Makna Sila ke-4 – Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan keberagaman suku, agama, dan budaya, menjunjung tinggi ideologi dasarnya, yaitu Pancasila. Dalam Pancasila, terdapat lima sila yang menjadi pondasi dan pedoman utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu sila yang memiliki peran strategis dalam membangun fondasi kehidupan bermasyarakat adalah Sila ke-4: “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.”
Kembali ke Akar Sejarah
Sebelum kita membahas secara mendalam tentang makna sila ke-4 Pancasila, alangkah baiknya kita menggali sedikit sejarahnya. Sila ke-4 memiliki akar yang kuat dalam semangat kebangsaan dan kebijaksanaan para pendiri bangsa. Munculnya sila ke-4 ini tidak lepas dari perjalanan sejarah panjang Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Ketika Indonesia masih berada di bawah penjajahan, semangat perlawanan rakyat menjadi pendorong utama dalam mencapai kemerdekaan. Puncak dari perjuangan panjang ini terwujud dalam proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Namun, perjalanan untuk membangun negara baru belum berakhir.
Lambang Sila ke 4 Pancasila
Jika kita melihat lambang dari Sila ke-4 Pancasila, kita akan menemui gambar kepala banteng. Kepala banteng yang gagah tersebut memiliki makna yang mendalam. Banteng, sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, mencerminkan budaya kebersamaan dan kekeluargaan bangsa Indonesia.
Dalam pandangan masyarakat Indonesia, banteng tidak hanya menjadi simbol kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan sosial dan kebersamaan. Saat banteng berkumpul, mereka menjadi lebih kuat dan sulit diserang lawan. Begitu juga dengan masyarakat Indonesia yang senantiasa bersatu dalam keberagaman.
Butir-Butir Makna Sila Ke-4 Pancasila
Mari kita telaah lebih jauh tentang makna-makna yang terkandung dalam Sila ke-4 Pancasila. Setiap butirnya membawa pesan yang mendalam, menciptakan landasan kuat bagi masyarakat Indonesia untuk hidup berdampingan dalam harmoni.
1. Berani Bertanggung Jawab
Puncak dari Sila ke-4 adalah makna tentang tanggung jawab. Memiliki keberanian untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan menjadi hal yang tak terpisahkan. Tanpa tanggung jawab, kebijakan yang dihasilkan dapat menyimpang dari kebutuhan masyarakat.
2. Kekuasaan Rakyat adalah Segalanya
Makna lain dari Sila ke-4 menyatakan bahwa rakyat Indonesia merupakan pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara. Ini bukan sekadar klaim, melainkan panggilan untuk setiap warga negara untuk aktif terlibat dalam pembangunan negara. Hak dan kewajiban warga negara menjadi bagian integral dalam setiap keputusan pemerintahan.
3. Mufakat untuk Mencapai Kesepakatan Bersama
Makna Sila ke-4 selanjutnya menekankan pada konsep mufakat. Artinya, pengambilan keputusan bersama yang didasarkan pada musyawarah untuk mencapai titik temu. Mufakat menjadi pondasi untuk menciptakan keputusan yang tidak hanya adil, tetapi juga mencerminkan semangat kekeluargaan dan persatuan.
4. Menghargai Keputusan Bersama
Pentingnya menghargai keputusan bersama merupakan fondasi dari Sila ke-4. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, saling menghormati dan menghargai setiap keputusan yang dicapai bersama menjadi kunci untuk menjaga kerukunan masyarakat. Ini juga merupakan jalan keluar dari berbagai konflik yang mungkin timbul di tengah-tengah keberagaman.
5. Demokrasi
Sila ke-4 mengajarkan tentang pentingnya mewujudkan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan. Ini tidak hanya terbatas pada politik, tetapi juga melibatkan hubungan ekonomi, kebudayaan, dan sosial. Partisipasi aktif warga negara dalam pengambilan keputusan menjadi kunci utama dalam mewujudkan demokrasi yang sejati.
Contoh Penerapan Sila Ke-4
Pentingnya penerapan sila ini dengan benar adalah agar tidak terjadi penyimpangan dari esensi yang sebenarnya. Contoh perilaku yang mencerminkan Sila ke-4 Pancasila tidak hanya terbatas pada ranah demokrasi tingkat tinggi, melainkan juga sangat relevan di tingkat masyarakat paling dasar. Penerapan sila ini di tingkat dasar masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan kehidupan bersama. Keberadaan Sila ke-4 secara nyata dapat menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih harmonis dan damai. Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang mencerminkan Sila ke-4 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:
- Prioritaskan musyawarah sebagai metode utama dalam proses pengambilan keputusan.
- Berpartisipasi secara aktif dengan memberikan pendapat saat musyawarah diadakan.
- Berikan peluang kepada orang lain untuk mengungkapkan pendapatnya tanpa ada rasa diskriminasi.
- Terima dengan lapang dada setiap saran dan kritik yang disampaikan dalam musyawarah.
- Hormati keputusan bersama meskipun pendapat pribadi berbeda.
- Bersikap menghormati terhadap setiap pendapat yang berbeda dengan pandangan pribadi.
- Melaksanakan keputusan bersama dengan tanggung jawab penuh untuk menciptakan keadilan.
- Hindari tindakan intimidasi terhadap individu atau kelompok yang memiliki pandangan berbeda.
- Tidak memaksa kehendak pribadi pada orang lain dan hormati kebebasan individu.
- Berperan aktif dalam pemilihan umum di semua tingkatan tanpa golput, termasuk di tingkat sekolah, desa, kota, provinsi, hingga nasional.
- Memberikan Percayakan perwakilan rakyat untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dalam forum yang tepat.
- Memberikan Masukan kepada wakil rakyat yang telah terpilih untuk mewakili kepentingan masyarakat.
Melalui penerapan perilaku-perilaku ini, masyarakat dapat mewujudkan Sila ke-4 Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan fondasi yang kuat untuk kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
Baca juga:
- 6 Dampak Positif Perdagangan Internasional Bagi Indonesia
- Hak dan Kewajiban Warga Negara yang Terdapat dalam UUD 1945
- Demokrasi Pancasila: Pengertian, Prinsip, Ciri, dan Asas
- Pentingnya Memahami Arti Lambang Pancasila 1-5
Referensi
- Hakim, A., Salsabilah, L., Novianti, S. D., Zharfan, M. S., & Supriyono, S. (2024). Implementasi Pancasila Sila Ketiga Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 1919-1927.
- Chairani, S. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Dengan Metode Two Stay Two Stray Pada Materi Makna Sila-sila pancasila Siswa Kelas IV Di MIS At-Thawaf Medan Marelan Tahun Ajaran 2019/2020 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
- Nadawi, M., Ladamay, I., & Wadu, L. B. (2019, December). Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sila Ke-IV Dalam Organisasi Siswa Intra Madrasah di Sekolah Menengah Pertama. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Pendidikan (Vol. 3, pp. 213-219).
- Nahuddin, Y. E. (2017). Pemilihan Umum dalam Sistem Demokrasi Perspektif Sila ke-4 Pancasila. Jurnal Cakrawala Hukum, 8(2).
- Yusdiyanto, Y. (2016). Makna Filosofis Nilai-Nilai Sila Ke-Empat Pancasila Dalam Sistem Demokrasi Di Indonesia. FIAT JUSTISIA: Jurnal Ilmu Hukum, 10(2).
- RIANI, A. (2016). ANALISIS MAKNA DEMOKRASI DALAM PERSPEKTIF NEGARA INDONESIA MENURUT PANCASILA SILA KE-4 (Studi Di Prodi PPKn FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
- OSIS, P. K., & TUAN, P. S. ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA “SILA KE-4”.
- Rohman, A. D. IMPLEMENTASI SILA KE-4 PANCASILA DALAM LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM.
- https://pasla.jambiprov.go.id/makna-sila-ke-4-pancasila-beserta-contohnya/