Dalam era digital yang semakin maju seperti sekarang, teknologi telah membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Salah satu dampak tersebut adalah dalam hal interaksi sosial dan perilaku online. Namun, dengan kemajuan teknologi juga datanglah risiko baru, salah satunya adalah cyberstalking.
Pengertian Cyberstalking
Cyberstalking adalah tindakan memata-matai, menguntit, atau bahkan melecehkan seseorang secara online. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan berbagai media online seperti email, media sosial, chat room, atau platform online lainnya. Yang membuat cyberstalking berbeda dari penguntitan konvensional adalah cara pelakunya menggunakan teknologi internet untuk melancarkan tindakannya.
Mengapa Orang Melakukan Cyberstalking?
Berikut ini beberapa alasan umum yang dapat memicu terjadinya cyberstalking.
1. Motif Kepuasan Pribadi
Salah satu alasan umum di balik cyberstalking adalah motif pribadi dari pelakunya. Beberapa orang mungkin merasa puas dengan mengganggu atau meresahkan orang lain secara online. Mereka mungkin mencari perasaan dominasi atau kekuasaan atas korban. Motif ini seringkali muncul karena pelaku merasa puas secara emosional atau psikologis dari tindakan mereka.
2. Memiliki Dendam Pribadi
Dendam pribadi merupakan alasan umum lainnya dari cyberstalking. Seseorang yang merasa telah dianiaya, disakiti, atau dikhianati oleh korban dalam kehidupan nyata mungkin merasa perlu untuk membalas dendam secara online. Mereka dapat menggunakan berbagai cara, termasuk menyebar informasi pribadi atau merencanakan serangan siber terhadap korban.
3. Mencemarkan Nama Baik
Seseorang atau Organisasi juga sering kali terjadi ketika pelaku memiliki niat untuk merusak nama baik seseorang atau organisasi tertentu. Mereka dapat menyebar informasi palsu atau merendahkan citra korban dengan tujuan merusak reputasinya di mata publik. Motif ini bisa terkait dengan dendam pribadi, persaingan bisnis, atau bahkan tujuan politik.
Dampak Cyberstalking Bagi Korban
Dalam bagian ini, kita akan membahas empat dampak utama yang sering dialami oleh individu yang menjadi korban:
1. Ketidaknyamanan dan Rasa Takut
Korban cyberstalking seringkali hidup dalam ketidaknyamanan dan rasa takut. Mereka tahu bahwa pelaku selalu mengawasi secara online, yang dapat menciptakan perasaan tidak aman. Mereka mungkin merasa terancam, bahkan ketika beraktivitas sehari-hari di dunia maya.
Ketidaknyamanan ini dapat memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup korban. Mereka mungkin merasa terbatas dalam aktivitas online dan merasa terbebani oleh kehadiran pelaku cyberstalking yang mengintai setiap langkah mereka.
2. Gangguan Psikologis
Salah satu dampak paling serius dari cyberstalking adalah gangguan psikologis yang dialami oleh korban. Mereka sering mengalami tingkat stres, kecemasan, bahkan depresi yang tinggi. Korban hidup dalam ketakutan konstan karena ancaman dan pelecehan yang mereka terima dari pelaku cyberstalking.
Gangguan psikologis ini dapat berdampak besar pada kesejahteraan mental korban. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, perubahan perilaku, dan merasa terisolasi dari teman dan keluarga. Dalam beberapa kasus, korban bahkan bisa mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) karena pengalaman traumatis yang mereka alami.
3. Gangguan Hubungan Sosial
Cyberstalking dapat merusak hubungan sosial korban. Mereka mungkin menjadi lebih waspada dalam berinteraksi dengan orang lain secara online karena takut pelaku cyberstalking akan mencoba menguntit atau mengganggu teman-teman dan keluarga mereka. Mereka juga mungkin merasa malu atau tertutup tentang pengalaman mereka, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk berbagi dan terhubung dengan orang lain.
Gangguan hubungan sosial ini dapat menyebabkan isolasi sosial, ketidaknyamanan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan perasaan kesepian yang mendalam. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
4. Kerugian Finansial
Cyberstalking juga dapat menyebabkan kerugian finansial bagi korban. Jika pelaku berhasil mencuri informasi pribadi korban, seperti data keuangan atau informasi kartu kredit, korban dapat mengalami kerugian finansial yang signifikan. Mereka mungkin harus menghadapi biaya untuk memperbaiki atau memulihkan akun mereka yang telah diretas.
Selain itu, beberapa pelaku cyberstalking juga dapat mencoba merampas aset finansial korban atau merusak reputasi finansial mereka dengan menyebarkan informasi palsu. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang sulit diatasi dan mengganggu stabilitas keuangan korban.
Cara Menghindari Cyberstalking
Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya menghindari risiko cyberstalking, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinannya.
1. Berhati-hati dengan Situs Kencan Online
Jika Anda sering menggunakan situs kencan online, waspadalah terhadap kemungkinan risiko. Beberapa situs kencan online bisa menjadi tempat bagi beberapa individu yang berniat melakukan kejahatan cyberstalking. Sebelum menggunakan situs tersebut, pastikan untuk melakukan penelitian dan berhati-hati dalam berinteraksi dengan pengguna lainnya.
2. Berhati-hati Saat Menggunakan WiFi Publik
Jika memang diperlukan untuk menggunakan jaringan WiFi publik, pertimbangkan untuk menggunakan jaringan virtual private network (VPN). Hindari mengakses akun perbankan atau melakukan transaksi online melalui WiFi publik, karena informasi sensitif seperti ini rentan terhadap tindak kejahatan cyberstalking.
3. Menjaga Jejak Digital
Pastikan untuk menjaga jejak digital Anda agar tetap aman. Hindari menggunakan nama lengkap Anda secara online, dan hindari juga menggunakan lokasi saat memposting foto atau video di media sosial. Langkah-langkah ini membantu meningkatkan keamanan data pribadi Anda.
Contoh Cyberstalking
Seorang pria bernama Bams mengalami cyberstalking oleh mantan pacarnya, Gege. Setelah putus, Gege terus menguntit Bams secara online dengan mengirimkan pesan-pesan yang mengancam dan melecehkannya melalui media sosial dan email. Gege juga mencari informasi pribadi Bams secara online dan menggunakan informasi tersebut untuk mengintimidasi Bams.
Bams merasa sangat terganggu dan takut dengan perilaku Gege. Dia merasa tidak aman dan cemas setiap kali menggunakan media sosial atau email. Bams akhirnya melaporkan kasus ini ke pihak berwenang dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi dirinya dari yang dilakukan oleh Gege.
Kasus ini adalah contoh nyata bagaimana cyberstalking dapat memberikan dampak yang serius bagi korban. Penting untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari ancaman tersebut. Untuk nama pemeran hanya kiasan belaka, jangan dianggap serius looh.
Baca juga:
- Cyber Security Adalah: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contoh
- Apa itu Kecerdasan Buatan (AI)? Manfaat, Cara Kerja, dan Jenis
- Perbedaan GUI dan CLI
- Pengertian dan 6 Perbedaan UI dan UX Design
Referensi
- Wilson, C., Sheridan, L., & Garratt-Reed, D. (2022). What is cyberstalking? A review of measurements. Journal of interpersonal violence, 37(11-12), NP9763-NP9783.
- Short, E., Guppy, A., Hart, J. A., & Barnes, J. (2015). The impact of cyberstalking. Studies in Media and Communication, 3(2), 23-37.
- Dreßing, H., Bailer, J., Anders, A., Wagner, H., & Gallas, C. (2014). Cyberstalking in a large sample of social network users: Prevalence, characteristics, and impact upon victims. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 17(2), 61-67.