Manfaat Purwoceng – Dalam bahasa ilmiah sebagai Pimpinella pruatjan atau lebih dikenal dengan sebutan Purwoceng, adalah salah satu tanaman herbal yang tumbuh subur di dataran tinggi Indonesia, dalam skripsi berjudul Kajian Morfologi dan Agroekologi Tumbuhan Obat Purwoceng Gunung (Artemisia lactiflora Wall.) di Wilayah Gunung Lawu, disebutkan, mengacu pada Heyne (1987), bahwa purwoceng gunung banyak ditemukan di kawasan dataran tinggi seperti Dieng, Gunung Lawu, Gunung Pangrango, Gunung Galunggung, serta Pegunungan Tengger dan Iyang.
Meski baru belakangan ini populer di kalangan pencinta herbal, sebenarnya purwoceng telah dikenal sebagai “ramuan vitalitas” oleh masyarakat lokal sejak berabad-abad lalu. Purwoceng sering dijuluki “ginseng Jawa” karena khasiatnya yang mirip dengan ginseng, terutama dalam meningkatkan stamina dan vitalitas tubuh. Tidak heran jika purwoceng sekarang diolah menjadi berbagai produk kesehatan, seperti suplemen dan minuman herbal dalam bentuk jamu atau teh.
Purwoceng menarik perhatian karena berbagai manfaatnya bagi kesehatan. Dari meningkatkan gairah seksual pada pria hingga melawan radikal bebas, purwoceng menyimpan khasiat yang sangat beragam.
Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif dalam Purwoceng
Dalam dunia herbal, setiap tanaman memiliki rahasia tersembunyi yang membuatnya istimewa. Purwoceng pun demikian. Hampir semua bagian tanaman ini mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa senyawa aktif utama dalam purwoceng termasuk:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam Fenolik
Kombinasi senyawa ini menjadikan purwoceng tidak hanya bermanfaat sebagai afrodisiak, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Manfaat Purwoceng untuk Kesehatan
Mari simak lebih lanjut bagaimana setiap manfaat ini bekerja di dalam tubuh.
1. Meningkatkan Gairah Seksual dan Vitalitas Pria
Manfaat ini bekerja melalui dua mekanisme utama. Pertama, senyawa aktif dalam Purwoceng (diduga saponin dan alkaloid) diduga merangsang kelenjar pituitari di otak untuk melepaskan lebih banyak hormon luteinizing (LH). Hormon LH inilah yang kemudian memberi sinyal kepada testis (Leydig cells) untuk meningkatkan produksi hormon testosteron. Testosteron adalah hormon kunci yang mengendalikan libido, energi, dan fungsi seksual pria.
Kedua, Purwoceng dikenal sebagai adaptogen. Artinya, membantu tubuh beradaptasi terhadap stres fisik dan mental. Dengan mengurangi kadar hormon stres (kortisol), tubuh dapat mencapai keseimbangan (homeostasis) yang lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan stamina dan vitalitas secara keseluruhan, termasuk fungsi seksual.
2. Menangkal Efek Radikal Bebas
Proses metabolisme alami tubuh dan paparan polusi menghasilkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang kekurangan elektron. Untuk menjadi stabil, mereka mencuri elektron dari sel-sel sehat, menyebabkan kerusakan oksidatif yang memicu penuaan dan penyakit.
Flavonoid dan asam fenolik dalam Purwoceng bertindak sebagai antioksidan. Struktur kimianya memungkinkan mereka untuk dengan aman mendonasikan elektron kepada radikal bebas, sehingga menetralisirnya sebelum mereka sempat merusak sel DNA, protein, dan membran sel. Dengan mengurangi kerusakan oksidatif ini, Purwoceng membantu melindungi tubuh dari penyakit degeneratif dan memperlambat proses penuaan sel.
3. Mengatasi Infeksi Bakteri dan Jamur
Senyawa antimikroba dalam Purwoceng (seperti minyak atsiri dan flavonoid) bekerja dengan cara merusak dinding sel atau membran sel dari bakteri (seperti S. aureus dan E. coli) dan jamur (seperti C. albicans).
Ketika membran sel ini terganggu, isi sel bakteri/jamur keluar, sehingga menyebabkan kematian sel mikroba tersebut. Selain itu, senyawa ini dapat mengganggu proses metabolisme penting yang dibutuhkan mikroba untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Dengan demikian, Purwoceng memberikan efek perlindungan dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen penyebab infeksi.
4. Mengurangi Peradangan dalam Tubuh
Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri. Respons ini dikendalikan oleh senyawa prostaglandin dan sitokin (seperti TNF-α dan IL-6) yang diproduksi oleh enzim cyclooxygenase (COX).
Saponin dan flavonoid dalam Purwoceng bekerja dengan cara menghambat produksi enzim COX dan menekan pelepasan sitokin-sitokin pro-inflamasi tersebut. Dengan mengurangi kadar senyawa pemicu peradangan, Purwoceng efektif membantu meredakan respons peradangan yang berlebihan, sehingga mengurangi nyeri, pembengkakan, dan rasa tidak nyaman pada otot, sendi, atau luka.
5. Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker
Penting untuk ditekankan bahwa penelitian ini masih terbatas pada studi praklinis (dalam laboratorium atau pada hewan uji). Mekanisme yang diamati biasanya melibatkan senyawa antioksidan dan fitokimia lainnya dalam Purwoceng.
Cara kerjanya melalui beberapa jalur:
- Senyawa dalam Purwoceng dapat memicu program bunuh diri sel (apoptosis) pada sel kanker, tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.
- Senyawa tersebut dapat menghambat kemampuan sel kanker untuk membelah dan memperbanyak diri (proliferasi).
- Purwoceng mungkin dapat mencegah pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) yang mensuplai nutrisi dan oksigen ke tumor, sehingga “membuatnya kelaparan”.
Meski menjanjikan, efek ini belum tentu sama pada tubuh manusia yang kompleks. Oleh karena itu, Purwoceng tidak boleh dianggap sebagai pengobatan kanker, melainkan sebagai potensi agen kemopreventif (pencegahan) yang perlu diteliti lebih lanjut.
Cara Konsumsi dan Penyajian Purwoceng
Purwoceng biasanya dikonsumsi dalam bentuk suplemen, teh, atau jamu. Berikut beberapa tips untuk mengonsumsinya:
- Daun atau akar purwoceng yang dikeringkan dapat diseduh dengan air panas seperti teh. Rasanya sedikit pedas dan khas.
- Dapat dicampur dengan bahan lain seperti jahe atau madu untuk menambah khasiat dan rasa.
- Purwoceng juga tersedia dalam bentuk kapsul atau pil, yang bisa menjadi alternatif praktis.
Efek Samping dan Perhatian
Meski banyak manfaatnya, purwoceng bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti gatal, bersin, kulit memerah, dan hidung tersumbat. Oleh karena itu, hindari konsumsi bila memiliki alergi terhadap komponen tanaman ini atau bahan-bahan alami lain yang mungkin serupa. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya, terutama jika sedang dalam perawatan medis.
Semoga informasi tentang Manfaat Purwoceng dapat berguna ya.
Baca juga:
- Kandungan, Efek Samping dan 15 Manfaat Pare bagi Kesehatan
- Kandungan Nutrisi, 20 Manfaat Buah Jambu Biji, dan Efek Samping
- 12 Manfaat Biji Durian, Efek Samping, dan Cara Mengolahnya
- 8 Manfaat Beeswax untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit
- 8 Manfaat Maqui Berry untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya
- Waspada! 5 Efek Samping Daun Kelor yang Perlu Diketahui
- Mommy Bahagia dengan 12 Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil
Referensi
- Montané, X., Kowalczyk, O., Reig-Vano, B., Bajek, A., Roszkowski, K., Tomczyk, R., Pawliszak, W., Giamberini, M., Mocek-Płóciniak, A., & Tylkowski, B. (2020). Current perspectives of the applications of polyphenols and flavonoids in cancer therapy. Molecules, *25*(15), 3342. https://doi.org/10.3390/molecules25153342
- Mustafa, R. A., Hamid, A. A., Mohamed, S., & Bakar, F. A. (2010). Total phenolic compounds, flavonoids, and radical scavenging activity of 21 selected tropical plants. Journal of Food Science, *75*(1), C28–C35. https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2009.01401.x
- Maaliki, D., Shaito, A. A., Pintus, G., El-Yazbi, A., & Eid, A. H. (2019). Flavonoids in hypertension: A brief review of the underlying mechanisms. Current Opinion in Pharmacology, *45*, 57–65. https://doi.org/10.1016/j.coph.2019.04.014
- Bertha, P. D. Effect of Purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) Extract Mixed in The Feed on Spermatogenesis in The Male Catfish (Clarias sp.). https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/61037
- Aminin, A. L., Martani, E., & Wahyuni, S. (2020). Antioxidant and antimicrobial screening of endophytic fungi culture filtrate from Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) leaf. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, *23*(9), 319–324. https://doi.org/10.14710/jksa.23.9.319-324
- Nuryadin, E., & Nabiila, A. (2018). Potential development of purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk or Pimpinella alpine Kds) plant scale industry using in-vitro culture technique by means of rooting induction. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, *3*(2), 59. https://doi.org/10.22146/jtbb.38849
- Maddu, N. (2018). Diseases related to types of free radicals. In Antioxidants. IntechOpen. https://doi.org/10.5772/intechopen.82879




