5 Potensi Bahaya Buah Bit untuk Ibu Hamil

Bahaya Buah Bit untuk Ibu Hamil

Bahaya Buah Bit untuk Ibu HamilBuah bit sering dipuji sebagai “superfood” karena kandungan nutrisinya yang melimpah. Mulai dari zat besi, folat, serat, hingga antioksidan, buah berwarna merah keunguan ini dianggap bermanfaat untuk kesehatan, termasuk bagi ibu hamil. Namun, di balik manfaat buah bit, ada sejumlah potensi bahaya buah bit untuk ibu hamil yang jarang dibahas.

Apakah bit benar-benar aman dikonsumsi selama kehamilan? Atau justru bisa memicu komplikasi jika dikonsumsi berlebihan? Artikel ini akan mengupas tuntas risiko konsumsi buah bit bagi ibu hamil berdasarkan bukti ilmiah, termasuk efek samping yang perlu diwaspadai.

Kandungan Nutrisi Buah Bit

Sebelum membahas bahayanya, penting untuk memahami apa saja kandungan buah bit yang berpengaruh pada kehamilan. Dalam 100 gram bit matang terkandung:

  • Kalori: 44 kkal
  • Karbohidrat: 10 gram
  • Serat: 2 gram
  • Protein: 1,7 gram
  • Folat: 20% kebutuhan harian
  • Zat Besi: 4% kebutuhan harian
  • Nitrat: 250–500 mg

Sumber: USDA FoodData Central (2021).

Nutrisi seperti folat dan zat besi memang penting untuk kehamilan, tetapi nitrat dan senyawa oksalat dalam bit bisa menimbulkan masalah jika dikonsumsi secara berlebihan.

Potensi Bahaya Buah Bit untuk Ibu Hamil

Berikut ini ulasan terkait potensi bahaya buah bit untuk ibu hamil

1. Risiko Tekanan Darah Turun Drastis

Buah bit mengandung kadar nitrat yang signifikan, senyawa yang dalam tubuh akan mengalami konversi menjadi nitrit dan oksida nitrat. Proses metabolisme ini berdampak pada vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah yang berujung pada penurunan tekanan darah. Bagi ibu hamil dengan kondisi hipotensi atau tekanan darah rendah, efek ini dapat menimbulkan konsekuensi serius. Gejala yang mungkin muncul meliputi pusing berkepanjangan, tubuh terasa lemas tanpa sebab jelas, hingga kasus terburuk berupa kehilangan kesadaran sementara (syncope). Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition (2018) mengungkap temuan penting bahwa konsumsi rutin jus bit mampu menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 4-5 mmHg. Rekomendasi praktisnya, bagi ibu hamil dengan riwayat tekanan darah rendah sebaiknya membatasi asupan bit, khususnya dalam bentuk jus yang memiliki konsentrasi nutrisi lebih pekat.

2. Peningkatan Risiko Batu Ginjal

Kandungan oksalat dalam buah bit menjadi perhatian khusus bagi kesehatan ginjal. Senyawa ini memiliki kecenderungan untuk membentuk kristal yang dapat berkembang menjadi batu ginjal. Kondisi kehamilan sendiri sudah menciptakan beban tambahan pada sistem renal akibat peningkatan volume darah dan perubahan metabolisme. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School (2019) menyoroti korelasi antara asupan oksalat berlebihan dengan peningkatan insiden batu ginjal, terutama pada individu dengan predisposisi gangguan ginjal. Beberapa indikator yang patut diwaspadai mencakup nyeri tajam di daerah pinggang, sensasi terbakar saat berkemih, serta perubahan warna urine menjadi keruh atau mengandung darah. Sebagai langkah pencegahan, pembatasan konsumsi bit sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki riwayat masalah ginjal atau batu saluran kemih.

3. Gangguan Pencernaan

Meskipun kandungan serat dalam bit memberikan manfaat bagi sistem pencernaan, konsumsi berlebihan justru dapat menimbulkan berbagai keluhan gastrointestinal. Efek yang mungkin timbul antara lain perut kembung disertai rasa tidak nyaman, frekuensi buang air besar yang meningkat secara tiba-tiba (diare), hingga kontraksi otot polos yang memicu kram perut. Ibu hamil pada trimester pertama yang sedang mengalami morning sickness akan merasakan dampak negatif yang lebih intens jika sistem pencernaannya terganggu. Solusi yang bisa diterapkan adalah mengatur porsi konsumsi bit dalam jumlah kecil sekaligus menghindari konsumsi dalam keadaan mentah karena tekstur dan komposisinya yang lebih sulit dipecah oleh enzim pencernaan.

4. Reaksi Alergi

Walaupun kasusnya tergolong langka, potensi reaksi hipersensitivitas terhadap komponen dalam buah bit tidak bisa diabaikan. Manifestasi alergi yang mungkin muncul bervariasi mulai dari reaksi kulit seperti gatal-gatal (urticaria), edema pada area bibir dan lidah, hingga gangguan pernapasan berupa sesak napas (dyspnea). Apabila muncul tanda-tanda alergi setelah mengonsumsi bit, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan konsumsi segera dan mencari pertolongan medis profesional untuk penanganan lebih lanjut.

5. Interaksi dengan Obat-obatan

Nitrat yang terkandung dalam bit memiliki potensi interaksi farmakologis dengan beberapa jenis obat. Pada pasien yang mengonsumsi obat antihipertensi, efek vasodilatasi dari nitrat dapat memperkuat kerja obat sehingga berisiko menyebabkan penurunan tekanan darah yang terlalu drastis (hipotensi berat). Sementara bagi penderita diabetes yang menggunakan obat penurun glukosa darah, kandungan gula alami dalam bit meskipun tidak tinggi tetap perlu diperhitungkan dalam pengelolaan kadar gula darah. Rekomendasi pentingnya, konsultasi dengan dokter atau ahli farmasi menjadi langkah wajib sebelum mengintegrasikan bit ke dalam pola makan rutin, terutama bagi mereka yang sedang dalam pengobatan tertentu.

Berapa Batas Aman Konsumsi Buah Bit untuk Ibu Hamil?

Organisasi kesehatan terkemuka American Pregnancy Association pada tahun 2022 telah mengeluarkan panduan resmi mengenai konsumsi buah bit yang aman bagi ibu hamil. Rekomendasi ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan medis dan penelitian terkini untuk memastikan keamanan serta manfaat optimal bagi kesehatan ibu dan janin.

Pertama, asupan buah bit sebaiknya dibatasi maksimal satu hingga dua buah berukuran kecil setiap harinya. Pembatasan jumlah ini penting untuk mencegah efek samping yang mungkin timbul dari konsumsi berlebihan, sekaligus memastikan asupan nutrisi yang seimbang. Ukuran “kecil” yang dimaksud merujuk pada buah bit dengan diameter sekitar 5-7 cm atau berat kurang lebih 50-80 gram per buah.

Kedua, khusus untuk bentuk jus, disarankan untuk menghindari konsumsi jus bit yang terlalu pekat. Volume yang dianjurkan tidak melebihi 200 mililiter per hari. Pembatasan ini disebabkan oleh beberapa faktor: konsentrasi nitrat yang lebih tinggi dalam bentuk jus, potensi penurunan tekanan darah yang lebih signifikan, serta kandungan gula alami yang lebih terkonsentrasi. Jus bit sebaiknya diencerkan dengan air atau dicampur dengan jus buah lain seperti apel atau wortel untuk mengurangi efek sampingnya.

Ketiga, dari segi pengolahan, American Pregnancy Association merekomendasikan untuk memilih bit yang telah melalui proses pemasakan daripada mengonsumsinya dalam keadaan mentah. Proses memasak, baik itu dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang, berperan penting dalam beberapa aspek: mengurangi risiko kontaminasi bakteri patogen seperti Listeria yang berbahaya bagi kehamilan, menurunkan kadar nitrat, serta membuat tekstur bit lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan ibu hamil yang lebih sensitif.

Penutup

Buah bit memang bergizi, tetapi bukan tanpa risiko. Jika dikonsumsi dalam porsi wajar dan diolah dengan benar, bit tetap bisa menjadi bagian dari diet sehat ibu hamil. Namun, bila memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Referensi

  1. USDA FoodData Central. (2021). Beets, raw.
  2. Kapil, V., et al. (2018). Dietary nitrate provides sustained blood pressure lowering in hypertensive patients. Journal of Nutrition, 145(3), 614–620.
  3. Harvard Medical School. (2019). Oxalate content of foods and its impact on kidney stones. 
  4. American Pregnancy Association. (2022). Nutrition during pregnancy: What to eat and what to avoid.
Please follow and like Bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Scroll to Top