Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi bukan sekadar sarana bertukar informasi, merupakan jiwa dari interaksi sosial, fondasi integrasi nasional, dan simbol kedaulatan bangsa di tengah keragaman budaya Nusantara. Sejak Sumpah Pemuda 1928 mengikrarkannya sebagai bahasa persatuan, peran bahasa Indonesia telah melampaui fungsi teknis linguistik. Bahasa ini menjadi jembatan yang menyatukan lebih dari 700 bahasa daerah, merangkul ratusan suku, dan menjadi medium utama dalam pendidikan, pemerintahan, hukum, dan kehidupan sehari-hari. Kita akan mengulas secara mendalam peran strategis bahasa Indonesia dalam komunikasi, fungsi sosialnya sebagai pemersatu bangsa, serta tantangan dan peluangnya di era digital.
Bahasa dan Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial, dan bahasa adalah instrumen utamanya. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan kita menyampaikan ide, perasaan, informasi, dan maksud tertentu agar dapat dipahami oleh orang lain. Hubungan keduanya begitu simbiotis; tanpa bahasa, komunikasi yang kompleks mustahil terjadi, dan tanpa kebutuhan untuk berkomunikasi, bahasa mungkin tak akan berkembang.
Proses komunikasi selalu melibatkan konteks sosial. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus disesuaikan dengan situasi, lawan bicara, dan tujuan. Berkomunikasi dengan atasan atau orang yang lebih tua, misalnya, memerlukan tata cara dan pilihan kata (diksi) yang lebih sopan dan formal dibandingkan saat berbincang dengan teman sebaya. Kesadaran akan hal ini mencerminkan kecerdasan sosial penggunanya dan memperkecil risiko kesalahpahaman.
Fungsi Utama Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sebagai alat komunikasi utama di Indonesia, bahasa nasional kita menjalankan beberapa peran krusial:
1. Alat Pemersatu Bangsa (Integrasi Nasional)
Indonesia adalah negara kepulauan dengan keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah yang luar biasa. Bayangkan jika tidak ada bahasa persatuan; interaksi antarwarga Aceh, Jawa, Papua, dan Bali akan mengalami kesulitan besar. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berperan sebagai lingua franca atau bahasa pengantar bersama yang menembus batas etnis dan geografis. Ia menciptakan rasa kesetaraan dan kebersamaan, di mana identitas kesukuan tidak menjadi penghalang untuk bersatu sebagai satu bangsa, Indonesia.
2. Alat Penghubung Antar Budaya dan Daerah
Fungsi ini berkaitan erat dengan pemersatu. Bahasa Indonesia memfasilitasi pertukaran budaya, pengetahuan, dan nilai-nilai dari Sabang sampai Merauke. Melalui bahasa ini, seni, sastra, kearifan lokal, dan inovasi dari satu daerah dapat diakses dan diapresiasi oleh daerah lain. Ia menjadi medium untuk memahami keberagaman itu sendiri, sekaligus menemukan benang merah yang menyatukannya.
3. Alat Pengembang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sebagai bahasa resmi negara yang digunakan dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia menjadi kunci akses terhadap ilmu pengetahuan. Semua disiplin ilmu, dari sains hingga humaniora, diajarkan dan dikembangkan dalam bahasa ini. Buku teks, jurnal akademis, dan penelitian sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sehingga memastikan distribusi ilmu yang merata kepada seluruh anak bangsa.
4. Alat Kontrol dan Pengaturan Sosial
Bahasa Indonesia digunakan dalam perundang-undangan, peraturan pemerintah, dan kebijakan publik. Hukum dan norma sosial disampaikan melalui bahasa yang jelas dan terstandarisasi, sehingga dapat dipahami dan dipatuhi bersama. Ia juga berperan dalam kampanye sosial, seperti imbauan kesehatan atau ajakan menjaga lingkungan, yang efektif menjangkau masyarakat luas.
4. Identitas dan Jati Diri Bangsa
Penggunaan bahasa Indonesia adalah wujud kebanggaan nasional. Ia merupakan simbol kedaulatan dan martabat bangsa di forum internasional. Ketika seorang diplomat berbicara menggunakan bahasa Indonesia di PBB, atau ketika karya sastra Indonesia diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia, saat itulah identitas kita diperkenalkan dan diakui.
Tantangan Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Digital
Perkembangan teknologi dan media sosial membawa dua sisi dampak bagi alat komunikasi kita.
Peluang:
- Platform digital seperti situs web, aplikasi, dan video edukasi mempermudah siapa saja untuk mempelajari tata bahasa, kosakata baru, dan tips berkomunikasi yang efektif.
- Berita, pengetahuan, dan kampanye positif dapat tersebar luas dengan cepat menggunakan bahasa Indonesia.
- Interaksi global menyebabkan masuknya serapan kata dari bahasa asing (seperti upload, scroll, digital) yang kemudian dibakukan dan memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Tantangan:
- Keterbatasan karakter dan kecepatan berkomunikasi di media sosial sering mengabaikan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Singkatan berlebihan, penghilangan huruf, dan tanda baca yang tidak tepat dapat mengurangi kejelasan pesan.
- Penggunaan campur kode (code-mixing) yang tidak perlu dan bahasa “alay” yang tidak baku berpotensi mengikis kemurnian dan kekayaan ekspresi bahasa Indonesia, terutama di kalangan generasi muda.
- Tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses dan literasi digital yang sama, yang berpotensi menciptakan kesenjangan dalam penguasaan bahasa Indonesia yang digunakan di ranah online.
Strategi Menjaga dan Memperkuat Fungsi Bahasa Indonesia
Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan sinergi dari berbagai pihak:
- Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah harus ditekankan pada pemahaman fungsional, bukan hanya hafalan teori. Anak harus diajak mencintai bahasa melalui diskusi, debat, dan penulisan kreatif.
- Orang tua sebagai lingkungan pertama anak harus membiasakan percakapan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar di rumah, terutama bagi yang tinggal di daerah dengan bahasa ibu yang kuat.
- Edukasi tentang etika berkomunikasi dan pentingnya menggunakan bahasa yang santun dan tertib di ruang digital perlu gencar dilakukan.
- Media massa dan influencer memiliki tanggung jawab besar sebagai panutan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang berkualitas.
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) harus terus aktif membakukan istilah baru, menyusun pedoman, dan mengampanyekan pentingnya berbahasa Indonesia dengan bangga.
Baca juga:
- Apa Saja Butir Pancasila? Berikut 45 Butir Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-hari
- Apa Pengertian Nilai Dasar Pancasila untuk Warga Negara?
- Apa Tujuan Ideologi dalam Kehidupan Berbangsa?
5 Pertanyaan Umum tentang Bahasa Indonesia sebagai Alat Komunikasi (FAQ)
1. Mengapa bahasa Indonesia dianggap sebagai alat pemersatu bangsa?
Karena Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah. Bahasa Indonesia berperan sebagai lingua franca (bahasa pengantar bersama) yang memungkinkan komunikasi antar suku, etnis, dan pulau, sehingga menciptakan rasa kesatuan dan identitas kebangsaan yang kuat.
2. Apa perbedaan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan bahasa daerah?
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi nasional untuk keperluan resmi, pendidikan, hukum, dan interaksi antardaerah. Sementara bahasa daerah berfungsi sebagai alat komunikasi intrakultural dalam komunitas suku tertentu, penjaga kearifan lokal, dan identitas kesukuan. Keduanya saling melengkapi.
3. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap bahasa Indonesia?
Media sosial memiliki dampak ganda. Di satu sisi, ia memperkaya kosakata dengan serapan kata baru dan memperluas jangkauan penggunaan bahasa. Di sisi lain, ia berpotensi mengikis tata bahasa dan ejaan (EYD) karena budaya menulis singkat dan cepat, serta mempopulerkan bentuk-bentuk tidak baku.
4. Apa yang dimaksud dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
Baik berarti sesuai dengan konteks sosial dan situasi (misal, bahasa santai untuk teman, bahasa formal untuk presentasi). Benar berarti sesuai dengan kaidah tata bahasa, ejaan (EYD), dan tata istilah yang telah dibakukan. Kombinasi keduanya menjadikan komunikasi efektif dan sopan.
5. Apa yang bisa kita lakukan untuk melestarikan bahasa Indonesia?
Kita dapat mulai dari diri sendiri: membiasakan membaca literasi berkualitas, menulis dengan memperhatikan EYD, berkomunikasi secara santun di media sosial, aktif menggunakan kosakata bahasa Indonesia sebelum memilih istilah asing, dan mengajarkannya dengan bangga kepada generasi muda.
Referensi
- Efendi, E., Akbar, R. A., Sahlaya, M. R., & Tadjuddin, A. (2024). Komunikasi bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa. Da’watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting, 4(1), 21-28.
- Maghfiroh, N. (2022). Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehhari-hari. Komunikologi: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 19(02).
- Siregar, U. A., Silvi, N., Hasibuan, W., & Rambe, N. F. (2023). Bahasa sebagai Alat Komunikasi dalam Kehidupan Manusia. Jurnal Hata Poda, 2(2), 95-104.
- Aini, N. (2019). Bahasa Indonesia Sebagai Alat Media Komunikasi Sehari-Hari.




