Manfaat Telur Puyuh untuk Anak – Telur puyuh mungkin berukuran mini, namun jangan salah, kandungan nutrisinya sangatlah maksimal. Telur yang sering dijadikan pelengkap soto atau sate ini ternyata menyimpan segudang manfaat untuk anak yang sayang sekali untuk dilewatkan. Dengan bentuknya yang kecil dan coraknya yang unik, telur puyuh seringkali lebih menarik perhatian Si Kecil dibandingkan telur ayam biasa.
Meskipun ukurannya hanya sebesar buah kelengkeng, telur puyuh adalah powerbank nutrisi sejati. Telur puyuh mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, antara lain:
- Protein berkualitas tinggi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
- Beragam vitamin, seperti Vitamin A, Vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), Vitamin B12, dan Kolin.
- Mineral esensial, seperti Zat Besi, Zinc, dan Folat.
- Lemak sehat, termasuk kolesterol baik (HDL) yang penting untuk perkembangan otak.
Yang menakjubkan, beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa secara proporsional, telur puyuh memiliki kandungan zat besi dan potasium yang lebih tinggi dibandingkan telur ayam. Ini membuat manfaat telur puyuh untuk anak menjadi semakin tidak terbantahkan.
7 Manfaat Telur Puyuh untuk Anak
Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai manfaat telur puyuh untuk anak yang didukung oleh kandungan nutrisinya.
1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dan Kekebalan Anak
Salah satu manfaat telur puyuh untuk anak yang paling dicari adalah kemampuannya dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Kombinasi protein, vitamin A, zinc, dan zat besi bekerja sinergis untuk memperkuat “benteng” pertahanan anak. Protein diperlukan untuk membangun antibodi, sementara zinc dan vitamin A membantu sel-sel imun bekerja lebih efektif. Dengan konsumsi rutin, si Kecil menjadi lebih kebal terhadap serangan virus dan bakteri penyebab penyakit, seperti flu dan batuk.
2. Mempertajam dan Menjaga Kesehatan Penglihatan
Di era digital dimana anak-anak sering terpapar layar gadget, kesehatan matanya perlu perhatian ekstra. Manfaat telur puyuh untuk anak yang satu ini berasal dari kandungan vitamin A dan kolin yang tinggi. Kedua nutrisi ini memainkan peran krusial dalam menutrisi mata, melindungi kornea, dan mendukung kesehatan retina. Vitamin A adalah komponen kunci dalam rhodopsin, protein yang memungkinkan mata melihat dalam kondisi cahaya rendah. Dengan penglihatan yang tajam, proses belajar dan bermain anak pun menjadi lebih optimal.
3. Sumber Energi untuk Aktivitas Sehari-hari
Anak-anak memiliki segudang aktivitas yang membutuhkan energi besar. Kelompok vitamin B (B1, B2, B12) yang ada dalam telur puyuh berperan sebagai koenzim yang membantu sel-sel tubuh mengubah makanan menjadi energi. Selain itu, kandungan protein dan lemak sehatnya juga menjadi sumber energi tambahan yang stabil. Memberikan sarapan dengan telur puyuh dapat memastikan Si Kecil tetap berenergi dan bersemangat sepanjang hari untuk belajar dan mengeksplorasi lingkungannya.
4. Mendukung Perkembangan dan Kecerdasan Otak
Otak anak berkembang dengan sangat pesat di tahun-tahun pertama kehidupannya. Telur puyuh kaya akan kolin, sebuah nutrisi vital yang berperan dalam pembentukan neurotransmiter asetilkolin, yang penting untuk fungsi memori, belajar, dan konsentrasi. Asupan kolin yang cukup dikaitkan dengan peningkatan kecerdasan dan daya ingat. Ditambah dengan protein dan lemak sehat yang merupakan bahan baku pembangun sel otak, telur ini benar-benar makanan super untuk otak Si Kecil.
5. Membantu Menambah Berat Badan Secara Sehat
Bagi orang tua yang memiliki anak dengan berat badan di bawah rata-rata, telur puyuh bisa menjadi solusi. Sebagai sumber protein dan lemak yang sangat baik, konsumsinya dapat membantu meningkatkan massa otot dan berat badan secara sehat. Protein berperan penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, sementara lemak menyediakan energi yang padat kalori. Dalam 1 butir telur puyuh (sekitar 9 gram) terkandung approximately 14 kalori yang dapat berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan energi harian anak.
6. Mencegah Anemia dengan Meningkatkan Sel Darah Merah
Anemia defisiensi besi adalah masalah kesehatan yang cukup umum pada anak-anak di Indonesia. Gejalanya bisa berupa lemas, pucat, dan sulit berkonsentrasi. Manfaat telur puyuh untuk anak yang berikutnya adalah mencegah kondisi ini. Kandungan zat besi dan folat di dalamnya berperan sentral dalam pembentukan sel darah merah dan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Dengan kadar hemoglobin yang normal, anak akan terhindar dari anemia dan tumbuh dengan lebih aktif dan ceria.
7. Melindungi Tubuh dari Radikal Bebas dan Penyakit Kronis
Kuning telur puyuh mengandung antioksidan kuat seperti lutein dan zeaxanthin. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis kedua zat ini, sehingga harus diperoleh dari makanan. Antioksidan ini berperan dalam menetralisir radikal bebas yang dapat merusak sel, sehingga membantu mencegah penyakit kronis di kemudian hari. Selain itu, sekitar 60% lemak dalam telur puyuh adalah lemak HDL atau “kolesterol baik” yang dapat membantu melawan efek kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Berapa Banyak dan Bagaimana Menyajikannya?
Agar manfaat telur puyuh untuk anak bisa dirasakan optimal tanpa menimbulkan efek samping, perhatikan panduan porsi dan penyajian berikut:
- Usia 6 – 12 bulan:Â 1 butir per hari. Saat pertama kali memperkenalkan, haluskan telur rebus dan campurkan dengan bubur MPASI untuk memastikan teksturnya aman.
- Usia 1 tahun ke atas:Â 2 butir per hari. Seiring dengan kemampuan mengunyah yang meningkat, Bunda bisa menyajikannya dengan memotongnya menjadi dua atau empat bagian.
Tips Penyajian:
- Selalu rebus telur puyuh hingga benar-benar matang untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri.
- Olah menjadi variasi menu yang disukai anak, seperti sate telur puyuh, sup dengan telur puyuh, semur telur puyuh, atau dicampur dalam tumisan sayuran.
- Pastikan anak juga mengonsumsi bagian kuning telur, karena di situlah sebagian besar nutrisi seperti kolin dan lutein berada.
Jadi, jangan ragu lagi untuk menjadikan telur puyuh sebagai bagian dari menu sehat keluarga. Selamat mencoba!
Baca juga:
- 20 Manfaat Gula Merah untuk Kesehatan
- Apakah Manfaat Bersepeda untuk Pria? Antara Mitos dan Fakta
- Alternatif Sehat dengan 5 Manfaat Daun Seledri untuk Ginjal
- Cara Mengolah dan 10 Manfaat Daun Salam untuk Wanita
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah telur puyuh aman untuk bayi di bawah 1 tahun?
Ya, aman, asalkan diberikan setelah bayi berusia 6 bulan dan sudah mulai MPASI. Pastikan telur dimasak hingga matang sempurna dan disajikan dengan tekstur yang sesuai (dihaluskan) untuk mencegah risiko tersedak dan infeksi bakteri.
2. Mana yang lebih sehat, telur puyuh atau telur ayam?
Keduanya sangat sehat. Perbandingannya seperti ini: gram per gram, telur puyuh mengandung lebih banyak zat besi, vitamin B12, dan kolin dibandingkan telur ayam. Namun, karena ukurannya kecil, butuh lebih banyak butir telur puyuh untuk menyamai berat satu butir telur ayam. Intinya, kedua telur ini bisa saling melengkapi dalam menu makanan anak.
3. Apakah telur puyuh menyebabkan alergi?
Sama seperti telur ayam, telur puyuh berpotensi menimbulkan alergi, terutama pada anak dengan riwayat alergi makanan. Reaksi alergi biasanya dipicu oleh protein dalam putih telur. Jika anak alergi telur ayam, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memberinya telur puyuh. Perkenalkan secara bertahap dan awasi tanda-tanda alergi seperti ruam merah, gatal, atau bengkak.
4. Bisakah anak makan telur puyuh setiap hari?
Bisa, selama dalam porsi yang dianjurkan sesuai usianya. Kunci dari pemberian makanan apa pun adalah variasi dan keseimbangan. Meski kaya gizi, pastikan anak juga mendapatkan nutrisi dari sumber lain seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan.
5. Bagaimana cara memilih dan menyimpan telur puyuh yang baik?
Pilih telur dengan cangkang yang bersih, tidak retak, dan berwarna cerah. Sebelum diolah, cuci bersih cangkangnya. Simpan telur puyuh di kulkas untuk menjaga kesegarannya lebih lama.
Referensi
- Abeyrathne, E. D. N. S., Lee, H. Y., & Ahn, D. U. (2013). Egg white proteins and their potential use in food processing or as nutraceutical and pharmaceutical agents—A review. Poultry Science, 92(12), 3292–3299. https://doi.org/10.3382/ps.2013-03391
- Alagawany, M., Abd El-Hack, M. E., Farag, M. R., Tiwari, R., Dhama, K., & Karthik, K. (2016). Nutritional, healthical and therapeutic efficacy of black cumin (Nigella sativa) in animals, poultry and humans. International Journal of Pharmacology, 12(3), 232-248. https://doi.org/10.3923/ijp.2016.232.248
- Blesso, C. N. (2015). Egg phospholipids and cardiovascular health. Nutrients, 7(4), 2731–2747. https://doi.org/10.3390/nu7042731
- Kovacs-Nolan, J., Phillips, M., & Mine, Y. (2005). Advances in the value of eggs and egg components for human health. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 53(22), 8421–8431. https://doi.org/10.1021/jf050964f
- Réhault-Godbert, S., Guyot, N., & Nys, Y. (2019). The golden egg: Nutritional value, bioactivities, and emerging benefits for human health. Nutrients, 11(3), 684.
https://doi.org/10.3390/nu11030684 - Zeisel, S. H. (2017). Choline: Critical role during fetal development and dietary requirements in adults. Annual Review of Nutrition, 26, 229–250.
https://doi.org/10.1146/annurev.nutr.26.061505.111156




