Apa Saja 5 Manfaat Teh Bajakah untuk Kesehatan?

Manfaat Teh Bajakah

Manfaat teh bajakah menjadi perbincangan hangat di dunia kesehatan alami dalam beberapa tahun ini. Popularitasnya melonjak setelah tiga siswa SMA asal Indonesia berhasil meraih medali emas di World Invention Creativity Olympic (WICO) 2019 di Korea Selatan. Mereka menemukan bahwa ekstrak kayu bajakah memiliki potensi sebagai antikanker pada uji tikus laboratorium (Yuliana et al., 2019).

Sejak saat itu, banyak orang mulai mencari tahu tentang manfaat teh bajakah. Namun, di balik klaim khasiatnya yang luar biasa, penting untuk memahami apa saja bukti ilmiahnya, bagaimana cara mengonsumsinya dengan aman, dan apa saja risikonya

Apa Itu Bajakah?

Bajakah adalah tumbuhan liar yang tumbuh di hutan Kalimantan dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Tanaman ini telah lama digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit. Bagian yang paling sering dimanfaatkan adalah akar dan batangnya, yang biasanya direbus atau diolah menjadi teh.

Menurut penelitian, kayu bajakah mengandung senyawa bioaktif seperti:

  • Flavonoid
  • Tanin 
  • Saponin 
  • Fenolik

Kandungan inilah yang diduga menjadi alasan mengapa teh bajakah dianggap berkhasiat untuk kesehatan.

Manfaat Teh Bajakah

Berikut ini ragaman manfaat teh bajakah berdasarkan hasil penelitian ilmiah.

1. Potensi Antikanker

Di antara berbagai klaim kesehatan yang beredar, kemampuan teh bajakah dalam melawan kanker menjadi yang paling menarik perhatian. Temuan awal dari penelitian mengungkapkan bahwa ekstrak bajakah menunjukkan aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker pada uji hewan. Mekanisme kerjanya diduga melalui kandungan flavonoid dan saponin yang mampu memicu apoptosis atau kematian terprogram sel kanker. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara mengganggu siklus hidup sel kanker sekaligus menghambat angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi nutrisi pada tumor).

Namun demikian, para ahli menekankan bahwa temuan pada hewan uji tidak serta merta dapat diaplikasikan pada manusia. Meskipun flavonoid memang menunjukkan sifat antikanker dalam berbagai studi in vitro dan pada hewan, belum ada bukti klinis yang cukup untuk menyatakan bahwa konsumsi teh bajakah dapat menyembuhkan kanker pada manusia. Perlu dilakukan serangkaian uji klinis yang ketat dengan standar double-blind randomized controlled trial untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya sebelum dapat direkomendasikan sebagai terapi pendamping.

2. Efektivitas dalam Penyembuhan Luka

Selain potensinya sebagai antikanker, teh bajakah juga menunjukkan manfaat yang menjanjikan dalam proses penyembuhan luka. Penelitian yang dipublikasikan mengungkap bahwa kandungan tanin dalam bajakah bekerja secara multifungsi. Senyawa ini tidak hanya berperan sebagai antiseptik alami yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, tetapi juga mempercepat proses pembekuan darah melalui mekanisme vasokonstriksi dan agregasi trombosit.

Temuan ini sejalan dengan praktik pengobatan tradisional masyarakat Dayak yang telah lama menggunakan rebusan bajakah untuk mengatasi luka bakar dan luka sayat. Namun demikian, efektivitasnya pada luka kronis seperti ulkus diabetikum atau luka tekanan masih memerlukan penelitian lebih mendalam. Beberapa ahli menyoroti perlunya standarisasi dosis dan formulasi yang tepat, mengingat konsentrasi tanin yang terlalu tinggi justru dapat menghambat proses epitelisasi pada tahap akhir penyembuhan luka.

3. Menurunkan Risiko Diabetes

Aspek lain yang menarik dari teh bajakah adalah potensinya dalam membantu pengelolaan diabetes melitus. Beberapa studi melaporkan bahwa pemberian ekstrak bajakah secara oral pada tikus diabetes mampu meningkatkan sensitivitas insulin secara signifikan. Mekanisme kerjanya diduga melalui aktivitas flavonoid yang dapat mengurangi resistensi insulin dengan cara memodulasi ekspresi GLUT-4 dan meningkatkan penyerapan glukosa di jaringan perifer.

Meski hasil awal ini cukup menggembirakan, para ahli endokrinologi mengingatkan bahwa penderita diabetes tidak boleh serta merta mengganti pengobatan medisnya dengan teh bajakah. Beberapa pertanyaan kritis masih perlu dijawab, seperti dosis optimal, profil keamanan jangka panjang, serta potensi interaksinya dengan obat antidiabetes konvensional seperti metformin atau sulfonilurea. Konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah wajib sebelum memutuskan untuk mengonsumsi teh bajakah sebagai bagian dari terapi diabetes.

4. Mencegah Penyakit Hati (Liver)

Organ hati sebagai pusat detoksifikasi tubuh seringkali terpapar berbagai zat berbahaya yang dapat memicu stres oksidatif. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bajakah pada tikus yang terpapar karbon tetraklorida (CCl4) mampu mengurangi kerusakan hepatosit secara signifikan. Efek hepatoprotektif ini diduga berasal dari aktivitas antioksidan flavonoid yang dapat menetralisir radikal bebas dan mengurangi peradangan di jaringan hati.

Temuan ini membuka peluang pengembangan teh bajakah sebagai suplemen pendukung kesehatan hati. Namun, penerapannya pada kondisi patologis seperti sirosis atau hepatitis virus masih memerlukan pembuktian lebih lanjut. Beberapa peneliti juga menyoroti pentingnya pemeriksaan kandungan logam berat pada produk bajakah mengingat tanaman ini tumbuh liar di alam dan berpotensi terpapar kontaminan lingkungan.

5. Menjaga Kesehatan Jantung

Manfaat teh bajakah bagi sistem kardiovaskular mempunyai peran flavonoid dalam menjaga kesehatan jantung. Senyawa aktif dalam bajakah bekerja melalui beberapa mekanisme, antara lain dengan mengurangi peradangan vaskular, menghambat oksidasi LDL kolesterol, dan meningkatkan elastisitas pembuluh darah. Efek ini secara teoritis dapat menurunkan risiko aterosklerosis dan komplikasi kardiovaskular lainnya.

Namun penting untuk dipahami bahwa teh bajakah tidak dapat menggantikan pengobatan medis untuk kondisi seperti hipertensi atau penyakit jantung koroner. Pasien dengan riwayat kardiovaskular disarankan untuk tetap mematuhi terapi yang diresepkan dokter sambil berkonsultasi tentang kemungkinan penggunaan bajakah sebagai terapi komplementer. Pemantauan tekanan darah dan profil lipid secara berkala tetap diperlukan untuk mengevaluasi efektivitasnya.

Cara Mengonsumsi Teh Bajakah dengan Aman

Proses pembuatan teh bajakah secara tradisional dilakukan dengan merebus potongan kayu atau akar tanaman bajakah dalam air mendidih selama beberapa waktu. Cara pengolahan ini telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat lokal di Kalimantan. Namun demikian, sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi teh herbal ini, terdapat beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan secara serius.

1. Konsultasi dengan Dokter 

Pertama dan yang paling utama, konsultasi dengan dokter merupakan langkah wajib yang tidak boleh diabaikan. Hal ini terutama kritikal bagi individu dengan riwayat penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan autoimun, serta mereka yang sedang dalam pengobatan rutin. Dokter dapat memberikan penilaian menyeluruh tentang potensi risiko dan manfaat berdasarkan kondisi kesehatan spesifik pasien.

2. Pastikan Sumber Terpercaya

Kedua, aspek keaslian produk menjadi faktor penentu yang sangat penting. Maraknya peredaran produk bajakah palsu di pasaran menuntut konsumen untuk lebih selektif. Disarankan untuk memperoleh produk hanya dari supplier terpercaya yang dapat memberikan bukti autentisitas, seperti sertifikat analisis kandungan atau dokumen traceability yang menunjukkan asal-usul bahan baku. Waspadai produk dengan harga yang tidak wajar murah atau klaim manfaat yang berlebihan.

Dalam hal dosis konsumsi, prinsip kehati-hatian harus selalu diterapkan. Meskipun berasal dari bahan alami, konsumsi teh bajakah secara berlebihan dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Beberapa laporan menunjukkan bahwa dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal seperti diare, mual, atau kram perut. Yang lebih mengkhawatirkan adalah potensi efek toksik pada hati jika dikonsumsi dalam jangka panjang dengan dosis tidak terkontrol.

Aspek lain yang tidak kalah penting adalah kemungkinan interaksi dengan obat-obatan tertentu. Kandungan flavonoid dalam bajakah diketahui dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, termasuk antikoagulan seperti warfarin, obat kemoterapi, serta beberapa jenis antidepresan. Interaksi ini dapat mengubah efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping yang tidak diinginkan. Pasien yang sedang menjalani terapi obat sebaiknya melakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter atau apoteker sebelum mengkonsumsi teh ini.

Selain itu, perlu diperhatikan juga durasi konsumsi. Tidak disarankan untuk mengkonsumsi teh bajakah secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang tanpa pengawasan medis. Idealnya, dilakukan periode istirahat (drug holiday) setelah konsumsi selama beberapa minggu untuk meminimalkan risiko akumulasi senyawa aktif dalam tubuh.

3. Waspada Interaksi Obat

Terakhir, pemantauan respons tubuh sangat diperlukan. Jika muncul gejala tidak biasa seperti ruam kulit, gatal-gatal, sesak napas, atau gangguan pencernaan yang persisten, konsumsi harus segera dihentikan dan dicari pertolongan medis. Dokumentasi reaksi yang terjadi akan membantu tenaga kesehatan dalam mengevaluasi penyebab dan memberikan penanganan yang tepat.

Penutup

Berdasarkan penelitian saat ini, teh bajakah memang mengandung senyawa yang berpotensi bermanfaat bagi kesehatan, seperti antikanker, penyembuh luka, dan penstabil gula darah. Namun, klaim penyembuhan kanker masih terlalu dini karena belum ada uji klinis pada manusia.

Jika ingin mencoba teh bajakah, pastikan untuk:

  • Mengonsumsinya dalam batas wajar
  • Tidak menggantikan pengobatan medis
  • Selalu berkonsultasi dengan dokter

Sampai lebih banyak penelitian dilakukan, teh bajakah sebaiknya dikonsumsi sebagai pendamping, bukan pengganti terapi medis. Semoga informasi ini bermanfaat.

Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian terbaru dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran medis. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba pengobatan herbal.

Baca juga:

Referensi

  1. Clark, A. M., Magawa, C., Pliego-Zamora, A., Low, P., Reynolds, M., & Ralph, S. J. (2021). Tea tree oil extract causes mitochondrial superoxide production and apoptosis as an anticancer agent, promoting tumor infiltrating neutrophils cytotoxic for breast cancer to induce tumor regression. Biomedicine & Pharmacotherapy. https://doi.org/10.1016/J.BIOPHA.2021.111790
  2. Qin, J., Yu, L., Peng, F., Ye, X., Li, G., Sun, C., Cheng, F., Peng, C., & Xie, X. (2023). Tannin extracted from Penthorum chinense Pursh, a potential drug with antimicrobial and antibiofilm effects against methicillin-sensitive Staphylococcus aureus and methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Frontiers in Microbiology. https://doi.org/10.3389/fmicb.2023.1134207
  3. Fatima, N., Anwar, F., Saleem, U., Khan, A., Ahmad, B., Shahzadi, I., Ahmad, H., & Ismail, T. (2022). Antidiabetic effects of Brugmansia aurea leaf extract by modulating the glucose levels, insulin resistance, and oxidative stress mechanism. Frontiers in Nutrition. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.1005341
  4. Li, R., Yang, W., Yin, Y., Ma, X., Zhang, P., & Tao, K. (2021). 4-OI Attenuates Carbon Tetrachloride-Induced Hepatic Injury via Regulating Oxidative Stress and the Inflammatory Response. Frontiers in Pharmacology. https://doi.org/10.3389/FPHAR.2021.651444
  5. Lange, K. W. (2022). Tea in cardiovascular health and disease: a critical appraisal of the evidence. Food Science and Human Wellness. https://doi.org/10.1016/j.fshw.2021.12.034
Please follow and like Bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Scroll to Top