4 Perbedaan Digital Marketing dan Social Media Specialist

Perbedaan Digital Marketing dan Social Media Specialist

Perbedaan Digital Marketing dan Social Media Specialist – Pemasaran online menjadi kunci utama kesuksesan bisnis. Namun, masih banyak yang bingung membedakan antara digital marketing dan social media specialist. Keduanya memang berkaitan dengan strategi pemasaran di dunia maya, tapi punya peran, tanggung jawab, dan keahlian yang berbeda. Jika Anda sedang merencanakan strategi pemasaran atau ingin berkarir di industri ini, memahami perbedaan keduanya sangat penting.

Digital marketing adalah segala bentuk pemasaran yang menggunakan perangkat digital, baik online maupun offline. Ini mencakup banyak strategi dan saluran, mulai dari website, SEO, email marketing, iklan berbayar (Google Ads, Facebook Ads), hingga pemasaran melalui televisi, radio, atau SMS.

Sementara itu, social media specialist adalah orang yang khusus menangani pemasaran di platform sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter, LinkedIn, TikTok, dan YouTube. Mereka bertanggung jawab membangun brand awareness, meningkatkan engagement, dan mengkonversi followers menjadi pelanggan.

Perbedaan Digital Marketing dan Social Media Specialist

Perbedaan utama antara Digital Marketing dan Social Media Specialist terletak pada ruang lingkup pekerjaan, keterampilan yang dibutuhkan, tujuan strategi, serta alat-alat yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Dari segi ruang lingkup, seorang profesional di bidang digital marketing memiliki cakupan kerja yang jauh lebih luas. Tugas mereka meliputi berbagai aspek pemasaran digital, seperti optimasi mesin pencari (SEO), pemasaran melalui email (email marketing), iklan berbayar berbasis klik (PPC), pemasaran konten, hingga pengelolaan media sosial. Sebaliknya, seorang social media specialist bekerja secara lebih spesifik, dengan fokus utama hanya pada platform media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan sejenisnya. Mereka bertanggung jawab atas pengelolaan konten dan interaksi di kanal-kanal tersebut tanpa perlu mendalami saluran digital lain di luar media sosial.

2. Skill yang Dibutuhkan

Perbedaan ini juga tercermin dalam keterampilan yang harus dikuasai masing-masing profesi. Seorang digital marketer dituntut untuk menguasai beragam keahlian, mulai dari SEO dan SEM, kemampuan menulis naskah iklan (copywriting), analisis data untuk memahami perilaku konsumen, pemasaran melalui email, hingga pengelolaan kampanye iklan berbayar seperti Google Ads maupun Facebook Ads. Sementara itu, seorang social media specialist lebih fokus dalam penguasaan keterampilan produksi konten visual seperti fotografi, videografi, hingga pembuatan Reels. Selain itu, mereka perlu memiliki keahlian dalam membuat copywriting yang efektif khusus untuk media sosial, mengelola komunitas online, serta menjalankan iklan di platform sosial menggunakan tools seperti Meta Ads atau TikTok Ads.

3. Tujuan Strategi

Tujuan strategi yang diusung kedua profesi ini pun memiliki orientasi yang berbeda. Digital marketing bertujuan lebih luas, yakni untuk meningkatkan penjualan produk atau layanan, menghasilkan prospek pelanggan baru (lead generation), dan membangun kesadaran merek (brand awareness) melalui berbagai saluran digital yang ada. Di sisi lain, social media specialist lebih fokus untuk menciptakan keterlibatan (engagement) dengan audiens, meningkatkan interaksi, serta membangun loyalitas pelanggan melalui aktivitas yang intensif di platform media sosial.

4. Alat yang Digunakan

Dalam menjalankan tugasnya, masing-masing profesi juga mengandalkan alat bantu yang berbeda. Seorang digital marketer kerap menggunakan perangkat seperti Google Analytics untuk menganalisis performa kampanye, SEMrush atau Ahrefs untuk keperluan SEO, Mailchimp dalam mengelola email marketing, dan Google Ads dalam menjalankan kampanye iklan digital. Sementara itu, social media specialist lebih sering menggunakan alat-alat kreatif dan manajerial seperti Canva atau Adobe Photoshop untuk membuat konten visual, Meta Business Suite untuk mengelola akun media sosial secara terpusat, serta platform seperti Hootsuite atau Buffer untuk menjadwalkan dan memonitor postingan. Untuk media sosial berbasis video seperti TikTok, mereka juga mengandalkan TikTok Creator Tools dalam mengoptimalkan performa konten.

Kapan Bisnis Membutuhkan Digital Marketer vs Social Media Specialist?

Menentukan kapan bisnis membutuhkan seorang digital marketer atau social media specialist bergantung pada kebutuhan dan tujuan pemasaran yang ingin dicapai.

1. Gunakan Digital Marketer

Apabila bisnis Anda berada dalam tahap awal dan membutuhkan strategi pemasaran yang komprehensif, maka kehadiran seorang digital marketer menjadi sangat penting. Digital marketer mampu merancang dan mengeksekusi strategi pemasaran yang mencakup berbagai saluran digital, mulai dari optimasi mesin pencari (SEO), kampanye iklan berbayar, hingga pemasaran melalui email dan media sosial. Jika tujuan utama Anda adalah meningkatkan jumlah pengunjung ke website bisnis, memperbesar peluang konversi, serta mendorong penjualan secara online, seorang digital marketer akan menjadi aset berharga. Mereka memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan seluruh saluran pemasaran digital yang ada, sehingga pesan bisnis Anda dapat disampaikan secara konsisten dan efektif kepada target audiens di berbagai platform.

2. Gunakan Social Media Specialist

Sebaliknya, apabila bisnis Anda sangat mengandalkan kehadiran di media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Facebook untuk menjangkau dan berinteraksi dengan pelanggan, maka yang lebih dibutuhkan adalah keahlian seorang social media specialist. Social media specialist akan membantu mengelola kehadiran merek Anda di platform-platform tersebut dengan lebih intensif, membangun keterlibatan yang kuat dengan audiens, serta meningkatkan interaksi yang berkesinambungan. Mereka juga berperan penting dalam menciptakan konten kreatif yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memperkuat citra dan branding bisnis di mata konsumen.

Penutup

Mana yang lebih dibutuhkan diantara keduanya? Jawabannya tergantung kebutuhan bisnis kamu. Bila ingin pemasaran yang holistik, digital marketer lebih tepat. Namun, jika fokus kamu membangun brand di media sosial, social media specialist merupakan pilihan terbaik.

Banyak perusahaan besar justru mempekerjakan keduanya agar strategi pemasaran lebih maksimal. Digital marketer mengatur strategi besar, sementara social media specialist menjalankannya di platform sosial.

Bila masih ragu, coba evaluasi kembali tujuan pemasaran dan sumber daya yang dimiliki. Yang pasti, baik digital marketing maupun social media specialist sama-sama penting di era digital ini. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  1. Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2022). Digital marketing (8th ed.). Pearson.
  2. Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2021). Marketing 5.0: Technology for humanity. Wiley.
  3. Ryan, D. (2023). Understanding digital marketing: Marketing strategies for engaging the digital generation (5th ed.). Kogan Page.
  4. Scott, D. M. (2023). The new rules of marketing and PR: How to use content marketing, podcasting, social media, AI, live video, and newsjacking to reach buyers directly (8th ed.). Wiley.
  5. Tuten, T. L., & Solomon, M. R. (2022). Social media marketing (4th ed.). SAGE Publications.
  6. Zarrella, D. (2021). The social media marketing book (2nd ed.). O’Reilly Media.
Please follow and like Bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Scroll to Top