Mommy Bahagia dengan 10 Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil

Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil

Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil – Selama masa kehamilan, kesehatan ibu dan janin menjadi prioritas utama. Nutrisi yang cukup dan seimbang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Salah satu makanan yang dapat memberikan manfaat besar bagi ibu hamil adalah kacang hijau. Kacang hijau mengandung berbagai zat gizi penting yang dapat membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya.

Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil

Inilah ragam manfaat kacang hijau untuk ibu hamil yang didukung dari berbagai sumber ilmiah.

1. Mencegah Cacat Tabung Saraf

Asam folat (vitamin B9) sangat vital dalam pembentukan dan penutupan tabung saraf janin, yang nantinya berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Proses ini terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan, seringkali sebelum seorang wanita menyadari dirinya hamil.

Kekurangan asam folat dapat menyebabkan Neural Tube Defects (NTD) seperti spina bifida (tulang belakang tidak menutup sempurna) dan anencephaly (otak tidak berkembang).

Kacang hijau kaya akan folat alami. Mengonsumsinya secara rutin, bersama dengan suplemen asam folat yang diresepkan dokter (biasanya 400-600 mcg/hari), memberikan perlindungan ganda untuk calon bayi.

2. Sumber Protein Nabati untuk Membangun Sel Janin

Protein adalah bahan baku pembangun kehidupan baru, diperlukan untuk pembentukan setiap sel baru pada janin, termasuk otot, organ, dan tulang. Dimana protein juga berperan dalam perkembangan plasenta dan produksi cairan amnion yang melindungi janin.

Kacang hijau menyediakan protein nabati yang mudah dicerna dan bebas lemak jenuh, membuatnya menjadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan beberapa sumber protein hewani.

3. Mengurangi Resiko Anemia

Volume darah ibu hamil meningkat hingga 50% untuk menyuplai oksigen ke janin. Zat besi adalah komponen inti dari hemoglobin dalam sel darah merah.

Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin, leading to anemia defisiensi besi. Gejalanya meliputi kelelahan ekstrem, pucat, pusing, dan sesak napas. Anemia berat dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Konsumsi kacang hijau secara rutin membantu memenuhi kebutuhan zat besi yang meningkat drastis selama hamil.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi nabati, konsumsilah kacang hijau bersama sumber Vitamin C (contoh: ditaburi jus lemon atau disajikan dengan buah).

4. Sumber Serat dan Menjaga Kesehatan Pencernaan

Sembelit adalah keluhan umum selama hamil akibat hormon progesteron dan tekanan rahim pada usus. Kacang hijau kaya akan serat pektin dan serat tidak larut. Serat ini membantu melunakkan feses, memperlancar pergerakan usus, dan mencegah sembelit serta wasir. Serat juga membantu mengontrol kadar gula darah, mengurangi risiko diabetes gestasional, dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

5. Sumber Energi dari Karbohidrat Kompleks

Kelelahan adalah hal biasa di trimester pertama dan ketiga. Kacang hijau memberikan solusi energi yang berkelanjutan. Berbeda dengan karbohidrat sederhana (gula, tepung putih) yang menyebabkan lonjakan dan penurunan energi drastis, karbohidrat kompleks dalam kacang hijau dicerna secara perlahan. Ini memberikan suplai glukosa yang stabil ke aliran darah, sehingga ibu hamil merasa berenergi lebih lama dan tidak mudah lemas.

6. Mendukung Pertumbuhan Tulang dan Gigi Janin

Janin membutuhkan kalsium dalam jumlah besar untuk membentuk kerangka dan tunas giginya. Jika asupan kalsium ibu kurang, tubuh akan “mengambil” kalsium dari tulang ibu, meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari.

Kacang hijau mengandung kalsium dan magnesium dalam satu paket. Magnesium membantu tubuh menyerap dan menggunakan kalsium secara lebih efisien. Duo mineral ini juga berperan dalam mencegah kram kaki yang sering dialami ibu hamil.

7. Melindungi Sel dari Kerusakan

Kehamilan meningkatkan metabolisme dan produksi radikal bebas. Stres oksidatif ini dapat merusak sel dan berkontribusi pada komplikasi seperti preeklampsia.

Beta karoten adalah antioksidan kuat yang diubah tubuh menjadi Vitamin A sesuai kebutuhannya. Berbeda dengan Vitamin A hewani (retinol) yang berisiko toksik dalam dosis tinggi, beta karoten dari sumber nabati seperti kacang hijau sangat aman. Ia bertindak sebagai tameng, melindungi sel-sel ibu dan janin dari kerusakan.

8. Membantu Regulasi Tekanan Darah

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah komplikasi serius dalam kehamilan. Kandungan kalium dan magnesium dalam kacang hijau membantu merelaksasi pembuluh darah, memperlancar aliran darah, dan membantu mengatur tekanan darah tetap stabil, sehingga mengurangi risiko preeklampsia.

9. Meningkatkan Produksi ASI (Galaktagog Alami)

Kacang hijau dikenal sebagai galaktagog, yaitu makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Kandungan protein, vitamin B kompleks (terutama vitamin B6), zat besi, dan fitoestrogen alaminya dipercaya merangsang hormon prolaktin dan oksitosin yang bertanggung jawab atas produksi dan pengeluaran ASI. Manfaat ini terutama dirasakan setelah persalinan.

10. Mempercepat Penyembuhan Luka Pasca Persalinan

Proses persalinan, baik normal maupun caesar, meninggalkan luka yang perlu disembuhkan. Tingginya kandungan protein dan zinc dalam kacang hijau merupakan faktor kunci dalam proses penyembuhan luka. Protein adalah bahan baku untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan membentuk jaringan parut, sementara zinc berperan dalam pembelahan sel dan fungsi imun.

FAQ (Pertanyaan Umum)

  • Berapa porsi konsumsi kacang hijau yang disarankan per minggu? Tidak ada aturan baku, namun konsumsi 2-3 porsi per minggu dianggap aman dan dapat memberikan manfaat optimal sebagai variasi menu.
  • Apakah kacang hijau bisa menyebabkan keguguran? Tidak. Mitos ini sama sekali tidak benar. Kacang hijau yang dimasak dengan benar justru sangat bergizi dan aman untuk kehamilan. Keguguran biasanya disebabkan oleh faktor kelainan kromosom atau masalah medis lainnya, bukan oleh konsumsi kacang hijau.
  • Bisakah kacang hijau mencegah mual di trimester pertama? Ya, bisa. Tekstur bubur kacang hijau yang lembut dan mudah dicerna seringkali menjadi pilihan makanan yang nyaman untuk perut yang mual. Rasa netralnya juga umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
  • Mana yang lebih baik, kacang hijau kupas atau yang masih kulit? Kacang hijau dengan kulitnya lebih baik karena kulitnya mengandung serat yang sangat tinggi. Namun, kacang hijau kupas tetap bergizi dan lebih cepat lunak ketika dimasak.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kacang hijau, sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Bumil dapat mengonsumsinya dalam bentuk bubur atau minum air rebusannya. Hindari mengonsumsi kacang hijau yang sudah berkecambah atau berubah menjadi tauge dalam keadaan mentah, karena dapat berisiko terhadap infeksi bakteri.

Baca juga:

Referensi

  1. Abu-Saad, K., & Fraser, D. (2010). Maternal nutrition and birth outcomes. Epidemiologic Reviews, *32*(1), 5–25. https://doi.org/10.1093/epirev/mxq001
  2. Cena, H., & Calder, P. C. (2020). Defining a healthy diet: Evidence for the role of contemporary dietary patterns in health and disease. Nutrients, *12*(2), 334. https://doi.org/10.3390/nu12020334
  3. Gernand, A. D., Schulze, K. J., Stewart, C. P., West, K. P., & Christian, P. (2016). Micronutrient deficiencies in pregnancy worldwide: Health effects and prevention. Nature Reviews Endocrinology, *12*(5), 274–289. https://doi.org/10.1038/nrendo.2016.37
  4. Greenberg, J. A., Bell, S. J., Guan, Y., & Yu, Y. (2011). Folic Acid supplementation and pregnancy: More than just neural tube defect prevention. Reviews in Obstetrics and Gynecology, *4*(2), 52–59. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3218540/
  5. Hanson, M. A., Bardsley, A., De-Regil, L. M., Moore, S. E., Oken, E., Poston, L., Ma, R. C., McAuliffe, F. M., Maleta, K., Purandare, C. N., Rushwan, H., Morris, J. L., & Godfrey, K. M. (2015). The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) recommendations on adolescent, preconception, and maternal nutrition: “Think Nutrition First”. International Journal of Gynecology & Obstetrics, *131*(S4), S213–S253. https://doi.org/10.1016/S0020-7292(15)30034-5
  6. Mousa, A., Naqash, A., & Lim, S. (2019). Macronutrient and micronutrient intake during pregnancy: An overview of recent evidence. Nutrients, *11*(2), 443. https://doi.org/10.3390/nu11020443
  7. Rebello, C. J., Greenway, F. L., & Finley, J. W. (2014). A review of the nutritional value of legumes and their effects on obesity and its related co-morbidities. Obesity Reviews, *15*(5), 392–407. https://doi.org/10.1111/obr.12144
  8. Saini, R. K., & Keum, Y. S. (2018). Omega-3 and omega-6 polyunsaturated fatty acids: Dietary sources, metabolism, and significance — A review. Life Sciences, *203*, 255–267. https://doi.org/10.1016/j.lfs.2018.04.049
  9. Cleveland Clinic. (2022, May 26). Anemia during pregnancy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23112-anemia-during-pregnancy
  10. Godman, H. (2022, January 1). Essential nutrients your body needs for building bone. Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/essential-nutrients-your-body-needs-for-building-bone
  11. Raman, R. (2025, July 1). 10 impressive health benefits of mung beans. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/mung-beans
Scroll to Top