Arti dan makna sila ke-5 Pancasila? Pertanyaan ini sering muncul dalam diskusi kebangsaan, pendidikan kewarganegaraan, maupun refleksi tentang identitas Indonesia. Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” bukan sekadar rangkaian kata, melainkan janji konstitusional dan cita-cita luhur bernegara.
Pengertian dan Makna Filosofis Sila Kelima
Apa arti dan makna sila ke-5 secara filosofis? Sila ini menempati posisi khusus sebagai tujuan akhir dari keempat sila sebelumnya. Jika sila pertama hingga keempat merupakan dasar dan cara, maka sila kelima Pancasila merupakan puncak tujuan bernegara: terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Konsep keadilan sosial di sini bersifat multidimensi, mencakup keadilan ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
Makna ini terlihat jelas dalam simbol resminya: padi dan kapas. Padi melambangkan ketersediaan pangan (sandang), sementara kapas mewakili pakaian (pangan). Keduanya bersama-sama melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan sosial yang harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, tanpa kecuali. Ini adalah penegasan bahwa pembangunan nasional harus berorientasi pada pemerataan, bukan hanya pertumbuhan.
Nilai-Nilai Inti dalam Sila Ke-5 Pancasila
Pemahaman tentang arti dan makna sila ke-5 mengharuskan kita menyelami nilai-nilai fundamental yang dikandungnya:
1. Keadilan Distributif dan Prosedural
Keadilan sosial mencakup keadilan dalam distribusi sumber daya (distributive justice) dan keadilan dalam proses (procedural justice). Setiap warga negara berhak atas akses yang setara terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan perlindungan hukum. Tidak ada diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, atau golongan.
2. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Salah satu inti dari makna sila kelima adalah kesadaran bahwa hak individu selalu berpasangan dengan kewajiban sosial. Kita berhak menuntut keadilan, tetapi juga berkewajiban menciptakan keadilan bagi orang lain. Keseimbangan ini mencegah individualisme ekstrem dan mengedepankan kepentingan bersama.
3. Solidaritas dan Gotong Royong
Nilai kegotongroyongan bukan sekadar tradisi, melainkan prinsip operasional keadilan sosial. Semangat saling membantu, toleransi, dan empati menjadi perekat sosial yang mencegah kesenjangan melebar. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat hanya mungkin dicapai melalui kolaborasi seluruh elemen bangsa.
4. Kemakmuran Bersama (Common Prosperity)
Konsep ini menolak kemakmuran yang hanya dinikmati segelintir orang. Makna sila ke-5 Pancasila menekankan bahwa kekayaan nasional harus didistribusikan secara adil, memberikan perlindungan khusus kepada kelompok rentan dan terpinggirkan melalui kebijakan afirmatif yang tepat.
Simbol Padi dan Kapas
Banyak yang bertanya:Â apa arti lambang sila ke-5Â yang berupa padi dan kapas? Simbol ini dipilih dengan pertimbangan mendalam:
- Padi (banyak bulirnya) melambangkan persatuan dan kemakmuran pangan
- Kapas (banyak buahnya) melambangkan kesejahteraan sandang
- Warna putih latar simbol melambangkan kesucian dan niat tulus
- Posisi di kanan bawah perisai menandakan sebagai tujuan akhir
Simbol ini mengingatkan bahwa kebutuhan pokok setiap warga harus terpenuhi sebelum membangun aspek kehidupan lainnya. Kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi adalah fondasi masyarakat madani.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Memahami arti sila ke-5 harus diikuti dengan aplikasi praktis. Berikut contoh penerapannya di berbagai lini:
1. Dalam Keluarga
- Membagi tugas rumah tangga secara adil sesuai kemampuan
- Memberikan perhatian dan kasih sayang yang merata kepada semua anak
- Mengambil keputusan keluarga melalui musyawarah yang inklusif
2. Di Lingkungan Sekolah/Kampus
- Guru/dosen memberikan perhatian dan kesempatan yang sama pada semua siswa/mahasiswa
- Sistem penilaian yang objektif dan transparan
- Menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas
3. Di Dunia Kerja
- Perusahaan menerapkan upah yang adil dan layak
- Memberikan kesempatan pengembangan karir tanpa diskriminasi
- Menjamin hak-hak pekerja sesuai peraturan
4. Dalam Masyarakat
- Aktif dalam kegiatan gotong royong dan bakti sosial
- Tidak melakukan diskriminasi terhadap tetangga yang berbeda latar belakang
- Membela hak kelompok marginal yang terpinggirkan
5. Tingkat Nasional
- Pemerintah menjamin akses kesehatan dan pendidikan murah
- Hukum ditegakkan tanpa pandang bulu
- Program pemerataan ekonomi menjangkau daerah tertinggal
Relevansi Sila Ke-5 di Era Modern
Di tengah tantangan globalisasi, digitalisasi, dan ketimpangan global, makna Pancasila sila ke-5 justru semakin relevan:
1. Melawan Ketimpangan Digital
Revolusi digital berpotensi memperlebar kesenjangan. Penerapan nilai-nilai sila ke-5 menuntut kebijakan yang memastikan akses internet, literasi digital, dan manfaat ekonomi digital dirasakan merata, termasuk oleh masyarakat pedesaan dan kelompok usia lanjut.
2. Ekonomi Berkeadilan di Pasar Global
Dalam persaingan global, prinsip keadilan sosial mengingatkan agar pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan hak pekerja, kelestarian lingkungan, dan kepentingan generasi mendatang. Ekonomi kerakyatan dan UMKM perlu mendapatkan perlindungan dan dukungan maksimal.
3. Keadilan Iklim (Climate Justice)
Perubahan iklim berdampak tidak merata, dimana masyarakat miskin sering paling menderita. Semangat sila kelima mendorong kebijakan lingkungan yang adil, dimana tanggung jawab dan manfaat perlindungan lingkungan dibagi secara proporsional.
Tantangan Mewujudkan Keadilan Sosial di Indonesia
Meski menjadi cita-cia konstitusional, implementasi sila ke-5 dalam kehidupan berbangsa menghadapi tantangan nyata:
- Kesenjangan Ekonomi yang masih lebar antara kaya dan miskin, antara Jawa dan luar Jawa
- Akses terhadap Keadilan Hukum yang belum merata, terutama bagi masyarakat miskin
- Digital Divide yang membatasi kesempatan masyarakat pedesaan
- Globalisasi Ekonomi yang sering menguntungkan pemodal besar
- Mentalitas Koruptif yang menggerogoti sumber daya untuk pemerataan
Mengatasi ini memerlukan komitmen kolektif dan reformasi struktural yang berkelanjutan.
Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Keadilan Sosial
Generasi muda memiliki peran strategis dalam merealisasikan cita-cita sila ke-5:
- Sebagai Agen Perubahan: Memperjuangkan kebijakan inklusif dan berkeadilan
- Sebagai Pengawas Sosial: Mengkritisi praktik diskriminasi dan ketidakadilan
- Sebagai Inovator: Menciptakan solusi kreatif untuk masalah kesenjangan
- Sebagai Edukator: Menyebarluaskan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara
Mari kita jadikan pemahaman tentang arti dan makna sila ke-5 ini bukan hanya pengetahuan, tetapi komitmen harian. Bagikan artikel ini kepada teman, keluarga, dan kolega untuk memperluas kesadaran tentang pentingnya keadilan sosial. Diskusikan dalam komunitas: “Apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk mewujudkan keadilan sosial dalam lingkup kita?”
Baca juga:
- Apa Pengertian dari Sila ke-2 Pancasila?
- Inilah Contoh Sikap Pancasila Sila ke 1 Sampai 5 dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Demokrasi Adalah: Pengertian, Sejarah, dan Contoh
- Sistem Politik Indonesia sebagai Landasan Politik Nusantara
Pertanyaan Umum tentang Sila Ke-5 Pancasila (FAQ)
1. Apa bunyi lengkap sila ke-5 Pancasila?
Sila ke-5 Pancasila berbunyi: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Ini adalah sila terakhir yang menjadi tujuan pelaksanaan keempat sila sebelumnya.
2. Apa lambang sila ke-5 dan artinya?
Lambang sila ke-5 adalah padi dan kapas yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan sosial. Padi mewakili kebutuhan pangan (makanan), kapas mewakili kebutuhan sandang (pakaian), bersama-sama simbol kebutuhan pokok yang harus terpenuhi secara merata.
3. Bagaimana contoh penerapan sila ke-5 di sekolah?
Contohnya: tidak mencontek (berlaku adil dalam akademik), tidak membully teman (memberi perlakuan yang adil), bergotong royong membersihkan kelas (kerja sama untuk kebaikan bersama), dan menghargai pendapat semua orang dalam diskusi kelompok.
4. Apa hubungan sila ke-5 dengan kesejahteraan sosial?
Sila ke-5 secara langsung mencanangkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan negara. Keadilan sosial adalah prasyarat untuk mencapai kesejahteraan yang merata, bukan hanya untuk sebagian kecil masyarakat tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Mengapa sila ke-5 disebut sebagai tujuan negara?
Karena keadilan sosial merupakan puncak dari semua cita-cita bernegara. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan yang bijaksana pada akhirnya harus bermuara pada terciptanya masyarakat yang adil dan makmur secara menyeluruh.
Referensi
- Maharani, C., Junaidi, K., Nola, I., & Rahmadani, S. (2024). TIPISNYA PENGAMALAN SILA KE 5 DALAM KONTEKS IDEOLOGI PANCASILA. Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa, 2(5), 40-44.
- Maulana, S. F., Nugraha, N. P. S., Riwayati, S., Warih, A., Susilo, B. E., & Faizin, M. (2023). Implementasi Sila Ke-5 Pancasila Melalui Upaya Menyejahterakan Masyarakat Desa Semen dengan Pelatihan Ekonomi Kreatif. Jurnal Bina Desa, 5(3), 443-448.
- Adhari, F. N., & Dewi, D. A. (2022). Menurunnya nilai pancasila sila ke 5 sebagai dampak perkembangan teknologi pada kaum generasi milenial. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1), 114-119.
- Harsa, M. R., Falevi, M. R., Aqna, M. A., Raihan, M., Ramdhan, M., Bunga, N. F., … & Herdiana, D. (2022). Aktualisasi Nilai-nilai Sila ke 5 Pancasila melalui Kegiatan Gotong Royong di Lingkungan Masyarakat. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(1), 4455-4462.




