Kandungan dan 9 Manfaat Jamu Beras Kencur

Manfaat Jamu Beras Kencur

Manfaat Jamu Beras Kencur – Jamu beras kencur, sebuah warisan budaya yang kaya dari Indonesia, telah lama dikenal sebagai minuman herbal dengan segudang manfaat kesehatan. Terbuat dari campuran beras dan kencur, jamu ini tidak hanya menawarkan rasa yang khas tetapi juga beragam khasiat yang mampu menjaga kesehatan tubuh.

Di masa lalu, jamu beras kencur sering dibuat oleh para nenek moyang kita dan diwariskan dari generasi ke generasi. Proses pembuatannya yang sederhana namun kaya akan manfaat menjadikan jamu ini populer di kalangan masyarakat tradisional hingga modern.

Kandungan Nutrisi dalam Jamu Beras Kencur

Manfaat Jamu Beras Kencur

Jamu beras kencur mengandung berbagai nutrisi penting yang baik untuk tubuh. Beberapa kandungan utama yang terdapat dalam jamu beras kencur antara lain:

  • Kalsium
  • Kalium
  • Fosfor
  • Flavonoid
  • Magnesium
  • Zat Besi
  • Mangan
  • Seng
  • Vitamin B1
  • Vitamin C
  • Vitamin E

Manfaat Jamu Beras Kencur untuk Kesehatan

Berikut ini beberapa manfaat jamu beras kencur untuk kesehatan.

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Sistem imun adalah garda terdepan tubuh. Kandungan flavonoid dan polifenol dalam kencur bertindak sebagai antioksidan potens yang menangkal radikal bebas—molekul tidak stabil yang merusak sel, mempercepat penuaan, dan melemahkan imunitas.

Radikal bebas dari polusi, sinar UV, dan stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan sel (stress oksidatif). Antioksidan dalam beras kencur mendonasikan elektron untuk menetralisir radikal bebas ini, sehingga sel-sel imun seperti limfosit dan makrofag dapat berfungsi optimal.

Tubuh menjadi lebih kebal terhadap infeksi virus, bakteri, dan penyakit umum seperti flu dan batuk. Konsumsi rutin jamu ini, terutama di musim pancaroba, dapat menjadi strategi pencegahan yang alami.

2. Menurunkan Risiko Kanker

Riset modern mulai mengungkap potensi kencur sebagai agen antikanker pendamping. Antioksidan (flavonoid, fenolik, dan kurkuminoid) melindungi inti sel (DNA) dari mutasi yang dipicu radikal bebas, yang merupakan langkah awal perkembangan kanker.

Studi in vitro dan pada hewan uji menunjukkan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat (turunan asam sinamat) dalam kencur mampu:

  • Menginduksi Apoptosis: Memerintahkan sel kanker untuk “bunuh diri”.
  • Menghambat Angiogenesis: Memutus suplai makanan tumor dengan mencegah pembentukan pembuluh darah baru di sekitar jaringan kanker.
  • Menghambat Metastasis: Memperlambat penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain.

3. Solusi Alami untuk Gangguan Pencernaan dan Maag

Kencur adalah karminatif alami (peluruh angin) yang sangat efektif. Senyawa sinamoat dan etil sinnamat bersifat antispasmodik, merilekskan otot polos dinding lambung dan usus yang kejang, sehingga meredakan kram, nyeri, dan perut kembung. Sifat antiradang-nya mengurangi iritasi pada dinding lambung.

Beras yang direndam dan dihaluskan memberikan efek demulcent, yaitu melapisi dan menenangkan selaput lendir lambung yang meradang. Karbohidrat kompleksnya mudah dicerna dan tidak memicu produksi asam lambung berlebih.

Kombinasi ini menjadikan jamu beras kencur sangat cocok untuk penderita dispepsia, gastritis, dan GERD ringan.

4. Mengatasi Jerawat dan Mencerahkan Kulit

Peradangan dan infeksi bakteri adalah biang kerok jerawat. Sifat antiradang kencur mengurangi kemerahan dan bengkak pada jerawat. Efek antibakteri ringannya membantu melawan Propionibacterium acnes, bakteri pemicu jerawat.

Vitamin C dan E yang terkandung merangsang sintesis kolagen, meningkatkan elastisitas kulit, dan mempercepat penyembuhan luka jerawat serta memudarkan hiperpigmentasi (bekas jerawat). Penggunaan topikal (dioleskan) maupun konsumsi oral sama-sama bermanfaat.

5. Meredakan Batuk Berdahak dan Hidung Tersumbat

Jamu ini adalah obat tradisional andalan untuk batuk dan pilek. Membantu mengencerkan dahak (lendir) yang kental di tenggorokan dan saluran napas, membuatnya lebih mudah dikeluarkan. Kandungan minyak atsiri seperti borneol dan kamfen dalam kencur memberikan efek hangat dan membantu melegakan hidung tersumbat serta sinusitis.

6. Membantu Pemulihan Luka Pasca Persalinan

Dalam budaya Jawa, jamu beras kencur adalah bagian dari ritual perawatan pascamelahirkan. Ramuan ini memberikan energi dari karbohidrat beras dan menghangatkan tubuh.

Sifat analgesik (pereda nyeri) ringan dari kencur membantu meredakan pegal-pegal dan nyeri otot pascapersalinan. Antioksidan mendorong perbaikan jaringan dan sel yang rusak selama proses melahirkan, baik normal maupun caesar.

7. Menjaga Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah

Kesehatan kardiovaskular sangat bergantung pada pola makan dan gaya hidup. Kandungan fitosterol dalam ramuan ini bersaing dengan kolesterol dalam proses penyerapan di usus, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Kalium yang terkandung dalam kencur membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, serta merelaksasi pembuluh darah, sehingga berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Antioksidan mencegah oksidasi kolesterol LDL, yang merupakan langkah kunci dalam pembentukan plak (aterosklerosis) yang menyumbat arteri.

8. Merangsang Nafsu Makan Anak

Rasa hangat dan aroma khas kencur merangsang produksi air liur dan enzim pencernaan, menciptakan sensasi lapar. Senyawa dalam kencur bekerja pada pusat lapar di hipotalamus otak. Meski bukti ilmiahnya masih terbatas, pengalaman empiris selama ratusan tahun menunjukkan keefektifannya.

9. Menjaga Kadar Gula Darah Normal

Bagi penderita diabetes atau pradiabetes, jamu ini bisa menjadi pilihan yang baik. Kurkuminoid dalam kencur terbukti dalam beberapa penelitian dapat mengurangi resistensi insulin, sehingga sel-sel tubuh dapat lebih efisien menggunakan glukosa dalam darah. Serat dari beras memperlambat pengosongan lambung dan pencernaan karbohidrat, mencegah lonjakan gula darah yang tajam setelah makan.

Cara Membuat Jamu Beras Kencur di Rumah

Membuat jamu beras kencur sendiri di rumah sangat mudah dan bahan-bahannya pun mudah didapat. Berikut ini adalah resep sederhana untuk membuat jamu beras kencur:

Bahan-bahan:

  • 100 gr kencur, kupas dan cuci bersih
  • 50 gr beras, rendam 2 jam hingga lunak
  • 1 liter air
  • Secukupnya gula aren atau madu
  • Sejumput garam
  • Opsional: 1 ruas jahe, 2 lembar daun pandan

Cara Membuat:

  • Blender kencur, beras yang sudah direndam, dan air hingga halus.
  • Saring campuran menggunakan kain katun tipis untuk mendapatkan ekstraknya.
  • Rebus ekstrak tersebut dengan gula aren dan garam sambil diaduk hingga mendidih dan sedikit mengental.
  • Angkat dan biarkan dingin. Jamu siap disajikan hangat atau dingin.

Peringatan dan Kontraindikasi

Meski alami, konsumsi jamu beras kencur harus bijak:

  • Ibu hamil, sebaiknya dihindari karena kencur memiliki efek emmenagogue (merangsang aliran darah di rahim).
  • Kandungan kaliumnya perlu diperhatikan jika memiliki masalah ginjal berat.
  • Berpotensi berinteraksi dengan pengencer darah, obat diabetes, dan obat tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika sedang dalam pengobatan rutin.
  • Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung pada sebagian orang.

Jamu beras kencur adalah warisan budaya yang nilainya setara dengan superfood modern. Ia menawarkan pendekatan holistik untuk kesehatan, mulai dari meningkatkan imunitas, melindungi jantung, hingga merawat kecantikan kulit. Meskipun penelitian klinis pada manusia masih perlu dikembangkan, bukti empiris dan studi praklinis yang ada sangat menjanjikan. Integrasikan jamu ini ke dalam gaya hidup sehat sebagai langkah preventif dan promotif untuk menuju hidup yang lebih prima.. Semoga informasi tentang manfaat jamu beras kencur untuk kesehatan tubuh ini dapat berguna, terimakasih.

Baca juga:

Referensi

  1. Chen, I.-N., Chang, C.-C., Ng, C.-C., Wang, C.-Y., Shyu, Y.-T., & Chang, T.-L. (2008). Antioxidant and Antimicrobial Activity of Zingiberaceae Plants in Taiwan. Plant Foods for Human Nutrition, *63*(1), 15–20. https://doi.org/10.1007/s11130-007-0063-7
  2. Sulaiman, M. R., Perimal, E. K., Akhtar, M. N., Mohamad, A. S., Khalid, M. H., Tasrip, N. A., … & Israf, D. A. (2020). Anti-inflammatory effect of zerumbone on acute and chronic inflammation models in mice. Fitoterapia, *81*(7), 855-858. https://doi.org/10.1016/j.fitote.2010.05.009
  3. Srivastava, S., Misra, A., Mishra, P., Shukla, P., & Kumar, M. (2019). Aromatic ginger (Kaempferia galanga L.) extracts with ameliorative and protective potential as a functional food, beyond its flavor and nutritional benefits. Toxicology Reports, *6*, 521–528. https://doi.org/10.1016/j.toxrep.2019.05.014
  4. Tewtrakul, S., & Subhadhirasakul, S. (2020). Anti-allergic activity of some selected plants in the Zingiberaceae family. Journal of Ethnopharmacology, *109*(2), 535-538. https://doi.org/10.1016/j.jep.2006.08.010
  5. Jantan, I., Yassin, M. S. M., Chin, C. B., Chen, L. L., & Sim, N. L. (2003). Antifungal Activity of the Essential Oils of Nine Zingiberaceae Species. Pharmaceutical Biology, *41*(5), 392–397. https://doi.org/10.1076/phbi.41.5.392.15941
  6. Oon, S. F., Nallappan, M., Tee, T. T., Shohaimi, S., Kassim, N. K., & Saat, N. (2015). Xanthorrhizol: A Review of Its Pharmacological Activities and Anticancer Properties. Cancer Cell International, *15*, 100. https://doi.org/10.1186/s12935-015-0255-4
  7. Sae-Wong, C., Matsuda, H., Tewtrakul, S., Tansakul, P., Nakamura, S., Nomura, Y., & Yoshikawa, M. (2011). Suppressive Effects of Methoxyflavonoids Isolated from Kaempferia parviflora on inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) Expression in RAW 264.7 Cells. Journal of Ethnopharmacology, *136*(3), 488–495. https://doi.org/10.1016/j.jep.2011.01.013
  8. Umar, M. I., Asmawi, M. Z., Sadikun, A., Atangwho, I. J., Yam, M. F., Altaf, R., & Ahmed, A. (2012). Bioactivity-Guided Isolation of Ethyl-p-methoxycinnamate, an Anti-inflammatory Constituent, from Kaempferia galanga L. Extracts. Molecules, *17*(7), 8720–8734. https://doi.org/10.3390/molecules17078720
  9. Jantan, I., Yassin, M. S. M., Chin, C. B., Chen, L. L., & Sim, N. L. (2020). Antifungal activity of the essential oils of nine Zingiberaceae species. Pharmaceutical Biology, *41*(5), 392-397. https://doi.org/10.1076/phbi.41.5.392.15941
  10. Wang, L., Huang, Y., Yin, G., Wang, J., Wang, P., Chen, Z., & Wang, X. (2021). Kaempferia galanga L.: Progresses in phytochemistry, pharmacology, toxicology and ethnomedicinal uses. Frontiers in Pharmacology, *12*, 675350. https://doi.org/10.3389/fphar.2021.675350
Scroll to Top