Situational leadership (Kepemimpinan Situasional) adalah salah satu pendekatan kepemimpinan yang terkenal dalam dunia manajemen bisnis. Pendekatan ini dikenal efektif dalam membantu para pemimpin memimpin karyawan mereka dengan lebih baik dan efektif, sesuai dengan situasi yang sedang terjadi atau dialami.
Kepemimpinan Situasional merupakan teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard pada akhir 1960-an. Awalnya dikenal sebagai Life Cycle Theory of Leadership, namanya kemudian diubah menjadi Situational Leadership Theory. Pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, Hersey dan Blanchard mengembangkan teori ini secara terpisah, dengan Hersey menyebutnya sebagai Situational Leadership Model dan Blanchard sebagai Situational Leadership II. Meskipun telah berusia lima dekade, teori ini tetap relevan dan banyak digunakan dalam pelatihan kepemimpinan di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin untuk memahami konsep dan penerapan kepemimpinan situasional.
Pendekatan Kepemimpinan Situasional didasarkan pada ide bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang efektif dalam semua situasi. Artinya, seorang pemimpin perlu dapat mengadaptasi gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Pendekatan ini menekankan pada pengembangan keterampilan kepemimpinan dan membantu pemimpin untuk memahami cara terbaik dalam memimpin karyawan mereka secara efektif.
Salah satu karakteristik utama dari Kepemimpinan Situasional adalah kemampuan adaptasi yang tinggi. Seorang pemimpin harus mampu mengubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi, serta mempertimbangkan keterampilan dan tingkat kesiapan karyawan dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat. Pendekatan ini juga menempatkan fokus utama pada karyawan, bukan hanya pada pemimpin. Pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator atau mentor bagi karyawan mereka, untuk membimbing dan mendorong mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
Ciri Situational Leadership
Berikut adalah ciri-ciri utama dari situational leadership:
1. Memimpin dengan Contoh
Kepemimpinan Situasional harus memimpin seluruh karyawannya dengan memberikan contoh secara langsung. Mereka harus mampu menunjukkan tindakan dan perilaku yang diinginkan oleh organisasi serta membimbing karyawannya untuk melakukan hal yang sama.
2. Mudah Beradaptasi
Kepemimpinan Situasional harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik karyawan. Mereka harus mampu memahami situasi yang dihadapi, tingkat kesiapan dan keterampilan karyawan, serta karakteristik tugas yang diberikan.
3. Dapat Menentukan Prioritas dengan Jelas
Kepemimpinan Situasional harus memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang penting serta memprioritaskan tugas dan kegiatan yang akan membawa hasil terbaik. Mereka harus mampu menyeimbangkan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan karyawan dalam menentukan prioritas.
4. Mendorong Pertumbuhan dan Pengembangan
Dalam pendekatan Kepemimpinan Situasional , pemimpin dianggap sebagai mentor atau fasilitator untuk membantu karyawan mencapai potensi penuh mereka. Pemimpin harus memahami kebutuhan, tujuan, dan motivasi karyawan untuk kemudian memilih gaya kepemimpinan yang sesuai untuk membantu mereka mencapai tujuan tersebut.
5. Memiliki Kemampuan Komunikasi yang Baik
Pemimpin situational leadership harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan karyawannya untuk memastikan ekspektasi dan pemahaman mengenai tugas yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik sehingga dapat menciptakan kolaborasi yang baik.
Gaya Kepemimpinan Situational Leadership
Dalam praktiknya, situational leadership memiliki empat gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu:
1. Directing
Gaya kepemimpinan ini cocok untuk karyawan yang masih dalam tahap kesiapan rendah dan memerlukan arahan serta bimbingan secara detail dalam menjalankan tugas-tugasnya.
2. Coaching
Gaya kepemimpinan ini cocok untuk karyawan yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, tetapi masih memerlukan dukungan dan bimbingan dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang lebih kompleks.
3. Supporting
Gaya kepemimpinan ini cocok untuk karyawan yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, tetapi masih memerlukan dukungan dan dorongan dalam mengambil keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang kompleks.
4. Delegating
Gaya kepemimpinan ini cocok untuk karyawan yang sudah memiliki kemampuan, pengetahuan, dan motivasi yang tinggi, serta mampu bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Untuk menerapkan situational leadership, pemimpin perlu mengenali tingkat kesiapan karyawan, memilih gaya kepemimpinan yang tepat, memberikan umpan balik konstruktif, memberikan pelatihan dan pengembangan, serta memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan secara teratur. Dengan menerapkan pendekatan ini, pemimpin dapat memimpin karyawan mereka dengan lebih efektif sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
Baca juga:
- Digital Leadership: Pengertian, Karateristik, dan Manfaat
- Manajemen Konflik: Strategi, Tipe, dan Fungsi dalam Organisasi
- Manajemen Strategis Bisnis: Pengertian, Fungsi, dan Manfaat
Referensi
- Walls, E. (2019). The value of situational leadership. Community practitioner: the journal of the Community Practitioners’& Health Visitors’ Association, 92(2), 31-33.
- Thompson, G., & Vecchio, R. P. (2009). Situational leadership theory: A test of three versions. The leadership quarterly, 20(5), 837-848.
- Farmer, L. A. (2005). Situational leadership: A model for leading telecommuters. Journal of Nursing Management, 13(6), 483-489.
- Fernandez, C. F., & Vecchio, R. P. (1997). Situational leadership theory revisited: A test of an across-jobs perspective. The Leadership Quarterly, 8(1), 67-84.
- Hersey, P., & Blanchard, K. H. (1997). Situational leadership. In Dean’s Forum (Vol. 12, No. 2, p. 5).