Contoh Pancasila sebagai dasar negara yang bisa kita lihat dan praktikkan dalam keseharian? Pertanyaan ini sering kali muncul di benak banyak orang, dari pelajar hingga dewasa. Banyak dari kita hafal kelima sila Pancasila, namun sering bingung bagaimana menerjemahkannya dari konsep ideal menjadi tindakan nyata. Padahal, sebagai ideologi bangsa dan landasan konstitusional, nilai-nilai Pancasila harus hidup dalam tata kelola negara dan interaksi sosial kita.
Apa Itu Pancasila sebagai Dasar Negara?
Sebelum merinci contoh perilaku yang mencerminkan Pancasila, kita perlu pahami dulu posisi sentralnya. Pancasila sebagai dasar negara berarti kelima sila tersebut menjadi fondasi filosofis, sumber hukum tertinggi, dan pedoman mutlak dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Status ini secara resmi tertuang dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000, yang menegaskan Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional.
Dalam konteks ini, fungsi Pancasila meliputi:
- Dasar berdiri dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
- Sumber dari segala sumber hukum, artinya semua peraturan perundang-undangan harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengannya.
- Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
- Falsafah hidup dan pandangan dunia yang mempersatukan keberagaman.
- Perjanjian luhur bangsa yang disepakati sejak awal berdirinya negara.
Tanpa pemahaman ini, Pancasila hanya akan menjadi rangkaian kata hafalan tanpa roh. Ketidaktahuan inilah yang kerap memicu masalah sosial seperti intoleransi, diskriminasi, egoisme golongan, dan melemahnya semangat persatuan Indonesia.
Contoh Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut adalah implementasi nyata dari setiap sila, baik dalam skala individu, masyarakat, maupun negara.
1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Pengamalan Pancasila sila ke 1, menekankan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan dan antarumat beragama.
- Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan dengan taat, serta mengembangkan sikap toleransi aktif. Contohnya, tidak mengganggu tetangga yang sedang beribadah, menghormati hari raya agama lain, dan tidak memaksakan keyakinan.
- Pemerintah menjamin kemerdekaan beribadah melalui undang-undang. Negara hadir dalam mengatur hubungan antar-agama secara adil, melindungi pendirian rumah ibadah, dan memasukkan pendidikan agama dalam kurikulum nasional. Ini adalah bentuk nyata Pancasila sebagai pedoman berbangsa.
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Penerapan nilai-nilai Pancasila sila ke 2 ini berfokus pada penghormatan hak asasi manusia (HAM) dan kesetaraan.
- Memperlakukan semua orang dengan martabat yang sama, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, atau status ekonomi. Menolong orang yang kesusahan, bersikap sopan santun, dan membela mereka yang terdhalimi adalah contoh konkretnya.
- Pemerintah membentuk dan menegakkan peraturan tentang HAM, seperti UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dan UU Perlindungan Anak. Sistem peradilan yang independen dan bebas dari diskriminasi juga merupakan perwujudan Pancasila sebagai landasan berbangsa.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Implementasi Pancasila sila ketiga bertujuan menguatkan rasa nasionalisme dan identitas bangsa di atas keberagaman.
- Aktif dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti, dan ronda malam. Mengutamakan produk dalam negeri, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, serta bangga akan budaya daerah adalah contoh sikap yang memperkuat persatuan.
- Pemerintah menjalankan kebijakan otonomi daerah yang adil, pembangunan infrastruktur yang merata hingga pelosok, dan promosi budaya Indonesia ke dunia internasional. Tindakan tegas terhadap ancaman separatisme juga menunjukkan komitmen pada keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara dalam sila ke 4 ini menekankan demokrasi dan musyawarah.
- Setiap keputusan diambil melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, menghargai setiap suara, dan mengutamakan kepentingan bersama. Pemilihan ketua kelas atau ketua RT secara demokratis adalah contoh sederhana dari sila ini.
- Penyelenggaraan Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (LUBER JURDIL) setiap lima tahun sekali. Fungsi DPR/DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat yang membahas undang-undang adalah bentuk nyata dari demokrasi Pancasila. Prinsip checks and balances antar lembaga negara juga mencerminkan kearifan ini.
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pengamalan nilai Pancasila sila terakhir ini adalah puncak dari semua sila sebelumnya, yaitu terwujudnya kesejahteraan yang merata.
- Bersikap adil, tidak mengambil hak orang lain, dan peduli pada lingkungan sekitar. Membantu tetangga yang kesulitan ekonomi atau terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat adalah contoh perilaku yang baik.
- Kebijakan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), serta subsidi pupuk dan BBM bagi masyarakat tertentu merupakan upaya negara mewujudkan keadilan sosial. Sistem perpajakan progresif dan penegakan hukum terhadap koruptor juga merupakan implementasi dari sila ini.
Pancasila dalam Berbagai Bidang Pembangunan Nasional
Selain contoh perilaku, Pancasila sebagai dasar negara juga termanifestasi dalam berbagai bidang pembangunan:
- Bidang Politik: Sistem demokrasi yang diterapkan bukan demokrasi liberal, tetapi demokrasi Pancasila yang mengedepankan musyawarah mufakat dan mengutamakan kepentingan nasional.
- Bidang Ekonomi: Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila (pasal 33 UUD 1945) yang menolak monopoli dan mengutamakan kemakmuran rakyat banyak. Koperasi sebagai soko guru perekonomian adalah contoh idealnya.
- Bidang Sosial Budaya: Kebijakan untuk melestarikan budaya lokal sambil membangun identitas nasional, serta program transmigrasi yang bertujuan pemerataan, dilandasi semangat persatuan dalam keberagaman.
- Bidang Hukum: Pembentukan sistem hukum nasional yang berlandaskan Ketuhanan dan Kemanusiaan, bukan sekadar hukum sekuler. Hal ini terlihat dari pengakuan terhadap hukum agama (seperti pernikahan dan waris) dalam hukum nasional.
- Bidang Pertahanan dan Keamanan: Konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) melibatkan seluruh rakyat, dengan TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, mencerminkan nilai gotong royong dan tanggung jawab kolektif.
Tantangan dan Harapan
Di era globalisasi dan digital, pemahaman Pancasila menghadapi tantangan seperti individualisme ekstrem, hoaks yang memecah belah, dan radikalisme. Namun, dengan menjadikan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai filter dalam menerima informasi dan berinteraksi, kita bisa menguatkan ketahanan bangsa.
Mari kita jadikan artikel ini sebagai pengingat dan motivasi! Bagikan pemahaman ini kepada keluarga, teman, dan di media sosial Anda. Diskusikan contoh Pancasila sebagai dasar negara lainnya yang kamu temui dalam keseharian. Kolaborasi kita dalam mengamalkan nilai-nilai ini akan menentukan masa depan Indonesia.
Pancasila bukan sekadar mantra yang diucapkan setiap upacara, melainkan DNA bangsa Indonesia yang harus mengalir dalam setiap denyut nadi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan memahami dan mengamalkannya secara nyata, kita bukan hanya menghormati para pendiri bangsa, tetapi juga membangun warisan terbaik bagi generasi mendatang.
Pertanyaan Umum (FAQ) tentang Pancasila sebagai Dasar Negara
1. Apa bedanya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup?
Sebagai dasar negara, Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi dan pedoman penyelenggaraan negara. Sebagai pandangan hidup, Pancasila berperan sebagai nilai-nilai etis dan moral yang mengarahkan perilaku individu dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengapa Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum?
Karena semua peraturan perundang-undangan di Indonesia, mulai dari UUD 1945 hingga Perda, harus dijabarkan dari dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila berada pada hierarki tertinggi dalam tata hukum Indonesia.
3. Apa akibatnya jika suatu peraturan bertentangan dengan Pancasila?
Peraturan tersebut secara hukum dapat dibatalkan (dinyatakan tidak berlaku) oleh Mahkamah Konstitusi melalui proses judicial review, karena melanggar sumber hukum dasar negara.
4. Apakah Pancasila masih relevan dengan kondisi masyarakat modern saat ini?
Sangat relevan. Nilai-nilai universal seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial justru menjadi penyeimbang dan filter terhadap dampak negatif modernisasi seperti individualisme ekstrem, ketimpangan, dan degradasi moral.
5. Bagaimana cara sederhana untuk mengajarkan Pancasila kepada anak-anak?
Melalui modeling (contoh perilaku) sehari-hari oleh orang tua dan guru, seperti mengajarkan sikap toleran, adil, suka menolong, bermusyawarah saat mengambil keputusan keluarga, serta menanamkan rasa cinta pada budaya dan produk Indonesia.
Referensi
- Regiani, E., & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 30-38.
- Della Ardhani, M., Utaminingsih, I., Ardana, I., & Fitriono, R. A. (2022). Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Gema Keadilan, 9(2), 81-92.
- Widiatama, W., Mahmud, H., & Suparwi, S. (2020). Ideologi Pancasila Sebagai Dasar Membangun Negara Hukum Indonesia. Jurnal USM Law Review, 3(2), 310-327.
- Sulasmono, B. S. (2015). Dasar Negara Pancasila. PT Kanisius.




