Buah bit, dengan warna merahnya yang mencolok, sering dianggap sebagai buah. Padahal, sebenarnya ia termasuk dalam keluarga umbi-umbian, seperti singkong atau ubi jalar. Meskipun begitu, karena sering diolah seperti buah dibuat jus, salad, atau smoothie, banyak orang menyebutnya “buah bit.” Tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena kandungan nutrisinya yang luar biasa.
Di Eropa, bit sudah dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu, awalnya hanya dimanfaatkan daunnya. Baru pada abad ke-19, umbinya mulai populer dikonsumsi. Kini, bit semakin dikenal berkat penelitian yang mengungkap manfaatnya bagi kesehatan, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga meningkatkan stamina. Namun, di balik segudang manfaatnya, bit juga memiliki efek samping jika dikonsumsi berlebihan.Â
Kandungan Nutrisi Buah Bit
Menurut data USDA, dalam 100 gram bit mentah terkandung:
- Kalori:Â 43 kkal
- Air:Â 87,6%
- Protein:Â 1,6 gram
- Karbohidrat:Â 9,6 gram
- Serat:Â 2,8 gram
- Gula alami:Â 6,8 gram
- Lemak:Â 0,2 gram
Vitamin & Mineral Penting:
- Folat (Vitamin B9):Â 109 mcg (27% AKG)
- Kalium:Â 325 mg (7% AKG)
- Vitamin C:Â 4,9 mg (8% AKG)
- Zat Besi:Â 0,8 mg (4% AKG)
- Magnesium:Â 23 mg (6% AKG)
Bit juga mengandung nitrat alami, betalain (pigmen merah), dan antioksidan seperti betasianin dan vulgaxanthin, yang memberikan manfaat kesehatan unik.
Manfaat Buah Bit bagi Kesehatan
Berikut ini ragam manfaat buah bit bagi kesehatan tubuh kita.
1. Menurunkan Tekanan Darah
Bit mengandung nitrat alami yang diubah tubuh menjadi nitrit oksida, senyawa penting untuk relaksasi pembuluh darah. Mekanisme ini membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menstabilkan tekanan darah. Sebuah penelitian klinis yang diterbitkan dalam jurnal Hypertension (2015) membuktikan bahwa konsumsi rutin 250 ml jus bit setiap hari selama empat minggu mampu menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 4-5 mmHg pada penderita hipertensi. Efek ini terutama terlihat pada partisipan berusia paruh baya yang tidak menjalani terapi obat, menunjukkan potensi bit sebagai pendamping terapi alami (Kapil et al., 2015).
2. Meningkatkan Stamina & Performa Olahraga
Nitrat dalam bit tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskular, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi dalam sel otot. Sebuah studi terobosan dalam Journal of Applied Physiology (2009) mengungkapkan bahwa atlet yang mengonsumsi jus bit sebelum latihan mengalami peningkatan daya tahan fisik hingga 16% dibandingkan kelompok plasebo. Hal ini terjadi karena nitrat mengurangi kebutuhan oksigen selama aktivitas fisik, sehingga tubuh lebih efisien menggunakan energi (Bailey et al., 2009). Temuan ini menjelaskan mengapa banyak pelari maraton dan pesepeda profesional kini memasukkan jus bit dalam ritual pra-lomba mereka.
3. Mendukung Kesehatan Otak
Fungsi kognitif manusia sangat bergantung pada aliran darah yang optimal ke otak. Penelitian dalam jurnal Nitric Oxide (2011) menunjukkan bahwa partisipan lansia yang mengonsumsi jus bit kaya nitrat mengalami peningkatan signifikan dalam aliran darah ke lobus frontal otak—area yang bertanggung jawab atas fungsi eksekutif dan pengambilan keputusan. Temuan ini memberikan harapan baru dalam pencegahan demensia terkait usia, karena gangguan aliran darah otak merupakan salah satu faktor risiko utama penurunan kognitif (Presley et al., 2011).
4. Mengontrol Gula Darah
Meski mengandung gula alami, bit justru menunjukkan efek menguntungkan bagi penderita diabetes. Serat larut dalam bit memperlambat penyerapan glukosa di usus, sementara kandungan asam alpha-lipoic (ALA)—antioksidan kuat—terbukti dalam penelitian Nutrients (2017) mampu mengurangi gejala neuropati diabetik seperti kesemutan dan nyeri saraf. ALA bekerja dengan memperbaiki kerusakan saraf perifer dan meningkatkan sensitivitas insulin, menjadikan bit sebagai makanan fungsional yang menjanjikan untuk manajemen diabetes (Shay et al., 2009).
5. Anti-Inflamasi & Anti-Kanker
Warna merah tua bit berasal dari pigmen betalain yang memiliki aktivitas antioksidan luar biasa. Penelitian laboratorium yang dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry (2013) menemukan bahwa ekstrak bit mampu menghambat proliferasi sel kanker payudara dan prostat dengan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram). Mekanisme ini diduga terkait dengan kemampuan betalain dalam menekan jalur inflamasi NF-kB yang berperan dalam perkembangan tumor (Kapadia et al., 2013). Meski masih membutuhkan penelitian lanjutan pada manusia, temuan ini membuka peluang pengembangan terapi komplementer berbasis bit.
6. Menjaga Kesehatan Pencernaan
Satu porsi bit menyediakan sekitar 11% kebutuhan serat harian, menjadikannya prebiotik alami untuk mikrobioma usus. Serat tidak larut dalam bit membantu memperlancar buang air besar, sementara serat larut menjadi substrat bagi bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus. Sebuah meta-analisis dalam Nutrients (2013) menyimpulkan bahwa diet tinggi serat dari sayuran umbi seperti bit berkorelasi dengan penurunan risiko kanker kolorektal hingga 40%, berkat kemampuannya mengurangi waktu transit makanan di usus dan mengikat karsinogen potensial (Slavin, 2013).
Efek Samping atau Bahaya Buah Bit
Berikut ini efek samping dan hal yang perlu diwasapadai dalam mengonsumsi buah bit.
1. Beeturia (Urin Berwarna Merah atau Merah Muda)
Salah satu efek yang paling umum dan sering membuat orang terkejut setelah mengonsumsi bit adalah perubahan warna urin menjadi kemerahan atau merah muda. Kondisi ini dikenal sebagai beeturia, yang terjadi pada sekitar 10-14% populasi. Penyebabnya adalah kandungan betasianin, pigmen merah alami dalam bit, yang tidak sepenuhnya dimetabolisme oleh tubuh sehingga diekskresikan melalui urine. Meskipun terlihat mengkhawatirkan, beeturia sebenarnya tidak berbahaya dan bersifat sementara (Mitchell, 2001). Namun, bila perubahan warna urine terjadi tanpa konsumsi bit atau disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk menyingkirkan kemungkinan masalah kesehatan lain seperti infeksi saluran kemih atau perdarahan.
2. Risiko Batu Ginjal
Bit mengandung kadar oksalat yang cukup tinggi, senyawa alami yang dapat mengikat mineral seperti kalsium dan membentuk kristal. Bagi orang yang memiliki riwayat batu ginjal atau cenderung menghasilkan urine dengan kadar oksalat tinggi, konsumsi bit dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal (Massey et al., 1993). Untuk mengurangi risiko ini, disarankan untuk mengonsumsi bit dalam porsi sedang dan memperbanyak asupan air putih agar oksalat lebih mudah dikeluarkan melalui urine. Selain itu, memasak bit dapat sedikit mengurangi kadar oksalatnya, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkannya.
3. Penurunan Tekanan Darah yang Berlebihan
Bit dikenal karena kemampuannya menurunkan tekanan darah berkat kandungan nitratnya yang diubah menjadi nitrit oksida dalam tubuh. Namun, bagi orang yang sudah mengonsumsi obat antihipertensi, efek ini bisa menjadi berlebihan dan menyebabkan tekanan darah turun terlalu drastis (hipotensi). Gejala hipotensi antara lain pusing, lemas, atau bahkan pingsan, terutama saat berdiri tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring. Jika kamu sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menambahkan jus bit atau suplemen nitrat ke dalam diet Anda.
4. Gangguan Pencernaan
Bit kaya akan serat, yang umumnya bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Namun, bagi orang yang tidak terbiasa mengonsumsi serat dalam jumlah besar, asupan bit berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan seperti kembung, gas, atau diare. Hal ini terjadi karena serat yang tidak tercerna difermentasi oleh bakteri usus, menghasilkan gas sebagai produk sampingannya. Untuk menghindari masalah ini, disarankan untuk memperkenalkan bit secara bertahap ke dalam diet dan memastikan asupan air yang cukup untuk membantu serat bergerak melalui saluran pencernaan dengan lancar.
5. Interaksi dengan Obat-Obatan Tertentu
Selain potensi interaksi dengan obat hipertensi, bit juga dapat memengaruhi efektivitas obat pengencer darah seperti warfarin. Kandungan vitamin K dalam bit, meskipun tidak setinggi pada sayuran hijau, tetap perlu diperhatikan karena vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah. Bila kamu mengonsumsi antikoagulan, sebaiknya jaga konsumsi bit dalam jumlah stabil dan tidak berlebihan untuk menghindari fluktuasi dalam efek pengobatan.
6. Alergi atau Reaksi Sensitivitas
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bit, terutama mereka yang memiliki alergi terhadap tanaman dalam keluarga Chenopodiaceae (seperti bayam atau quinoa). Gejala alergi dapat bervariasi dari ruam kulit, gatal-gatal, hingga dalam kasus yang parah, anafilaksis. Seandainya mengalami gejala tidak biasa setelah mengonsumsi bit, segera hentikan konsumsinya dan cari pertolongan medis jika diperlukan.
Cara Mengonsumsi Buah Bit dengan Benar
Bit merupakan bahan makanan yang sangat fleksibel dan bisa diolah dengan berbagai cara kreatif. Berikut beberapa metode pengolahan yang tidak hanya meningkatkan cita rasa tetapi juga menjaga kandungan nutrisinya:
1. Jus Bit Segar
Jus bit murni memang memiliki rasa yang cukup kuat dan earthy. Untuk membuatnya lebih nikmat, cobalah mencampurkan 1 bagian jus bit dengan 2 bagian jus apel hijau yang memberikan rasa manis alami. Tambahkan sedikit jahe parut atau perasan lemon untuk menambah dimensi rasa sekaligus meningkatkan penyerapan zat besi. Sebaiknya konsumsi jus bit segera setelah dibuat karena kandungan nitratnya bisa berkurang jika dibiarkan terlalu lama. Untuk pemula, mulailah dengan 50-100 ml jus per hari dan perhatikan reaksi tubuh Anda.
2. Bit Panggang yang Lezat
Memanggang bit adalah cara terbaik untuk mengeluarkan rasa manis alaminya. Cuci bersih bit (tidak perlu dikupas) lalu potong menjadi wedges atau dadu. Lumuri dengan minyak zaitun extra virgin, sedikit garam laut, dan rempah seperti rosemary atau thyme. Panggang dalam oven bersuhu 200°C selama 40-50 menit sampai empuk. Kulit bit yang dipanggang akan mudah mengelupas setelah matang. Bit panggang cocok dijadikan side dish atau dicampur dalam salad hangat bersama sayuran akar lainnya seperti ubi atau wortel.
3. Salad Bit Mentah yang Segar
Bit mentah yang diparut halus memberikan tekstur renyah dan rasa yang lebih ringan dibanding bit matang. Untuk salad sederhana, parut 1 buah bit ukuran sedang dan campur dengan wortel parut, sedikit daun mint cincang, serta dressing dari perasan lemon, madu, dan minyak zaitun. Tambahkan kacang kenari atau almond slice untuk memberikan crunch dan lemak sehat. Salad ini sangat cocok disajikan bersama protein seperti ayam panggang atau ikan salmon.
4. Acar Bit Fermentasi yang Kaya Probiotik
Fermentasi bit tidak hanya memperpanjang masa simpannya tetapi juga menambah kandungan probiotik yang bermanfaat untuk usus. Potong bit tipis-tipis atau bentuk korek api, masukkan ke dalam jar steril bersama bawang putih, daun salam, dan biji mustard. Buat larutan garam (2% dari berat air) lalu tuangkan hingga semua bahan terendam. Tutup rapat dan biarkan fermentasi pada suhu ruang selama 5-7 hari. Acar bit hasil fermentasi ini bisa bertahan hingga 2 bulan di lemari es dan menjadi topping sempurna untuk sandwich atau burger.
5. Bit Kukus untuk Retensi Nutrisi Maksimal
Mengukus adalah metode memasak yang paling baik mempertahankan nutrisi bit. Potong bit menjadi ukuran seragam, kukus selama 15-20 menit sampai bisa ditusuk dengan garpu. Bit kukus bisa dihaluskan menjadi puree yang lezat untuk bayi atau dicampur dengan kentang tumbuk. Tambahkan sedikit butter atau minyak zaitun untuk meningkatkan penyerapan vitamin larut lemak.
Tips Tambahan:
- Gunakan sarung tangan saat mengolah bit untuk menghindari pewarnaan pada tangan
- Simpan bit mentah yang belum dicuci dalam kantong plastik berlubang di laci sayur kulkas
- Daun bit muda bisa dimasak seperti bayam dan mengandung nutrisi yang tinggi
- Untuk mengurangi rasa tanah, tambahkan asam seperti cuka atau jeruk saat memasak
Demikianlah penjelasan tentang buah bit, semoga bermanfaat ya.
Baca juga:
- Efek Minum Air Putih 4 Liter Sehari: Manfaat atau Bahaya?
- Kandungan dan 9 Manfaat Jamu Beras Kencur
- 8 Manfaat Kurma Muda untuk Promil (Program Hamil)
- Booster Stamina Alami dari 12 Manfaat Kurma Muda
- Ini 6 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Rambut
Referensi
- Madadi, E., Mazloum-Ravasan, S., Mohammadi, M., & Hejazi, J. (2020). Therapeutic application of betalains: A review. Plants, 9(9), 1219. https://doi.org/10.3390/plants9091219
- Bailey, S. J., Winyard, P., Vanhatalo, A., Blackwell, J. R., DiMenna, F. J., Wilkerson, D. P., … & Jones, A. M. (2009). Dietary nitrate supplementation reduces the O2 cost of low-intensity exercise and enhances tolerance to high-intensity exercise in humans. Journal of Applied Physiology, 107(4), 1144-1155.
- Chen, L., Zhu, Y., Hu, Z., Wu, S., & Jin, C. (2021). Beetroot as a functional food with huge health benefits: Antioxidant, antitumor, physical function, and chronic metabolomics activity. Food Science & Nutrition, 9(11), 6406-6420. https://doi.org/10.1002/fsn3.2577
- Kapil, V., Khambata, R. S., Robertson, A., Caulfield, M. J., & Ahluwalia, A. (2015). Dietary nitrate provides sustained blood pressure lowering in hypertensive patients: A randomized, phase 2, double-blind, placebo-controlled study. Hypertension, 65(2), 320-327.
- Tan, M. L., Hamid, S. B. S., & Lai, C. S. (2021). Beetroot as a potential functional food for cancer chemoprevention, a narrative review. Journal of Cancer Prevention, 26(1), 1-17. https://doi.org/10.15430/JCP.2021.26.1.1
- Slavin, J. (2013). Fiber and prebiotics: Mechanisms and health benefits. Nutrients, 5(4), 1417-1435.
- Madadi, E., Mazloum-Ravasan, S., Mohammadi, M., & Hejazi, J. (2020). Therapeutic application of betalains: A review. Plants, 9(9), 1219. https://doi.org/10.3390/plants9091219
- United States Department of Agriculture. (2019). FoodData Central: Beets, raw. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/169145/nutrients
- McDermott, A. (2024, March 8). 11 health benefits of beet juice. Healthline.Â
- Bjarnadottir, A. (2023, December 14). Beetroot 101: Nutrition facts and health benefits. Healthline.Â