Apa saja butir Pancasila? pertanyaan ini muncul dari kebutuhan untuk memahami implementasi konkret sila-sila tersebut. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara membutuhkan penjabaran yang dapat dipegang oleh setiap warga negara. Butir Pengamalan Pancasila, yang pernah tercantum dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa, hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Meski ketetapan formal tersebut sudah dicabut pada era reformasi, 36 butir (kemudian berkembang menjadi 45 butir) nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan relevan sebagai pedoman perilaku dan nilai luhur bangsa.
Pemerintah, melalui Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2023 tentang Pengamalan Pancasila, kembali menegaskan pentingnya aktualisasi nilai-nilai Pancasila, yang sejalan dengan semangat butir-butir tersebut.
Butir-butir Pancasila Sila 1, 2, 3, 4, 5
Berikut adalah rincian lengkap dari butir-butir Pancasila beserta penjelasan singkat untuk memudahkan pemahaman dan pengamalan.
1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa (5 Butir)
Sila pertama menekankan hubungan vertikal dengan Tuhan dan horizontal antarumat beragama.
- Percaya dan Takwa kepada Tuhan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
- Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama.
- Saling menghormati kebebasan beribadah.
- Tidak memaksakan agama atau kepercayaan.
- Menjunjung tinggi kerukunan hidup antarumat beragama.
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (10 Butir)
Sila ini menjadi dasar perlakuan adil dan bermartabat terhadap sesama manusia.
- Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap tenggang rasa dan empati.
- Tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Merasa sebagai bagian dari umat manusia sedunia.
- Mengembangkan sikap hormat dan kerja sama dengan bangsa lain.
- Membela hak asasi manusia (HAM).
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia (7 Butir)
Sila ini mengutamakan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi.
- Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Bangga sebagai bangsa Indonesia.
- Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebangsaan dan nasionalisme.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan keadilan sosial.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (10 Butir)
Sila keempat mengatur tata cara pengambilan keputusan secara demokratis dan bijaksana.
- Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah mufakat.
- Musyawarah dengan semangat kekeluargaan.
- Menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan tanggung jawab.
- Musyawarah dengan akal sehat dan hati nurani luhur.
- Keputusan harus dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan.
- Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam setiap keputusan.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil rakyat untuk menjalankan tugasnya.
- Menghargai pendapat yang berbeda dalam musyawarah.
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (13 Butir)
Sila ini bertujuan mewujudkan kemakmuran yang merata dan berkeadilan.
- Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong.
- Bersikap adil dalam segala hal.
- Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan.
- Menjauhi sikap pemerasan.
- Tidak boros dan hidup berfoya-foya.
- Tidak bergaya hidup mewah dan konsumtif.
- Tidak merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Bersama mewujudkan kemajuan yang merata.
- Mengembangkan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Relevansi Butir Pancasila di Era Digital dan Globalisasi
Di tengah arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi, nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila justru semakin penting. Gotong royong tercermin dalam kolaborasi daring dan penggalangan dana sosial online. Musyawarah mufakat dapat dilihat dari diskusi sehat di media sosial. Saling menghormati hak orang lain adalah dasar dari etika digital dan pencegahan cyberbullying. Dengan memahami butir-butir Pancasila, kita membangun ketahanan budaya dan identitas nasional yang kuat tanpa menutup diri dari kemajuan.
Cara Mengamalkan Butir Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengamalkan butir-butir Pancasila tidaklah sulit. Mulailah dari lingkungan terdekat:
- Di Keluarga: Saling menghormati, adil dalam memperlakukan anak, dan musyawarah menentukan keputusan keluarga.
- Di Sekolah/Kampus: Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok, tidak mencontek (membela kebenaran), dan membantu teman yang kesulitan.
- Di Lingkungan Kerja: Bekerja keras, tidak korupsi waktu, menghargai hasil kerja rekan, dan mengambil keputusan secara kolektif.
- Di Masyarakat: Aktif dalam kerja bakti, toleran dalam perbedaan, dan menjaga ketertiban umum.
Dengan demikian, makna Pancasila benar-benar hidup dan bukan hanya slogan.
Bagikan artikel ini agar lebih banyak lagi orang yang tergerak untuk menghidupkan nilai-nilai luhur bangsa dalam keseharian.
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ) tentang Butir Pancasila
1. Berapa jumlah butir Pancasila yang resmi?
Tidak ada lagi ketetapan yang benar-benar “resmi” yang mengikat secara hukum setelah reformasi. Namun, masyarakat umum merujuk pada 45 butir pengamalan yang merupakan penyempurnaan dari 36 butir dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
2. Apa perbedaan P4 dan butir-butir Pancasila?
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) adalah program penataran yang mengandung 36 butir pengamalan. Butir-butir Pancasila adalah isi dari pedoman tersebut, yang kini lebih dikenal dan diajarkan sebagai nilai-nilai untuk diamalkan.
3. Mengapa butir Pancasila penting untuk dipelajari?
Butir Pancasila penting karena menjadi panduan praktis untuk menerapkan nilai-nilai dasar negara dalam tindakan nyata. Butir-butir ini membantu membentuk karakter bangsa, memperkuat persatuan, dan membangun masyarakat yang adil dan beradab.
4. Apakah butir Pancasila masih relevan untuk generasi muda?
Sangat relevan. Nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, musyawarah, kerja keras, dan anti-korupsi yang terkandung dalam butir-butir tersebut justru menjadi jawaban atas tantangan zaman seperti radikalisme, hoaks, kesenjangan sosial, dan individualisme.
5. Di mana bisa menemukan teks lengkap butir Pancasila?
Teks lengkap dapat ditemukan dalam dokumen sejarah Ketetapan MPR No. II/MPR/1978, buku Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), serta berbagai sumber online terpercaya dari lembaga pendidikan dan pemerintah yang membahas materi Pancasila.
Referensi
- Utari, E. S., Trilaksono, A., Lesmono, P. D., Ibrahim, M., Huda, M. M., & Widodo, A. W. (2023). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila (Penjabaran 45 Butir Pancasila). CV Jejak (Jejak Publisher).
- Riyanto, A. (2015). Kearifan Lokal-Pancasila: Butir-butir Filsafat Keindonesiaan. PT Kanisius.
- Sari, N. Y. (2021). Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa (pentingnya rumusan butir-butir pancasila sebagai dasar pendidikan moral dan pemersatu keberagaman bangsa indonesia). Tarbawi Ngabar: Jurnal of Education, 2(1), 01-21.
- Sairin, W. (Ed.). (2002). Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-butir pemikiran. BPK gunung Mulia.




