Cara Menawarkan Produk ke Customer – Di zaman sekarang, persaingan bisnis sangat ketat. Hanya mengandalkan produk berkualitas saja tidak cukup. Kamu perlu strategi yang tepat agar customer tertarik, percaya, dan akhirnya membeli.
Nah, dalam artikel ini, kita akan bahas cara menawarkan produk ke customer dengan teknik yang terbukti efektif baik secara online maupun offline. Tidak hanya teori, tapi juga contoh praktis yang bisa langsung diterapkan.
Cara Menawarkan Produk ke Customer
Berikut ini beberapa cara menwarkan produk ke customer di era digital.
1. Kenali Customer dengan Baik
Untuk bisa menjual produk secara efektif, langkah pertama yang tak boleh dilewatkan adalah mengenali siapa sebenarnya pelanggan yang menjadi target utama . Pemahaman yang mendalam tentang calon pelanggan sangat penting karena tanpa hal ini, segala upaya pemasaran bisa menjadi sia-sia. Mengenali pelanggan bisa dimulai dengan melakukan riset pasar menggunakan metode seperti survei, wawancara, atau analisis data konsumen untuk mengetahui usia, lokasi geografis, tingkat pendapatan, serta kebiasaan belanja mereka. Di samping itu, penting juga untuk mempelajari strategi para pesaing. Amati pendekatan yang mereka gunakan untuk menarik pelanggan, lalu cari tahu di mana letak kelemahan mereka yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang.
Pemanfaatan berbagai alat bantu seperti Google Analytics, Facebook Audience Insights, atau data dari platform e-commerce juga bisa memberikan gambaran lebih lengkap mengenai karakteristik dan perilaku pelanggan. Sebagai contoh, kamu memasarkan produk skincare untuk remaja, maka pendekatan melalui konten visual yang menyenangkan dan bahasa kasual di platform seperti Instagram atau TikTok akan lebih tepat. Sebaliknya, jika target pasar Anda adalah para profesional berusia 30-an ke atas, maka strategi menggunakan email marketing atau LinkedIn akan lebih efektif.
2. Buat Penawaran yang Sulit Ditolak
Setelah memahami siapa pelanggan kamu, langkah berikutnya adalah menciptakan penawaran yang benar-benar menarik hingga sulit mereka tolak. Konsumen pada dasarnya tidak hanya mencari produk, tetapi juga nilai tambah dari pengalaman membeli itu sendiri. Menawarkan diskon spesial, promosi terbatas seperti “beli dua gratis satu”, atau bonus seperti e-book gratis bisa menjadi strategi yang sangat efektif.
Memberikan jaminan uang kembali juga dapat menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap produk kamu. Selain itu, menjual produk dalam bentuk bundling atau paket lengkap dengan harga lebih hemat akan memberikan kesan keuntungan lebih bagi konsumen. Untuk meningkatkan urgensi, kamu dapat menyampaikan bahwa stok terbatas atau bahwa promosi hanya berlaku dalam waktu singkat, misalnya 24 jam, guna mendorong konsumen segera melakukan pembelian.
3. Manfaatkan Media Sosial dengan Optimal
Di era digital saat ini, media sosial menjadi salah satu senjata utama dalam pemasaran produk. Namun sayangnya, banyak pelaku usaha yang belum mengoptimalkan potensi dari platform ini. Kunci keberhasilan terletak pada pemilihan platform yang sesuai dengan karakteristik audiens. Instagram dan TikTok sangat cocok untuk konten visual serta video pendek yang menarik perhatian, sedangkan Facebook bisa digunakan untuk menjalankan iklan berbayar atau membangun komunitas melalui grup.
Untuk produk B2B, LinkedIn merupakan saluran yang lebih ideal. Variasikan konten mulai dari foto produk, video demonstrasi, testimoni pelanggan, hingga tips dan tutorial yang berkaitan dengan produk. Jalin interaksi yang aktif dengan audiens, misalnya dengan merespons komentar dan pesan langsung secara cepat, membuat polling, atau sesi tanya jawab di fitur story. Banyak UMKM lokal yang berhasil melejitkan brand mereka lewat TikTok Shop hanya dengan membuat konten kreatif seperti perbandingan “sebelum dan sesudah” atau aktivitas harian yang melibatkan produk mereka.
4. Buat Konten yang Menarik & Edukatif
Konten yang baik tidak cukup hanya menarik secara visual, juga perlu bersifat edukatif dan memberikan manfaat nyata kepada calon pelanggan. Konsumen modern cenderung enggan menghadapi penjualan yang terlalu agresif. Mereka lebih menghargai konten yang informatif dan menghibur.
Kamu dapat membuat tutorial penggunaan produk, membagikan konten buatan pengguna lain (user-generated content), memperlihatkan proses produksi di balik layar, atau menulis blog yang dioptimasi SEO seperti artikel tentang kesalahan umum dalam memakai skincare. Dalam setiap konten, usahakan untuk tidak langsung menawarkan produk secara terang-terangan. Berikan dulu nilai dan manfaat, baru kemudian arahkan mereka kepada produk Anda.
5. Jalin Hubungan Baik dengan Customer
Hubungan jangka panjang dengan pelanggan juga sangat penting. Pelanggan setia jauh lebih bernilai dibandingkan pelanggan yang hanya sekali membeli. Maka dari itu, penting untuk membangun hubungan yang kuat dengan mereka melalui respons yang cepat terhadap pertanyaan dan komentar, mengirimkan pesan yang bersifat personal seperti ucapan terima kasih dan informasi pengiriman, serta menyediakan program loyalitas seperti poin belanja atau keanggotaan eksklusif.
Setelah transaksi selesai, jangan lupakan follow-up untuk meminta ulasan atau menawarkan produk pelengkap. Berdasarkan riset, pelanggan yang merasa dihargai memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk melakukan pembelian ulang.
6. Gunakan Testimoni & Social Proof
Salah satu faktor yang mampu meyakinkan calon pelanggan untuk membeli adalah testimoni dan social proof. Orang cenderung lebih mempercayai ulasan dari pengguna lain dibandingkan promosi dari brand itu sendiri. Oleh karena itu, mintalah testimoni dari pelanggan yang sudah membeli, baik melalui WhatsApp, email, atau media sosial.
Kamu bisa memberikan insentif kecil sebagai ucapan terima kasih. Jangan ragu untuk menampilkan testimoni ini di berbagai media, mulai dari situs web, akun media sosial, hingga materi cetak seperti brosur. Bahkan, video singkat testimoni di Instagram Story bisa jauh lebih efektif daripada sekadar teks panjang.
7. Jangan Merendahkan Pesaing
Dalam memasarkan produk, hindarilah strategi yang menjatuhkan pesaing. Meskipun mungkin tergoda untuk membandingkan produk kamu dengan produk kompetitor secara negatif, hal ini bisa berdampak buruk pada citra brand. Konsumen umumnya tidak menyukai nada yang bernada negatif atau menyerang. Sebaliknya, fokuslah pada keunggulan dan keunikan produk milik sendiri. Tunjukkan perbedaan yang membuat produk Anda lebih relevan atau lebih bermanfaat, tanpa harus menjelekkan pihak lain.
8. Libatkan Customer dalam Proses Kreatif
Mengajak pelanggan terlibat dalam proses kreatif juga bisa meningkatkan loyalitas mereka terhadap brand. Ketika pelanggan merasa dilibatkan, mereka akan merasa memiliki keterikatan emosional. Kamu mengajak mereka untuk ikut memilih nama produk baru melalui voting, menentukan warna kemasan favorit, atau mengikuti kontes foto yang melibatkan produk mu. Strategi ini bukan hanya meningkatkan interaksi, tapi juga menciptakan rasa kepemilikan terhadap brand yang Anda bangun.
9. Berikan Pelayanan Terbaik
Tak kalah pentingnya adalah memastikan bahwa seluruh proses pelayanan berjalan dengan baik dan menyenangkan. Pengalaman belanja yang lancar akan mendorong pelanggan untuk kembali lagi. Pastikan bahwa proses checkout tidak membingungkan, sediakan berbagai metode pembayaran yang lengkap termasuk QRIS dan cash on delivery, serta usahakan pengiriman dilakukan secepat mungkin dengan sistem pelacakan yang jelas. Jaminan pengembalian barang atau garansi yang adil juga penting untuk memberikan rasa aman. Statistik menunjukkan bahwa 80% pelanggan tidak akan kembali jika mereka pernah mengalami pelayanan yang buruk.
10. Pakai Strategi Omnichannel
Gunakan strategi omnichannel agar produk kamu dapat dijangkau melalui berbagai saluran. Jangan hanya bergantung pada satu platform. Idealnya, kamu hadir di website, marketplace seperti Tokopedia atau Shopee, media sosial seperti Instagram, bahkan toko offline jika memungkinkan.
Gunakan iklan Facebook yang diarahkan langsung ke WhatsApp atau tautan di bio media sosial. Pendekatan ini memungkinkan pelanggan memilih jalur yang paling nyaman bagi mereka untuk melakukan pembelian, sehingga meningkatkan peluang konversi secara keseluruhan.
Tools Spesifik untuk Menawarkan Produk ke Customer
Kini saatnya membahas berbagai alat praktis yang dapat membantu menjalankan strategi pemasaran secara lebih efisien dan terorganisir. Tidak harus menggunakan semuanya sekaligus. Pilihlah beberapa tools yang paling relevan dan sesuai dengan kebutuhan serta skala bisnis kamu agar hasilnya maksimal tanpa membuang waktu atau sumber daya.
1. Canva (Desain Konten Menarik)
Dengan platform ini, dapat dengan mudah membuat berbagai materi visual seperti gambar produk, poster promosi, brosur digital, hingga konten untuk Instagram dan TikTok, tanpa harus memiliki keahlian desain grafis tingkat lanjut. Canva menyediakan template yang sudah disesuaikan dengan ukuran standar berbagai platform, seperti Instagram Post atau TikTok Video, sehingga hasil kontennya selalu proporsional dan menarik. Kamu pun bisa menyimpan elemen identitas merek seperti warna dan font menggunakan fitur “Brand Kit”, agar semua desain tetap konsisten dan sesuai citra brand.
2. Meta Ads Manager (Iklan Facebook & Instagram)
Untuk memperluas jangkauan pemasaran melalui iklan digital, Meta Ads Manager menjadi solusi utama. Alat ini memungkinkan Anda menjalankan iklan berbayar di platform seperti Facebook dan Instagram dengan sasaran audiens yang sangat spesifik—mulai dari lokasi, usia, minat, hingga kebiasaan belanja. Memilih berbagai format iklan, seperti iklan gambar, video, carousel untuk menampilkan beberapa produk sekaligus, hingga lead ads yang berguna untuk mengumpulkan data calon pelanggan. Untuk hasil optimal, penting melakukan pengujian A/B terhadap berbagai versi iklan guna mengetahui mana yang paling efektif. Kamu juga dapat memasang Facebook Pixel di website agar dapat melacak perilaku pengguna yang datang dari iklan.
3. WhatsApp Business (Komunikasi Langsung dengan Customer)
Dalam menjalin komunikasi langsung dan personal dengan pelanggan, WhatsApp Business sangat membantu. Melalui aplikasi ini, dapat mengelola percakapan penjualan, membalas pesan dengan cepat menggunakan fitur “quick replies”, serta mengirim notifikasi otomatis seperti informasi pengiriman atau faktur pembelian. WhatsApp Business juga memungkinkan membuat katalog produk yang bisa diakses langsung oleh calon pembeli. Untuk memudahkan pelanggan menghubungi kamu, sematkan tautan WhatsApp di bio Instagram atau di laman situs. Namun, penting untuk menghindari pengiriman pesan massal atau spam kepada pelanggan yang belum pernah berinteraksi.
4. Google My Business (Untuk Bisnis Lokal)
Bagi kamu yang menjalankan usaha lokal, Google My Business (sekarang Google Business Profile) merupakan alat yang sangat penting agar bisnis muncul di hasil pencarian Google dan Google Maps. Dengan rutin memperbarui informasi seperti foto produk, jam operasional, serta menanggapi ulasan pelanggan, dapat meningkatkan visibilitas dan kepercayaan calon pembeli. Google juga menyediakan fitur posting yang bisa dimanfaatkan untuk menginformasikan promo, diskon, atau acara khusus kepada publik secara gratis.
5. TikTok Shop & Live Selling (Jualan via TikTok)
Di era konten video pendek yang sedang booming, TikTok Shop dan fitur Live Selling menjadi cara ampuh untuk menjual produk secara langsung. Anda dapat membuat konten yang menghibur seperti unboxing produk, tutorial pemakaian, atau hasil pemakaian sebelum dan sesudah. TikTok Live juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi real-time dengan penonton sambil menawarkan diskon eksklusif. Untuk memperluas jangkauan, gunakan TikTok Ads atau kolaborasi dengan mikro-influencer yang memiliki tingkat engagement tinggi. Menyesuaikan konten dengan tren musik dan hashtag yang sedang viral juga dapat meningkatkan visibilitas secara signifikan.
6. Trello atau Notion (Atur Strategi Pemasaran)
Untuk mengatur strategi pemasaran agar tidak kacau, platform seperti Trello atau Notion bisa menjadi solusi pengelolaan yang efisien. Kamu dapat menyusun kalender konten, merancang jadwal kampanye, hingga memantau perkembangan berbagai aktivitas promosi. Ini sangat berguna agar semua anggota tim tetap sinkron, terutama jika Anda menjalankan beberapa saluran pemasaran sekaligus. Bahkan bila baru memulai bisnis skala kecil, kamu bisa menggunakan Google Sheets sebagai alternatif gratis yang tetap fungsional.
7. Google Analytics & Facebook Insights (Analisis Performa)
Google Analytics dan Facebook Insights adalah alat penting untuk memahami performa konten dan perilaku audiens. Dari sana, kamu mengetahui konten mana yang paling diminati, demografi pengunjung, serta tingkat interaksi atau konversi yang terjadi. Dengan memantau metrik yang tepat seperti conversion rate dan engagement rate, dapat melakukan penyesuaian dan pengembangan strategi yang lebih tepat sasaran di masa depan.
Dari 10 strategi Cara Menawarkan Produk ke Customer di atas, mana yang sudah di coba? Pilih 2-3 yang paling sesuai dengan bisnis kamu, terapkan konsisten, dan lihat perbedaannya! Semoga tips Cara Menawarkan Produk ke Customer bermanfaat ya.
Baca juga:
- 13 Contoh Media Promosi Offline yang Terbukti Efektif
- Apa saja Kekurangan dan Kelebihan Pemasaran Offline?
- Peran AI dalam Marketing Produk
Referensi
- Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2019). Digital Marketing (7th ed.). Pearson Education.
- Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.
- Solomon, M. R. (2017). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being (12th ed.). Pearson.
- Tuten, T. L., & Solomon, M. R. (2018). Social Media Marketing (3rd ed.). SAGE Publications.
- Pulizzi, J. (2014). Epic Content Marketing: How to Tell a Different Story, Break through the Clutter, and Win More Customers by Marketing Less. McGraw-Hill Education.
- Goodman, M. B. (2020). Corporate Communication: Strategic Adaptation for Global Practice (2nd ed.). Peter Lang Publishing.