Waspada! 5 Efek Samping Daun Kelor yang Perlu Diketahui

Efek Samping Daun Kelor

Efek Samping Daun Kelor

Efek Samping Daun Kelor – Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang kaya manfaat. Kandungan nutrisi dalam daun kelor membuatnya menjadi bahan yang sangat populer dalam pengobatan tradisional di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, seperti halnya obat-obatan lainnya, konsumsi daun kelor juga memiliki efek samping yang perlu kamu waspadai.

Kandungan Nutrisi Daun Kelor Segar dan Kering

Efek Samping Daun Kelor

Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang kaya akan berbagai nutrisi penting bagi kesehatan. Kandungan nutrisinya dapat bervariasi tergantung pada varietas tanaman, kondisi penanaman, dan cara pengolahannya. Berikut informasi kandungan nutrisi per 100 gram daun kelor segar dan kering:

1. Daun Kelor Segar

  • Kalori: 92 kkal
  • Protein: 6,8 gram
  • Lemak: 1,7 gram
  • Karbohidrat: 12,5 gram
  • Serat: 0,9 gram
  • Vitamin A: 6,78 mg karoten
  • Vitamin B1 (Tiamin): 0,06 mg
  • Vitamin B2 (Riboflavin): 0,05 mg
  • Vitamin B3 (Niasin): 0,8 mg
  • Vitamin C: 220 mg
  • Kalsium: 44 mg
  • Kalium: 550 mg
  • Zat Besi: 2,8 mg
  • Fosfor: 70 mg

2. Daun Kelor Kering

  • Kalori: 244 kkal
  • Protein: 36,25 gram
  • Lemak: 3,36 gram
  • Karbohidrat: 45,86 gram
  • Serat: 5,3 gram
  • Kalsium: 825 mg
  • Kalium: 1325 mg
  • Zat Besi: 16,8 mg
  • Fosfor: 494 mg

Efek Samping Daun Kelor

Berikut ini beberapa informasi terkait efek samping daun kelor yang perlu dipertimbangkan.

1. Gangguan Pencernaan

Mengonsumsi daun kelor dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan yang serius, seperti sakit perut dan diare. Hal ini disebabkan oleh kandungan zat besi yang tinggi dalam daun kelor. Ketika zat besi yang berlebihan masuk ke dalam tubuh, tubuh tidak dapat mengelola zat besi tersebut dengan efektif, sehingga dapat menyebabkan penumpukan zat besi dalam darah.

Penumpukan zat besi dalam darah dapat mengganggu fungsi normal sistem pencernaan. Zat besi yang berlebihan dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peradangan pada lambung dan usus, mengakibatkan sakit perut dan diare.

Selain itu, penumpukan zat besi juga dapat menyebabkan gangguan lain dalam sistem pencernaan, seperti konstipasi atau sembelit. Kondisi ini terjadi karena zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi bakteri usus, yang dapat mempengaruhi proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi.

2. Interaksi Obat

Daun kelor dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama obat untuk tekanan darah dan diabetes. Konsumsi daun kelor bersamaan dengan obat-obatan tersebut dapat mengganggu efektivitas obat dan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Gejala hipotensi bisa mencakup pusing, pingsan, dan kelelahan.

3. Toksisitas

Mengonsumsi daun kelor dalam jumlah berlebihan, terutama bagian bijinya, dapat menyebabkan toksisitas pada tubuh. Biji kelor mengandung senyawa yang disebut sebagai antinutrisi, yang dapat merusak sel-sel tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar.

Salah satu senyawa antinutrisi yang ditemukan dalam biji kelor adalah senyawa tanin. Tanin dapat mengikat protein dalam tubuh, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi dan protein. Pada tingkat yang tinggi, tanin dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan pada organ-organ tubuh.

Biji kelor juga mengandung senyawa saponin, yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan merusak sel-sel usus jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Senyawa saponin juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh.

4. Efek pada Kehamilan

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi daun kelor dalam jumlah besar dapat memicu kontraksi rahim pada wanita hamil, yang dapat meningkatkan risiko keguguran. Daun kelor mengandung senyawa yang dapat merangsang kontraksi otot, seperti alkaloid dan senyawa saponin. Ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, senyawa-senyawa ini dapat mempengaruhi rahim dan menyebabkan kontraksi yang berpotensi membahayakan kehamilan.

5. Reaksi Alergi

Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi daun kelor. Reaksi alergi terhadap daun kelor bisa berupa gatal-gatal pada kulit, ruam kulit, atau pembengkakan pada wajah atau bibir. Alergi ini terjadi karena tubuh bereaksi terhadap protein tertentu yang terdapat dalam daun kelor.

Reaksi alergi terhadap daun kelor bisa terjadi pada siapa saja, meskipun mereka yang memiliki riwayat alergi makanan atau alergi terhadap tanaman lain mungkin lebih rentan.

Cara Menghindari Efek Samping

Untuk menghindari efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi daun kelor, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut:

  • Konsumsilah daun kelor dalam jumlah yang tepat, yaitu tidak lebih dari 50–70 gram per hari atau setara dengan sekitar 10–15 sendok teh bubuk daun kelor.
  • Bila memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi daun kelor.
  • Saat mengalami gejala yang tidak biasa setelah mengonsumsi daun kelor, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan dokter.

Itulah beberapa Efek Samping Daun Kelor, semoga bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  • Kemenkes RI. (2021). Daftar Obat Tradisional yang Dapat Digunakan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Penggunaan Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  • Pramono, S., Herlyanti, K. D., & Hermanto, B. (2020). Manfaat daun kelor (Moringa oleifera) dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 8(2), 192-198.
  • World Health Organization. (2019). WHO Monographs on Selected Medicinal Plants: Volume 4. Geneva: World Health Organization.
  • Wibowo, A., & Santoso, A. (2019). Potensi dan keamanan penggunaan daun kelor (Moringa oleifera) sebagai suplemen kesehatan. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 7(2), 123-130.
  • Sari, N. M. (2018). Efek samping daun kelor (Moringa oleifera) pada kesehatan manusia. Jurnal Kesehatan, 9(1), 88-95.
  • Fardiaz, S. (2017). Manfaat daun kelor (Moringa oleifera) dalam meningkatkan kesehatan tubuh. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 45-52.
  • American Herbal Pharmacopoeia. (2015). Moringa leaf powder: How to get the most from this nutrient-dense green superfood. Santa Cruz, CA: American Herbal Pharmacopoeia.
  • Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2018). Buku Saku Obat Tradisional. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
  • Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2016). Moringa oleifera as a food source in developing countries: An overview. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Please follow and like bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Copy link
URL has been copied successfully!
Scroll to Top