5 Wisata Banyuwangi Hutan: Petualangan, dan Edukasi

Wisata Banyuwangi Hutan

Wisata Banyuwangi hutan menawarkan pengalaman yang jauh dari sekadar jalan-jalan biasa. Destinasi ini menyajikan harmoni antara petualangan menyegarkan, pembelajaran lingkungan mendalam, dan napak tilas sejarah yang memikat. Sebagai kabupaten di ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi dikaruniai kekayaan alam luar biasa, dengan kawasan hutan yang menjadi paru-paru kehidupan sekaligus ruang kelas alam terbuka yang tak ternilai. 

Mengapa Memilih Wisata Hutan di Banyuwangi?

Destinasi hutan Banyuwangi bukan hanya tentang udara segar dan pemandangan hijau. Lokasi-lokasi ini menawarkan konsep wisata berkelanjutan yang memadukan rekreasi dengan edukasi konservasi. Pengunjung tidak hanya menjadi penonton, tetapi dapat terlibat langsung dalam memahami ekosistem, mengenal flora-fauna endemik, dan belajar tentang upaya pelestarian yang dilakukan. Pengalaman ini cocok bagi semua kalangan, dari keluarga yang menginginkan liburan bermakna, hingga pencinta alam yang haus petualangan.

Deretan Wisata Banyuwangi Hutan yang Wajib Dikunjungi

Berikut adalah ekspansi detail dari lima hutan wisata utama yang wajib dimasukkan dalam itinerary.

1. Taman Nasional Alas Purwo

Kawasan hutan Banyuwangi yang paling megah dan legendaris adalah Taman Nasional Alas Purwo. Lebih dari sekadar taman nasional, Alas Purwo dianggap sebagai “tanah awal” (alas purwo) dalam kosmologi Jawa, tempat dimana bumi pertama kali diciptakan. Aura spiritual ini terasa menyelimuti kawasan seluas 43.420 hektar yang menghadap ke Samudera Hindia ini.

Alas Purwo adalah laboratorium alam hidup. Dalam satu kawasan, kamu bisa menelusuri hutan pantai berpasir putih, menyusuri hutan bambu yang rapat dan misterius, menjelajahi hutan bakau (mangrove) di Segara Anakan, hingga menyaksikan hamparan padang savana yang luas di Sadengan. Setiap ekosistem ini dihuni oleh penghuni khasnya, menciptakan pengalaman yang berbeda di setiap sudutnya.

Savana Sadengan adalah jantung dari pengalaman berburu. Di sini, dapat menyaksikan atraksi alam tak terganggar: kawanan Banteng Jawa (Bos javanicus) yang gagah berkeliaran, Rusa Timor yang gesit, dan kilauan indah Merak Hijau yang sedang memamerkan bulunya. Dengan menaiki menara pandang yang tersedia, panorama savana dan aktivitas satwa dapat dinikmati dari ketinggian.

Keunikan Alas Purwo adalah perpaduan darat dan laut. Setelah menjelajah hutan, kamu dapat trekking menuju Pantai Pancur dengan kolam alami dan air terjun kecil, atau Pantai Ngagelan untuk melihat proses konservasi dan pelepasan tukik (anak penyu). Bagi surfer dunia, Plengkung atau G-Land yang berada di dalam kawasan ini menawarkan ombak legendaris kelas internasional.

Situs-situs seperti Candi Kawitan dan Goa Istana menambah kedalaman kunjungan. Banyak peziarah dan pengunjung yang mencari ketenangan atau melakukan meditasi di tempat-tempat ini, memperkaya pengalaman tidak hanya secara fisik tapi juga batin.

Wajib menggunakan jasa pemandu resmi untuk keselamatan dan edukasi. Berkunjunglah pada musim kemarau (April-Okt) untuk akses jalan yang lebih mudah. Siapkan fisik karena beberapa lokasi membutuhkan trekking.

2. De Djawatan

Bila mencari objek wisata hutan Banyuwangi yang seperti melangkah ke dalam lukisan atau film fantasi, De Djawatan adalah jawabannya. Berada di bawah pengelolaan Perhutani, hutan trembesi (Samanea saman) yang berusia puluhan tahun ini menciptakan atmosfer yang benar-benar ajaib.

Daya tarik utama De Djawatan adalah formasi alamnya. Batang-batang pohon trembesi yang besar dan berlekuk-lekuk, diselimuti oleh tumbuhan paku-pakuan dan lumut, menciptakan siluet yang eksotis. Kanopi daunnya yang sangat lebat membentuk terowongan alami, menyaring sinar matahari dan menghasilkan permainan cahaya dan bayangan (“komorebi”) yang menjadi magnet bagi setiap kamera.

Setiap sudutnya adalah spot foto aesthetic. Nuansa hijau yang dominan, tekstur kayu, dan cahaya temaram menciptakan hasil foto yang instagramable dan penuh mood. Di balik kesibukan berfoto, De Djawatan juga menawarkan kedamaian. Suasana sunyi yang hanya diisi oleh kicau burung dan desir angin sangat cocok untuk melepas penat dan healing.

Meskipun terlihat misterius layaknya Fangorn Forest dalam The Lord of The Rings, kawasan ini sangat terawat dan aman untuk anak-anak. Jalan setapak yang jelas dan area yang tidak terlalu luas membuatnya mudah dijelajahi. Dengan harga tiket masuk yang sangat terjangkau (sekitar Rp 5.000 – Rp 10.000), tempat ini menjadi bukti bahwa keindahan alam bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Untuk menghindari keramaian dan mendapatkan cahaya terbaik untuk foto, datanglah pada hari kerja (weekday) di pagi hari. Kenakan pakaian dengan warna yang kontras dengan hijau (seperti putih, krem, atau merah hati) untuk hasil foto yang lebih menonjol.

3. Rowo Bayu

Eksplorasi hutan Banyuwangi akan terasa hambar tanpa menyentuh sisi sejarahnya yang kelam dan heroik. Rowo Bayu, sebuah telaga yang terletak di tengah hutan di kaki Gunung Raung, adalah situs sejarah paling penting yang terkait dengan kejayaan dan kehancuran Kerajaan Blambangan.

Lokasi ini adalah tempat terjadinya Perang Puputan Bayu pada tahun 1771, di mana rakyat dan prajurit Blambangan (kerajaan Hindu terakhir di Jawa Timur) memilih bertempur hingga titik darah penghabisan (puputan) melawan invansi VOC dari Bali. Nuansa heroik dan tragis ini masih terasa menyelimuti area telaga dan hutannya.

Di tengah ketenangan alam, berdiri Candi Macan Putih (Puncak Agung) yang didirikan untuk penghormatan kepada para pahlawan dan leluhur. Banyak peziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau hari-hari tertentu, datang untuk melakukan meditasi atau ritual. Tiga sumber mata air yang dianggap keramat dan memiliki khasiat masing-masing juga menjadi bagian dari daya tarik spiritualnya.

Di balik sejarahnya, Rowo Bayu adalah sebuah telaga yang cantik dan tenang. Dikelilingi oleh hutan yang rimbun dan udara pegunungan yang sejuk, tempat ini ideal untuk bersantai. Namun, legenda mistis seperti kaitannya dengan cerita KKN di Desa Penari (meski sudah dibantah penulis) menambah lapisan misteri yang justru membuatnya semakin menarik bagi para pencinta kisah supranatural.

Hormati tempat ini sebagai situs sejarah dan spiritual. Jaga sikap dan tutur kata. Berkunjunglah bersama pemandu lokal jika ingin mendengar cerita sejarah dan legenda secara detail.

4. Hutan Pinus Songgon

Wisata alam Banyuwangi juga menyediakan playground bagi keluarga dan kelompok yang mencari aktivitas seru. Hutan Pinus Songgon (atau Wana Wisata Sumber Manis) adalah destinasi rekreasi berbasis alam yang lengkap dengan berbagai wahana.

Di kawasan seluas 12 hektar ini, kamu bisa melakukan banyak hal dalam satu kunjungan. Untuk pencinta adrenalin, ada paintball, arung jeram (rafting) di Sungai Badeng, dan jelajah hutan menggunakan jeep. Bagi yang ingin bersantai, tersedia area tubing mengikuti aliran sungai yang tenang, rumah pohon untuk bersantai, serta spot berkemah yang luas.

Selain bermain, Hutan Pinus Songgon juga menjadi tempat yang tepat untuk edukasi lingkungan bagi anak-anak. Pengelola sering mengadakan program outbound sekolah atau keluarga yang mengajarkan tentang teamwork dan cinta lingkungan. Udara sejuk khas pegunungan dan hamparan pohon pinus yang rapi menciptakan suasana yang menyegarkan.

Letaknya yang berdekatan dengan Rowo Bayu memungkinkan membuat paket wisata sehari penuh: pagi menjelajah sejarah di Rowo Bayu, siang berpetualang dan bermain di Hutan Pinus Songgon. Dengan harga tiket masuk yang sangat terjangkau (sekitar Rp 5.000) dan biaya wahana yang modular, liburan bisa disesuaikan dengan anggaran.

5. Alas Gumitir

Menjelajahi hutan Banyuwangi di Alas Gumitir menawarkan pengalaman yang lebih santap dan scenic. Ini adalah tentang perjalanan menyusuri sebuah jalur vital bersejarah yang kini berubah menjadi koridor wisata dengan pemandangan memukau.

Jalan yang membelah hutan ini dibangun pada masa kolonial Belanda sebagai urat nadi transportasi untuk mengangkut hasil perkebunan kopi, karet, dan tembakau dari pedalaman Jember-Banyuwangi menuju Pelabuhan Banyuwangi. Setiap tikungan tajam dan tanjakannya menyimpan cerita masa lalu.

Perjalanan melintasi Alas Gumitir adalah pengalaman itu sendiri. Kamu akan dibuai oleh pemandangan koridor hutan yang diapit pohon-pohon tinggi, kabut pagi yang menyapu bukit, dan titik-titik viewpoint yang menawarkan panorama luas. Terowongan Mrawan, terowongan kereta api peninggalan Belanda yang ditumbuhi vegetasi hijau, adalah spot foto yang ikonik dan penuh atmosfer.

Sepanjang jalur, telah bermunculan kafe dan warung makan dengan view langsung ke lembah dan hutan. Ini adalah tempat sempurna untuk beristirahat menikmati kopi lokal Banyuwangi sambil menikmati udara sejuk. Beberapa penginapan dan agrowisata kopi juga tersedia, menawarkan tur untuk melihat proses dari biji hingga secangkir kopi.

Jika menyetir sendiri, pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan pengemudi berpengalaman menghadapi jalan berkelok. Berhentilah di area yang telah disediakan untuk menikmati view dan berfoto, jangan di tikungan. Nikmati secangkir kopi hangat di salah satu kafe untuk pengalaman yang lengkap

Tips Merencanakan Perjalanan ke Hutan Wisata Banyuwangi

Persiapan sebelum berkunjung sangat menentukan kenyamanan petualangan Anda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Musim kemarau (April-Oktober) ideal untuk trekking. Namun, hutan justru terlihat paling hijau dan segar di awal musim hujan.
  • Pilih penginapan di area strategis seperti Kota Banyuwangi untuk akses ke berbagai titik, atau homestay dekat lokasi untuk pengalaman lebih autentik.
  • Gunakan sepatu trekking, bawa jas hujan portable, persiapkan perlengkapan P3K, dan pastikan tas tahan air.
  • Untuk lokasi seperti Alas Purwo, gunakan jasa pemandu resmi. Mereka tidak hanya menunjukkan jalan, tetapi juga berbagi cerita dan kearifan lokal yang tak ternilai.
  • Sewa kendaraan roda empat untuk mencapai lokasi-lokasi terpencil. Jalan menuju beberapa hutan wisata cukup menantang namun sangat indah.

Kontribusi untuk Kelestarian: Menjadi Wisatawan yang Bertanggung Jawab

Setiap kunjungan kita meninggalkan dampak. Sebagai wisatawan yang peduli, kita bisa meminimalkan dampak negatif dan maksimalkan kontribusi positif:

  • Patuhi semua peraturan yang ada di kawasan konservasi.
  • Hindari mengambil atau mengganggu flora dan fauna.
  • Gunakan kembali botol minum daripada membeli air kemasan plastik.
  • Dukung ekonomi lokal dengan membeli produk dan menggunakan jasa masyarakat sekitar.
  • Sebarkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian melalui cerita perjalanan Anda.

5 Rekomendasi Penginapan Dekat Kawasan Hutan

Memilih akomodasi yang tepat adalah kunci untuk mengoptimalkan petualangan wisata hutan Banyuwangi. Lokasi penginapan akan memengaruhi efisiensi perjalanan, kenyamanan istirahat, dan bahkan kualitas pengalaman budaya. Berikut adalah ekspansi detail dari lima rekomendasi penginapan, yang mencakup berbagai tipe dan budget, untuk menemani perjalanan eksplorasi alam.

1. Ketapang Indah Hotel: Pilihan Strategis dengan Akses Multidestinasi

Ketapang Indah Hotel adalah pilihan bijak bagi wisatawan yang ingin memaksimalkan waktu dengan mengunjungi beragam objek wisata alam Banyuwangi, baik yang berlokasi di wilayah utara maupun selatan.

Terletak di Jalan Gatot Subroto, Kalipuro, hotel bintang 4 ini berada di posisi yang sangat strategis. Kamu memiliki akses mudah ke Pelabuhan Ketapang (gerbang ke Bali), sekaligus menjadi titik awal yang baik untuk menuju kawasan hutan di selatan seperti Taman Nasional Alas Purwo (sekitar 2-3 jam perjalanan) atau kawasan hutan di utara/barat seperti De Djawatan dan Gunung Ijen. Posisinya yang tidak terlalu masuk ke pusat kota juga memberikan akses cepat ke jalan lintas selatan.

Setelah seharian trekking atau menjelajah hutan, fasilitas hotel akan sangat berarti. Ketapang Indah Hotel menawarkan kolam renang outdoor yang luas untuk relaksasi otot, spa dan pijat untuk melelah lelah, serta kamar-kamar yang didesain nyaman dengan beberapa pilihan memiliki bathtub. Teras dan area taman hijau juga tersedia untuk sekadar menghirup udara segar.

Pilihan ideal untuk perjalanan keluarga atau grup yang mengutamakan kenyamanan dan kepraktisan. Cocok bagi Anda yang ingin menggabungkan trip ke Banyuwangi dengan kunjungan ke Bali.

2. Aston Banyuwangi Hotel & Conference Center

Bagi yang menyukai dinamika kota namun tetap ingin mudah menjangkau destinasi alam, Aston Banyuwangi Hotel & Conference Center adalah jawabannya. Hotel ini menawarkan kemudahan akses ke fasilitas perkotaan setelah seharian berpetualang.

Berlokasi di Jalan Brawijaya, tepat di pusat pemerintahan dan bisnis Kota Banyuwangi. Dari sini, dapat dengan mudah menemukan restoran, kafe, pasar oleh-oleh, dan pusat perbelanjaan. Akses ke lokasi seperti De Djawatan (sekitar 30 menit) dan persiapan menuju Gunung Ijen juga relatif mudah. Hotel ini sering menjadi basecamp bagi peserta tur Ijen Midnight.

Sebagai hotel bintang 4, fasilitasnya lengkap untuk kebutuhan bisnis-leisure. Terdapat kolam renang outdoor, restoran in-house yang menyajikan hidangan lokal dan internasional, serta ruang pertemuan. Kamarnya modern, bersih, dan dilengkapi dengan fasilitas standar hotel bintang seperti WiFi cepat, AC, dan TV kabel.

Cocok untuk wisatawan blended yang ingin menikmati petualangan alam di siang hari dan kehidupan kota di malam hari. Juga tepat untuk perjalanan yang menggabungkan wisata dan pekerjaan (bleisure).

3. eL Hotel Banyuwangi

eL Hotel Banyuwangi berhasil menawarkan konsep smart hospitality, di mana kualitas pelayanan dan fasilitas yang baik diberikan dengan nilai yang sangat kompetitif. Pilihan best value for money untuk akomodasi modern.

Berada di Jalan Raya Jember (arah barat kota), hotel ini memberikan suasana yang lebih tenang dibandingkan hotel di pusat kota, namun masih dalam jangkauan yang mudah. Lokasinya strategis untuk menuju kawasan hutan di barat Banyuwangi seperti Alas Gumitir, Hutan Pinus Songgon, dan Rowo Bayu.

Meskipun berharga terjangkau, eL Hotel tidak mengorbankan kenyamanan utama. Tamu dapat menikmati kolam renang outdoor (bahkan ada kolam anak), restoran, dan kamar yang fungsional dengan desain kontemporer. Fasilitas seperti WiFi gratis di seluruh area dan laundry service menjadi nilai tambah yang sangat praktis bagi wisatawan.

Pilihan sempurna untuk wisatawan muda (backpacker atau flashpacker), pasangan, atau keluarga yang menginginkan akomodasi bersih, nyaman, dan modern tanpa harus membayar mahal. Budget yang dihemat bisa dialokasikan untuk aktivitas wisata atau kuliner.

4. Homestay Desa Kemiren

Untuk pengalaman yang benar-benar berbeda dan mendalam, tinggallah di Homestay Desa Kemiren. Ini bukan sekadar tempat menginap, melainkan jalan masuk langsung untuk memahami jantung budaya Banyuwangi, yaitu Suku Osing.

Desa Kemiren adalah desa adat Osing yang terjaga. Menginap di homestay milik warga berarti Anda akan tinggal di dalam rumah adat Osing tradisional, merasakan keramahan keluarga setempat, menyantap makanan rumah khas Osing, dan mungkin terlibat dalam aktivitas sehari-hari mereka. Di malam hari, suasana desa yang hening dan bersahaja sangat kontras dengan keramaian kota.

Dari sini, bisa dengan mudah mengikuti workshop membatik khas Osing, menyaksikan tarian Gandrung, atau sekadar bersepeda keliling desa melihat arsitektur tradisional dan ladang tembakau. Lokasinya juga relatif dekat untuk menuju Gunung Ijen (sekitar 1.5 jam).

Pilihan wajib bagi cultural traveler, peneliti, atau siapa pun yang ingin melampaui wisata biasa dan mendapatkan cerita perjalanan yang unik. Sangat mendukung ekonomi masyarakat lokal secara langsung.

5. Pondok Wisata dekat Alas Purwo

Jika tujuan utama adalah mendalami Taman Nasional Alas Purwo, maka menginap di pondok wisata atau guest house di sekitar kawasan taman nasional adalah keputusan terbaik. Pengalaman ini tidak bisa ditukar dengan hotel manapun.

Bayangkan bangun pagi dengan kicauan burung eksotis, desau angin dari hutan bambu, dan udara pagi yang sangat bersih. Beberapa pondok bahkan memiliki view langsung ke hutan. Anda akan menghemat waktu perjalanan pagi yang berharga untuk langsung masuk ke taman nasional saat suasana masih segar dan satwa lebih aktif.

Pondok-pondok ini biasanya dikelola oleh warga atau mantan pegawai taman nasional. Mereka adalah sumber informasi terbaik tentang jalur trekking, kondisi terkini, dan cerita-cerita tentang Alas Purwo. Suasana akrab antar tamu yang sama-sama pencinta alam juga sering terjalin.

Wajib bagi pecinta alam sejati, fotografer wildlife, dan pendaki yang ingin merasakan total immersion di alam Alas Purwo. Fasilitas mungkin sederhana (kamar dasar, mandi biasa, listrik terbatas), namun pengalaman dan kedekatan dengan alamnya tak ternilai. Pastikan booking jauh-jauh hari, terutama di musim liburan.

Pertimbangan Memilih:

  • Untuk Efisiensi & Kenyamanan: Pilih Ketapang Indah atau Aston Banyuwangi.
  • Untuk Budget Terjangkau & Modern: eL Hotel Banyuwangi adalah pilihan tepat.
  • Untuk Pengalaman Budaya: Homestay Desa Kemiren tidak ada duanya.
  • Untuk Total Immersion Alam: Pondok di Alas Purwo adalah pengalaman puncak.

Dengan memilih penginapan yang sesuai dengan tujuan dan gaya perjalanan, petualangan wisata hutan Banyuwangi akan menjadi lebih menyenangkan, efisien, dan berkesan mendalam.

Bagikan artikel Wisata Banyuwangi Hutan kepada teman-teman pencinta alam, dan mulailah menyusun itinerary untuk menjelajahi keajaiban hutan Banyuwangi. Setiap kunjungan yang bertanggung jawab adalah investasi untuk masa depan ekosistem kita.

Baca juga:

Scroll to Top