5 Simbol Pancasila Apa Saja? Mengenal Makna di Dada Garuda

5 Simbol Pancasila Apa Saja

5 simbol Pancasila apa saja? Pertanyaan ini seringkali muncul dalam benak banyak orang, dari siswa yang belajar Pendidikan Kewarganegaraan hingga masyarakat umum yang ingin lebih memahami identitas bangsa. Pancasila bukan sekadar deretan kalimat yang harus dihafal, melainkan jiwa dan fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai-nilai luhurnya terpancar melalui lima lambang yang terpampang megah di perisai dada Burung Garuda.

5 Simbol Pancasila Apa Saja?

Memahami arti lambang Pancasila adalah langkah pertama untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan kita. Setiap simbol yang terdapat pada perisai Garuda Pancasila dirancang dengan pemikiran mendalam oleh para pendiri bangsa, mewakili cita-cita luhur untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab. Mari kita telusuri satu per satu kelima simbol sila Pancasila tersebut.

1. Simbol Bintang Tunggal (Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa)

Lambang pertama dari 5 simbol Pancasila adalah Bintang Tunggal berwarna emas dengan latar belakang hitam, yang terletak tepat di tengah perisai. Simbol ini mewakili sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Bintang digambarkan sebagai sumber cahaya yang menerangi alam semesta. Dalam konteks Pancasila, cahaya ini melambangkan cahaya kerohanian, tuntunan ilahi, dan nilai-nilai spiritual yang menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia. Latar belakang hitam melambangkan alam semesta atau warna asli, menegaskan bahwa kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah prinsip fundamental yang melingkupi segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Bentuknya yang memiliki lima sudut juga sering dikaitkan dengan lima agama yang diakui di Indonesia, meskipun esensinya adalah pengakuan terhadap keberadaan Tuhan secara universal.

Pengamalan dari simbol ini tercermin dalam sikap toleransi beragama, saling menghormati kebebasan beribadah, dan menjunjung tinggi etika dalam kehidupan bermasyarakat. Prinsip ini menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler, tetapi juga bukan negara agama; tapi adalah negara yang berketuhanan dalam setiap denyut nadi kebangsaannya.

2. Simbol Rantai Emas (Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)

Di bagian kanan bawah perisai, terdapat simbol kedua dari lambang Pancasila, yakni Rantai Emas. Simbol ini merupakan perwujudan dari sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab“.

Rantai ini terdiri dari mata rantai berbentuk lingkaran (cincin) dan persegi (segi empat) yang sambung-menyambung tanpa putus. Mata rantai lingkaran melambangkan perempuan, sedangkan mata rantai persegi melambangkan laki-laki. Keterkaitan ini menyiratkan makna yang sangat dalam tentang kesetaraan gender, gotong royong, dan solidaritas antar sesama manusia. Rantai yang tak terputus menandakan bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang, adalah bagian dari sebuah ikatan persaudaraan (ukhuwah) yang kuat untuk saling membantu dan membangun.

Nilai ini mengajak kita untuk selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), bersikap adil, dan berperilaku beradab dalam pergaulan. Sikap saling peduli, anti-diskriminasi, dan kepekaan sosial adalah manifestasi nyata dari pengamalan lambang rantai emas ini.

3. Simbol Pohon Beringin (Sila Ketiga: Persatuan Indonesia)

Simbol ketiga dari 5 lambang Pancasila adalah Pohon Beringin yang terletak di kanan atas perisai dengan latar putih. Ia merepresentasikan sila “Persatuan Indonesia”.

Pohon beringin dipilih karena karakteristiknya yang unik: besar, tinggi, kokoh, dan memiliki akar tunggang yang kuat serta menjalar ke mana-mana. Pohon ini memberikan naungan yang rindang. Dalam filosofi Pancasila, pohon beringin adalah metafora untuk Negara Indonesia. Negara haruslah menjadi tempat “berteduh” dan berlindung yang aman bagi seluruh rakyatnya dari berbagai suku, agama, dan budaya. Akar yang menjalar melambangkan keanekaragaman budaya Nusantara yang justru menjadi kekuatan untuk menyatu mengokohkan “batang” persatuan.

Semangat dari simbol ini mengajak kita untuk senantiasa mencintai tanah air, menjaga keutuhan NKRI, dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dalam praktiknya, ini berarti menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga, melestarikan budaya daerah sebagai kekayaan nasional, dan menolak segala bentuk separatisme.

4. Simbol Kepala Banteng (Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan)

Pada bagian kiri atas perisai, terdapat simbol keempat Pancasila, yaitu Kepala Banteng dengan latar merah. Ia melambangkan sila keempat, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”.

Banteng dikenal sebagai hewan sosial yang kuat dan suka berkumpul. Karakter inilah yang dijadikan dasar pemilihan simbolnya. Kepala Banteng melambangkan semangat musyawarah dan kekuatan kolektif. Dalam mengambil keputusan, bangsa Indonesia diharapkan mencontoh sifat banteng: berkumpul (bermusyawarah), bertukar pikiran dengan bijaksana, untuk kemudian menghasilkan keputusan yang kuat (mufakat) yang mengutamakan kepentingan bersama.

Pengamalannya terlihat dalam budaya demokrasi Pancasila, di mana penyelesaian masalah dilakukan melalui dialog dan musyawarah, bukan dengan kekerasan atau adu kekuatan. Ini berlaku mulai dari tingkat keluarga, RT/RW, hingga lembaga perwakilan rakyat tertinggi.

5. Simbol Padi dan Kapas (Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Simbol kelima atau terakhir dari 5 simbol Pancasila adalah Padi dan Kapas, yang terletak di kiri bawah perisai dengan latar putih. Ini adalah representasi dari sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Padi (makanan) dan kapas (sandang) mewakili kebutuhan pokok atau kesejahteraan dasar setiap manusia: pangan dan sandang. Keberadaannya dalam satu lambang menegaskan bahwa tujuan akhir dari seluruh penyelenggaraan negara adalah mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial yang merata bagi semua rakyat, tanpa kesenjangan. Bukan hanya kemakmuran material, tetapi juga keadilan dalam memperoleh hak dan menjalankan kewajiban.

Nilai ini mendorong kita untuk memiliki kepekaan sosial, anti terhadap kemiskinan dan ketimpangan, serta mendukung program-program yang berpihak pada pemerataan ekonomi. Sikap jujur, bekerja keras, dan menghargai hasil karya orang lain juga merupakan cerminan dari sila ini.

Mengapa Memahami Simbol-Simbol Ini Penting?

Mengetahui 5 simbol Pancasila apa saja dan maknanya bukanlah sekadar pengetahuan teoritis. Ini adalah modal dasar untuk membangun karakter bangsa. Di era globalisasi dan informasi ini, nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam setiap lambang Garuda justru semakin relevan sebagai benteng terhadap radikalisme, intoleransi, dan individualisme yang ekstrem.

Pemahaman ini membantu kita:

  • Dengan memahami makna di balik lambang negara, kita lebih mencintai dan ingin menjaga negara ini.
  • Nilai-nilai musyawarah, keadilan, dan persatuan adalah “toolkit” untuk menyelesaikan konflik di masyarakat.
  • Kita memiliki pandangan hidup yang jelas untuk menyaring budaya asing mana yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

Simbol itu bukanlah hiasan semata di dada Burung Garuda, melainkan jiwa yang membuat Garuda itu terbang perkasa. Mari kita jadikan pemahaman akan arti kelima lambang Pancasila sebagai kompas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak sehari-hari.

Bagaimana pendapat kamu tentang makna-makna tersebut? Apakah ada pengalaman di mana nilai-nilai dari salah satu simbol Pancasila ini sangat terasa? Yuk, sebarkan artikel ini agar lebih banyak lagi yang memahami makna mendalam di balik lambang negara kita!

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ) tentang Simbol Pancasila

1. Apa saja urutan 5 simbol Pancasila berdasarkan letaknya pada perisai?

Urutannya dari tengah, kanan bawah, kanan atas, kiri atas, lalu kiri bawah adalah: (1) Bintang, (2) Rantai Emas, (3) Pohon Beringin, (4) Kepala Banteng, dan (5) Padi dan Kapas.

2. Mengapa pohon beringin yang dipilih sebagai lambang persatuan?

Karena pohon beringin besar, kokoh, dan rindang (melambangkan negara yang melindungi), serta memiliki akar tunggang yang kuat dan menjalar (melambangkan keberagaman suku dan budaya yang menyatu mengokohkan persatuan).

3. Apa bedanya Lambang Negara dengan Lambang Pancasila?

Lambang Negara adalah Burung Garuda Pancasila secara keseluruhan (dengan perisai, cengkraman pita, dll). Sedangkan Lambang atau Simbol Pancasila merujuk khusus pada kelima gambar yang ada di dalam perisai di dada Garuda tersebut.

4. Apa arti warna emas/kuning pada simbol-simbol Pancasila?

Warna emas atau kuning pada bintang, rantai, dan outline simbol lainnya melambangkan keagungan, keluhuran, dan kemuliaan dari nilai-nilai yang diwakili oleh setiap sila.

5. Bagaimana cara mengajarkan makna simbol Pancasila kepada anak-anak?

Gunakan pendekatan sederhana dan konkret. Misal: simbol rantai (saling membantu di rumah), pohon beringin (melindungi teman yang berbeda), kepala banteng (berdiskusi sebelum memilih mainan), dan padi-kapas (berbagi makanan). Cerita dan contoh sehari-hari paling efektif untuk menanamkan nilainya.

Referensi

  1. Virdianti, P. (2014). Proses penetapan Garuda Pancasila sebagai lambang negara Indonesia tahun 1949-1951. Avatara: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2(2).
  2. Oentoro, Y. (2012). Representasi figur burung Garuda yang digunakan sebagai lambang negara. Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, 14(1), 47-64.
  3. Sardiman, A. M. (2011). Makna Lambang Garuda Pancasila Dan Pembentukan Karakter Bangsa. Diakses dari eprints. uny. ac. id/1028/1/Pancasila_dan_karakter. doc Pada, 1.
Scroll to Top