Apa itu motif ekonomi intrinsik dan ekstrinsik? Jika kamu pernah bertanya-tanya mengapa seseorang memilih pekerjaan tertentu, membeli produk spesifik, atau memulai sebuah bisnis, jawabannya terletak pada konsep fundamental ini. Dalam ilmu ekonomi, motif ekonomi merupakan alasan atau pendorong utama di balik setiap tindakan ekonomi yang dilakukan manusia, baik sebagai individu maupun pelaku bisnis. Motif ekonomi intrinsik dan ekstrinsik membedakan sumber dorongan tersebut: apakah berasal dari dalam diri atau dari pengaruh eksternal. Memahami perbedaan keduanya bukan hanya penting untuk pelajaran akademis, tetapi juga sangat relevan untuk menganalisis perilaku konsumen, strategi pemasaran, hingga pengambilan keputusan finansial dalam kehidupan sehari-hari.
Apa itu Motif Ekonomi Intrinsik? Dorongan dari Dalam Diri
Motif ekonomi intrinsik merujuk pada dorongan untuk melakukan suatu tindakan ekonomi yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri. Dorongan ini muncul karena kepuasan pribadi, minat, rasa ingin tahu, atau nilai-nilai personal yang dianut. Individu bertindak karena kegiatan tersebut secara inheren memberikan makna atau kesenangan, bukan karena mengharapkan imbalan eksternal.
1. Ciri-Ciri dan Karakteristik Motif Intrinsik
Pertama, motif ini berdasarkan minat dan kepuasan pribadi, di mana individu terlibat dalam kegiatan karena merasa tertarik dan menikmati prosesnya secara mendalam. Kedua, terdapat keinginan untuk otonomi dan kebebasan, yaitu hasrat untuk memiliki kendali penuh atas pilihan dan keputusan ekonomi yang diambil. Ketiga, motif ini sering didorong oleh tujuan pengembangan diri, berupa keinginan untuk menguasai suatu keterampilan, mengatasi tantangan, atau memenuhi rasa pencapaian diri. Keempat, dan yang paling khas, adalah sifatnya yang tidak bergantung pada imbalan eksternal. Kepuasan utama datang secara langsung dari aktivitas itu sendiri, bukan berasal dari faktor eksternal seperti uang, pujian, atau pengakuan sosial.
2. Contoh Motif Ekonomi Intrinsik dalam Kehidupan
Dalam praktiknya, contoh motif ini dapat ditemui dalam berbagai lapisan kehidupan ekonomi. Seorang seniman, misalnya, yang melukis berjam-jam karena merasakan kebahagiaan dan kepuasan kreatif dalam proses melukis, merupakan perwujudan nyata. Ia melakukannya terlepas dari apakah lukisannya nanti akan laku terjual atau tidak. Contoh lain adalah seorang wirausahawan sosial yang mendirikan bisnis dengan tujuan utama menyelesaikan masalah di komunitasnya. Dalam hal ini, dampak sosial yang positif menjadi pendorong yang lebih kuat dibandingkan keinginan untuk meraih keuntungan finansial maksimal.
Di dunia kerja, motif ini tampak pada seorang karyawan yang secara sukarela memilih proyek yang menantang dan sesuai dengan passion-nya, meskipun imbalan finansialnya mungkin sama atau bahkan kurang menguntungkan dibandingkan proyek rutin lainnya. Bahkan dalam kegiatan konsumsi sehari-hari, motif intrinsik juga berperan, seperti ketika seseorang membeli buku semata-mata karena ketertarikan yang tulus terhadap topiknya, bukan didasari oleh keinginan untuk pamer atau meningkatkan gengsi koleksinya.
Apa itu Motif Ekonomi Ekstrinsik? Pengaruh dari Lingkungan Eksternal
Kebalikan dari intrinsik, motif ekonomi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu. Tindakan ekonomi dilakukan untuk mendapatkan imbalan tertentu atau menghindari konsekuensi negatif dari lingkungan. Faktor eksternal seperti insentif finansial, tekanan sosial, aturan, penghargaan, dan pengakuan adalah penggerak utamanya.
1. Ciri-Ciri dan Karakteristik Motif Ekstrinsik
Ciri utama motif ini adalah sifatnya yang berorientasi pada imbalan, di mana suatu tindakan sangat dipengaruhi oleh harapan untuk mendapatkan kompensasi seperti uang, hadiah, gelar, atau promosi. Selanjutnya, motif ini sering kali muncul sebagai respons terhadap tekanan atau kewajiban, artinya seseorang melakukan sesuatu karena diharuskan oleh aturan formal perusahaan, permintaan atasan, atau tuntutan norma masyarakat yang tidak tertulis. Ciri ketiga adalah pencarian pengakuan sosial, yaitu dorongan kuat untuk meningkatkan status, mendapatkan pujian, atau sekadar agar diterima dalam suatu kelompok tertentu. Terakhir, motif ekstrinsik juga dapat dimanifestasikan dalam upaya untuk menghindari hukuman atau dampak negatif, seperti seorang karyawan yang bekerja lembur demi menghindari teguran atau pemotongan gaji.
2. Contoh Motif Ekonomi Ekstrinsik dalam Kehidupan
Contoh perilaku ini mudah ditemui dalam keseharian. Seorang karyawan yang memilih untuk bekerja lembur dengan intensitas tinggi, semata-mata didorong oleh keinginan untuk mendapatkan bonus atau tunjangan kinerja, merupakan ilustrasi yang jelas. Dalam dunia konsumsi, motif ini terlihat pada seseorang yang membeli mobil mewah merk tertentu, terutama untuk memberi kesan sukses dan meningkatkan gengsi di mata lingkungan sekitarnya, sebuah fenomena yang dalam ilmu ekonomi dikenal sebagai demonstration effect.
Pada tingkat korporasi, motif ekstrinsik dapat diamati ketika seorang produsen mengikuti program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan tujuan utama untuk meningkatkan citra merek dan membangun loyalitas konsumen, yang pada akhirnya bermuara pada keuntungan finansial, ketimbang didasari oleh kesadaran intrinsik semata. Di dunia pendidikan, contohnya adalah seorang pelajar yang memilih jurusan tertentu karena keyakinan bahwa bidang tersebut memiliki prospek gaji tinggi dan lebih dihargai masyarakat, meskipun mungkin tidak sejalan dengan minat pribadinya yang paling mendalam.
Motif Intrinsik dan Ekstrinsik yang Saling Berkelindan
Dalam realitasnya, motif ekonomi intrinsik dan ekstrinsik jarang berdiri sendiri. Keduanya sering kali saling memengaruhi dan berkombinasi dalam mendorong sebuah keputusan. Psikolog menyebut fenomena ini sebagai “Overjustification Effect”, di mana pemberian imbalan ekstrinsik (seperti uang) untuk suatu aktivitas yang sebelumnya didorong oleh motivasi intrinsik (seperti kesenangan) justru dapat mengurangi minat intrinsik tersebut.
Contoh Interaksi: Seorang guru yang awalnya mengajar karena panggilan jiwa (intrinsik) mungkin juga termotivasi oleh tunjangan sertifikasi dan penghargaan guru berprestasi (ekstrinsik). Kombinasi yang seimbang antara kedua motif ini justru dapat menciptakan kinerja dan kepuasan yang optimal.
Pentingnya Memahami Perbedaan Keduanya
Mengapa memahami jenis-jenis motif ekonomi ini penting?
- Bagi Individu, membantu meningkatkan kesadaran diri tentang apa yang benar-benar mendorong pilihan finansial dan karier kita. Apakah kita bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja? Refleksi ini dapat menuntun pada hidup yang lebih seimbang dan memuaskan.
- Bagi Pelaku Bisnis dan Marketer, memahami motivasi konsumen adalah kunci. Kampanye pemasaran bisa dirancang berbeda: menyentuh sisi emosional dan nilai-nilai (appeal to intrinsic motives) atau menonjolkan diskon, hadiah, dan status sosial (appeal to extrinsic motives).
- Bagi Pemimpin dan HRD, menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya menawarkan kompensasi kompetitif (ekstrinsik) tetapi juga memberi ruang untuk otonomi, pengembangan mastery, dan sense of purpose (intrinsik) akan meningkatkan engagement karyawan.
Aplikasi dalam Berbagai Kegiatan Ekonomi
- Seorang produsen mungkin memproduksi barang berkualitas tinggi karena prinsip dan integritas pribadi (intrinsik), sekaligus juga mengejar pangsa pasar dan keuntungan maksimal (ekstrinsik).
- Seseorang membeli makanan organik karena keyakinan akan gaya hidup sehat (intrinsik) dan juga karena ingin dilihat sebagai bagian dari kelompok sosial tertentu (ekstrinsik).
- Seorang founder startup mungkin digerakkan oleh visi mengubah dunia (intrinsik) dan juga oleh target valuasi perusahaan yang tinggi (ekstrinsik).
Dengan mengenali ciri-ciri motif ekonomi yang sedang bekerja dalam diri kita, kita dapat mengambil kendali yang lebih besar, membuat pilihan yang lebih otentik, dan merancang strategi yang lebih efektif—baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Share artikel ini jika kamu merasa informasinya bermanfaat untuk jaringan pertemanan atau kolega!
Baca juga:
- Manajemen Strategis Bisnis: Pengertian, Fungsi, dan Manfaat
- Taukah Kamu Strategi Pemasaran B2B dan B2C?
- Brand Image Adalah: Pengertian, Tujuan, Indikator, dan Contoh
- Conceptual Skill Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Manfaat
- CTO adalah: Tugas Chief Technology Officer apa Saja?
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ)
1. Apa perbedaan utama motif intrinsik dan ekstrinsik?
Perbedaan utamanya terletak pada sumber dorongan. Motif intrinsik berasal dari dalam diri (kepuasan pribadi, minat), sedangkan motif ekstrinsik berasal dari luar (imbalan uang, penghargaan, tekanan sosial).
2. Manakah yang lebih baik atau efektif?
Tidak ada yang secara universal lebih baik. Keduanya memiliki peran. Namun, motivasi intrinsik sering dikaitkan dengan kepuasan jangka panjang dan kreativitas yang lebih tinggi. Kombinasi keduanya yang seimbang biasanya paling efektif dalam konteks pekerjaan dan belajar.
3. Bisakah motif ekstrinsik merusak motif intrinsik?
Bisa, dalam kasus tertentu. Jika seseorang yang sudah termotivasi secara intrinsik (misalnya, suka menulis) mulai mendapat bayaran tinggi (ekstrinsik) dan kemudian bayaran itu dihentikan, minat intrinsiknya untuk menulis bisa saja menurun. Ini dikenal sebagai overjustification effect.
4. Apa contoh motif intrinsik dalam kegiatan konsumsi?
Membeli buku karena genuinely ingin membaca dan belajar, membeli alat musik karena hobi bermain musik, atau membeli bahan makanan sehat karena komitmen pribadi terhadap pola hidup sehat.
5. Bagaimana cara mengidentifikasi motif ekonomi dalam diri sendiri?
Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya akan tetap melakukan ini jika tidak ada yang memberi saya uang, pujian, atau pengakuan?” Jika jawabannya ya, besar kemungkinan Anda termotivasi secara intrinsik. Jika jawabannya tidak, maka motif ekstrinsik mungkin lebih dominan.




