by supercritical fluid extraction and solvent extraction. Food Chemistry, 202, 70–80. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2016.01.121
  3. Gengatharan, A., Dykes, G. A., & Choo, W. S. (2015). Betalains: Natural plant pigments with potential application in functional foods. LWT – Food Science and Technology, 64(2), 645-649. https://doi.org/10.1016/j.lwt.2015.06.052
  4. Luo, H., Cai, Y., Peng, Z., Liu, T., & Yang, S. (2014). Chemical composition and in vitro evaluation of the cytotoxic and antioxidant activities of supercritical carbon dioxide extracts of pitaya (dragon fruit) peel. Chemistry Central Journal, 8(1), 1. https://doi.org/10.1186/1752-153X-8-1
  5. Tenore, G. C., Novellino, E., & Basile, A. (2012). Nutraceutical potential and antioxidant benefits of red pitaya (Hylocereus polyrhizus) extracts. Journal of Functional Foods, 4(1), 129-136. https://doi.org/10.1016/j.jff.2011.09.003
  6. Wu, L.-C., Hsu, H.-W., Chen, Y.-C., Chiu, C.-C., Lin, Y.-I., & Ho, J.-A. A. (2006). Antioxidant and antiproliferative activities of red pitaya. Food Chemistry, 95(2), 319–327. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2005.01.002
Scroll to Top