Buah Penurun Panas – Kita pasti pernah merasakan hari-haru di mana tubuh terasa berat, kepala pening, dan kulit terhangat saat disentuh. Ya, itulah demam. Saat suhu tubuh melampaui 38 derajat Celsius, yang terbayang adalah ingin cepat-cepat berbaring dan sembuh. Banyak yang langsung mencari obat, tapi tahukah Anda bahwa alam sebenarnya menyediakan sekutu yang powerful untuk membantu proses pemulihan? Ya, buah-buahan tertentu bisa menjadi pilihan cerdas untuk mendampingi pengobatan utama.
Pertanyaan seperti “Buah apa saja yang bisa menurunkan demam?” atau “Makan apa biar demam cepat turun?” seringkali terlintas. Jawabannya tidak sesederhana “makan ini, demam langsung hilang.” Peran buah-buahan ini lebih pada memberikan dukungan nutrisi, hidrasi, dan kekuatan pada sistem imun kita yang sedang sibuk melawan infeksi. Mari kita jelajahi buah-buah penurun panas yang bisa menjadi pilihan.
Bagaimana Buah Bisa Membantu Saat Demam?
Demam bukanlah penyakit, melainkan gejala bahwa sistem kekebalan tubuh Anda sedang bekerja keras melawan penyusup seperti virus atau bakteri. Saat suhu tubuh meningkat, pertahanan alami tubuh justru menjadi lebih aktif. Jadi, tujuan kita bukan serta-merta “mematikan” demam, tetapi mendukung tubuh agar bisa melawan infeksi dengan lebih efektif dan mencegah komplikasi seperti dehidrasi.
Di sinilah peran makanan, termasuk buah-buahan, menjadi krusial. Buah penurun panas tidak bekerja seperti obat yang langsung menurunkan suhu tubuh dalam hitungan menit. Manfaatnya lebih kepada:
- Mengisi ulang cairan karena Demam menyebabkan penguapan cairan yang lebih cepat. Dehidrasi akan memperparah kondisi.
- Tubuh menghabiskan energi ekstra untuk melawan infeksi. Buah menyediakan gula alami yang mudah diubah menjadi energi.
- Vitamin, mineral, dan antioksidan dalam buah memperkuat sistem imun bagi sel-sel kekebalan tubuh.
Buah Penurun Panas dan Batuk
Ketika demam disertai batuk, pilihan buah yang tepat dapat membantu meredakan kedua gejala sekaligus. Berikut adalah daftar buah penurun panas dan batuk yang sangat disarankan:
1. Semangka
Kandungan airnya yang mencapai 92% membuatnya seperti “minuman” padat nutrisi. Mengonsumsi semangka adalah cara yang lezat untuk memenuhi kebutuhan cairan, mencegah dehidrasi, dan sekaligus mendapatkan asupan vitamin seperti A, C, dan B6.
Semangka juga mengandung likopen, antioksidan pemberi warna merah yang dikenal memiliki sifat anti-peradangan. Dengan membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, likopen dapat berkontribusi pada proses penurunan demam. Teksturnya yang lembut dan dingin juga sangat nyaman untuk tenggorokan yang mungkin ikut tidak enak badan.
2. Kelapa Muda (dan Air Kelapanya)
Air kelapa adalah sumber elektrolit alami seperti kalium, sodium, dan magnesium, yang sering terkuras saat tubuh berkeringat demam. Menjaga keseimbangan elektrolit sangat krusial untuk mencegah dehidrasi, yang justru bisa memperparah kondisi.
Selain itu, air kelapa mengandung glukosa alami yang memberikan suntikan energi cepat untuk tubuh yang sedang lemah. Yang tak kalah penting, adanya antioksidan membantu meredakan stres oksidatif dan mendukung sel-sel imun dalam pertempuran melawan penyebab infeksi. Jadi, meneguk air kelapa muda tidak hanya menyegarkan, tetapi juga aktif membantu tubuh menormalkan suhunya.
3. Jeruk dan Keluarga Sitrus Lainnya
Jawaban klasik untuk pertanyaan “Buah apa saja yang bisa menurunkan demam?” tentu saja jeruk. Alasannya jelas: Vitamin C. Nutrisi ini adalah pendongkrak sistem imun. Vitamin C merangsang produksi sel darah putih (limfosit dan fagosit), yang merupakan prajurit penjaga tubuh kita. Dengan pasukan yang lebih kuat dan banyak, tubuh dapat lebih efektif melawan virus atau bakteri penyebab demam.
Namun, bagi sebagian orang, rasa asam jeruk bisa kurang nyaman di perut atau tenggorokan. Solusinya, bisa memilih jeruk manis seperti jeruk pontianak, atau buah keluarga sitrus lainnya seperti lemon yang bisa diperas dan dicampur dengan air hangat dan sedikit madu. Madu sendiri memiliki sifat antimikroba, menjadikannya pasangan sempurna untuk buah penurun panas dan batuk.
4. Alpukat
Alpukat sebagai sumber energi yang sehat dan mudah dicerna. Berbeda dengan buah lain yang tinggi karbohidrat, alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal. Lemak baik ini tidak hanya memberikan kalori yang stabil, tetapi juga memiliki efek anti-peradangan.
Kandungan asam oleat dalam alpukat mirip dengan yang ditemukan dalam minyak zaitun, yang dikenal dapat mendukung fungsi kekebalan tubuh. Teksturnya yang lembut dan creamy membuatnya mudah dikonsumsi bahkan saat tenggorokan sedikit sakit. Alpukat bisa dihaluskan menjadi smoothie atau dimakan langsung dengan sendok, memberikan nutrisi padat tanpa membebani pencernaan.
5. Buah Beri
Stroberi, blueberry, raspberry, dan blackberry adalah pembangkit tenaga antioksidan. Buah-buahan kecil ini sarat dengan vitamin C dan berbagai senyawa antioksidan kuat seperti antosianin (pemberi warna biru dan ungu) dan flavonol. Kombinasi nutrisi ini bekerja sinergis untuk mengurangi peradangan dan melawan stres oksidatif yang terjadi saat tubuh melawan infeksi.
Mengonsumsi buah beri dapat memberikan dukungan maksimal pada sistem pertahanan tubuh. Mereka bisa dimakan langsung, dibekukan untuk memberikan sensasi dingin yang menenangkan, atau dihaluskan menjadi smoothie bersama yoghurt plain yang mengandung probiotik.
Lalu, Makan Apa Biar Demam Cepat Turun?
Meski buah sangat membantu, demam membutuhkan pendekatan nutrisi yang lebih komprehensif. Berikut makanan lain yang sangat disarankan:
- Sup ayam (terutama dari kaldu tulang) mengandung cairan, elektrolit, protein yang mudah dicerna, dan senyawa seperti carnosine yang memiliki efek anti-peradangan. Uapnya juga dapat membantu melegakan hidung tersumbat.
- Makanan yang lunak dan hangat seperti bubur mudah untuk dicerna dan memberikan karbohidrat kompleks untuk energi berkelanjutan.
- Jahe memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-mual. Seduh jahe dengan air hangat dan sedikit madu dapat menenangkan tenggorokan dan menghangatkan tubuh.
Sakit Demam Tidak Boleh Makan Buah Apa?
Sebenarnya, larangan mutlak jarang berlaku. Namun, ada beberapa buah yang sebaiknya dibatasi atau dihindari sementara:
- Durian, nangka, atau buah yang sangat masam dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Saat demam, kondisi tubuh sedang tidak optimal, dan buah-buahan ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut.
- Dalam konsep tradisional, buah seperti durian dianggap menghasilkan panas dalam tubuh. Meski belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah, lebih baik berhati-hati dan memilih buah yang jelas-jelas menyegarkan dan menghidrasi.
- Buah kalengan dalam sirup kental atau manisan buah kering dengan tambahan gula berlebihan justru dapat memicu peradangan dan menghambat kerja sel imun. Prioritaskan buah segar.
Bolehkah Mandi Saat Demam?
Pertanyaan ini sangat sering muncul. Jawabannya: Boleh, bahkan dianjurkan. Mandi air hangat (bukan air dingin) justru dapat membantu menurunkan demam secara perlahan. Uap dari air hangat juga dapat melegakan hidung tersumbat. Yang harus dihindari adalah mandi air dingin, karena dapat membuat pembuluh darah di kulit menyempit, justru memerangkap panas di dalam tubuh dan membuat menggigil.
Meski buah dan perawatan rumahan dapat membantu, demam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan sesuatu yang serius. Segera konsultasikan ke dokter jika:
- Demam pada bayi di bawah 3 bulan.
- Demam lebih dari 39°C yang tidak kunjung turun dengan obat.
- Demam berlangsung lebih dari 3 hari.
- Disertai gejala mengkhawatirkan seperti kejang, leher kaku, sesak napas, muntah terus-menerus, atau ruam kulit.
Demikianlah penjelasan Buah Penurun Panas, semoga bermanfaat ya.
Baca juga:
- Inilah 8 Manfaat Makan Kurma di Pagi Hari
- 9 Manfaat Lemon untuk Wajah: Rahasia Kulit Sehat dan Berseri
- Ini 5 Manfaat Daun Pepaya untuk Pria
- 10+ Buah Penambah Darah untuk Lambung & Ibu Hamil
- Efek Samping, 10 Manfaat Cuka Nanas, dan Cara Membuatnya
- Ini 10 Manfaat Air Lemon Hangat di Pagi Hari
Referensi
- Carr, A. C., & Maggini, S. (2017). Vitamin C and immune function. Nutrients, 9(11), 1211. https://doi.org/10.3390/nu9111211
- Forni, C., Facchiano, F., Bartoli, M., Pieretti, S., Facchiano, A., D’Arcangelo, D., Norelli, S., Valle, G., Nisini, R., Beninati, S., Tabolacci, C., & Jadeja, R. N. (2019). Beneficial role of phytochemicals on oxidative stress and age-related diseases. BioMed Research International, 2019, 8748253. https://doi.org/10.1155/2019/8748253
- Gómez-Guzmán, M., RodrÃguez-Nogales, A., Algieri, F., & Gálvez, J. (2018). Potential role of seaweed polyphenols in cardiovascular-associated disorders. Marine Drugs, 16(8), 250. https://doi.org/10.3390/md16080250Â
- Salehi, B., Venditti, A., Sharifi-Rad, M., KrÄ™giel, D., Sharifi-Rad, J., Durazzo, A., Lucarini, M., Santini, A., Souto, E. B., Novellino, E., Antolak, H., Azzini, E., Setzer, W. N., & Martins, N. (2019). The therapeutic potential of apigenin. International Journal of Molecular Sciences, 20(6), 1305. https://doi.org/10.3390/ijms20061305Â
- Yashin, A., Yashin, Y., Xia, X., & Nemzer, B. (2017). Antioxidant activity of spices and their impact on human health: A review. Antioxidants, 6(3), 70. https://doi.org/10.3390/antiox6030070Â
- Gammone, M. A., Riccioni, G., & D’Orazio, N. (2015). Marine carotenoids against oxidative stress: Effects on human health. Marine Drugs, *13*(10), 6226-6246. https://doi.org/10.3390/md13106226
- Salehi, B., Rescigno, A., Dettori, T., Calina, D., Docea, A. O., Singh, L., Cebeci, F., Özçelik, B., Bhia, M., Dhama, K., Sharifi-Rad, J., & Cho, W. C. (2021). Avocado–soybean unsaponifiables: A panoply of potentialities to be exploited. Biomolecules, *10*(1), 130. https://doi.org/10.3390/biom10010130
- Hemilä, H. (2017). Vitamin C and infections. Nutrients, 9(4), 339. https://doi.org/10.3390/nu9040339