6 Kelebihan dan Kekurangan Holding Company

Kelebihan dan Kekurangan Holding Company

Dalam dunia bisnis, struktur perusahaan memegang peranan penting dalam menentukan arah dan strategi operasional. Salah satu bentuk organisasi yang sering digunakan oleh perusahaan besar adalah holding company. Model ini memungkinkan perusahaan induk untuk memiliki saham mayoritas atau penuh di beberapa anak perusahaan tanpa terlibat langsung dalam operasional sehari-hari mereka. Namun, seperti halnya setiap struktur bisnis, holding company memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum diadopsi.

Holding company adalah perusahaan yang dibentuk dengan tujuan utama untuk memiliki saham di satu atau lebih perusahaan lain. Dengan kata lain, holding company tidak terlibat langsung dalam produksi barang atau jasa, tetapi lebih kepada mengelola investasi dan mengendalikan anak perusahaan.

Beberapa contoh holding company terkenal di dunia antara lain:

  • Alphabet Inc., yang menaungi Google, YouTube, dan berbagai perusahaan teknologi lainnya.
  • Berkshire Hathaway, yang dimiliki oleh Warren Buffett dan memiliki berbagai bisnis dari asuransi hingga manufaktur.
  • Unilever, yang menaungi berbagai merek produk konsumen terkenal di seluruh dunia.

Dalam konteks Indonesia, beberapa perusahaan besar juga menggunakan model holding company, seperti Salim Group, Sinar Mas Group, dan Astra International.

Kelebihan Holding Company

Kelebihan dan Kekurangan Holding Company

Menyadur dari beberapa sumber, berikut ini beberapa kelebihan Holdung Company.

1. Diversifikasi dan Pengurangan Risiko

Holding company memungkinkan diversifikasi bisnis dengan memiliki berbagai anak perusahaan yang bergerak di sektor berbeda. Bila salah satu unit usaha mengalami kerugian, laba dari unit usaha lain dapat menutupi kerugian tersebut. Ini mengurangi risiko finansial yang dihadapi oleh holding company secara keseluruhan.

2. Efisiensi Pajak

Holding company sering kali dapat mengoptimalkan struktur pajaknya dengan menempatkan anak perusahaan di yurisdiksi dengan tarif pajak lebih rendah. Selain itu, pembayaran dividen dari anak perusahaan ke holding company bisa dibebaskan dari pajak di beberapa negara, sehingga meningkatkan efisiensi keuangan.

3. Kemudahan Pengelolaan dan Kontrol

Sebagai pemegang saham mayoritas, holding company memiliki kontrol penuh terhadap anak perusahaan tanpa perlu terlibat langsung dalam operasi harian mereka. Dengan struktur ini, perusahaan induk dapat lebih fokus pada strategi pertumbuhan, ekspansi, dan investasi tanpa harus terganggu oleh operasional sehari-hari.

4. Akses Lebih Mudah ke Sumber Pendanaan

Holding company umumnya memiliki aset besar dalam bentuk kepemilikan saham dan aset lainnya. Dengan aset yang kuat, holding company lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank atau investasi dari pihak eksternal. Fleksibilitas finansial ini memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan lebih cepat dan efektif.

5. Perlindungan Aset

Struktur holding company memberikan perlindungan aset dengan memisahkan kepemilikan dan tanggung jawab finansial antar anak perusahaan. Bila salah satu anak perusahaan mengalami kebangkrutan, aset dari anak perusahaan lain tetap terlindungi dan tidak langsung terkena dampak dari kegagalan tersebut.

6. Kemampuan Akuisisi yang Lebih Besar

Holding company dapat dengan mudah mengakuisisi perusahaan lain tanpa harus membentuk bisnis baru dari nol. Akuisisi ini dapat dilakukan sebagai strategi ekspansi untuk memperkuat portofolio bisnis dan meningkatkan daya saing di pasar.

Kekurangan Holding Company

Selain memiliki kelebihan, Holding Company mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut.

1. Struktur yang Kompleks dan Biaya Operasional Tinggi

Mengelola holding company memerlukan struktur hukum dan keuangan yang kompleks. Dibutuhkan tim manajemen yang kompeten untuk mengawasi beberapa anak perusahaan, yang dapat meningkatkan biaya operasional dan administrasi.

2. Risiko Regulasi dan Pajak yang Ketat

Beberapa negara memiliki regulasi ketat terkait dengan operasional holding company, terutama dalam hal perpajakan dan persaingan usaha. Jika tidak dikelola dengan baik, perusahaan dapat terkena sanksi hukum dan pajak yang besar, yang berpotensi merugikan bisnis.

3. Kurangnya Transparansi Operasional

Karena holding company mengelola banyak entitas, transparansi keuangan bisa menjadi tantangan. Investor dan pemegang saham mungkin kesulitan memahami kinerja keuangan yang sebenarnya jika laporan keuangan tidak disajikan dengan jelas dan terperinci.

4. Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan

Dalam holding company yang memiliki banyak anak perusahaan, proses pengambilan keputusan bisa menjadi lebih lambat. Setiap kebijakan harus mempertimbangkan kepentingan berbagai unit bisnis, yang dapat memperumit dan memperlambat proses eksekusi strategi perusahaan.

5. Potensi Konflik Kepentingan

Bila beberapa anak perusahaan beroperasi di sektor yang sama, bisa terjadi persaingan internal yang tidak sehat. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan bisnis secara keseluruhan dan menciptakan konflik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya.

6. Ketergantungan pada Kinerja Anak Perusahaan

Keberhasilan holding company bergantung pada kinerja anak perusahaannya. Bila beberapa anak perusahaan mengalami penurunan kinerja, maka holding company secara keseluruhan dapat terkena dampaknya, meskipun beberapa unit bisnis lainnya masih berkinerja baik.

Holding company menawarkan banyak keuntungan, seperti diversifikasi risiko, efisiensi pajak, dan perlindungan aset. Namun, struktur yang kompleks, biaya operasional tinggi, dan potensi konflik kepentingan menjadi tantangan yang perlu diatasi. Oleh karena itu, penting bagi holding company untuk memiliki manajemen yang kuat dan strategi yang jelas dalam mengelola portofolio bisnisnya. Semoga informasi tentang Kelebihan dan Kekurangan Holding Company dampat bermanfaat.

Baca juga:

Referensi

  1. Brealey, R. A., Myers, S. C., & Allen, F. (2020). Principles of Corporate Finance (13th ed.). McGraw-Hill Education.
  2. Damodaran, A. (2012). Investment Valuation: Tools and Techniques for Determining the Value of Any Asset (3rd ed.). John Wiley & Sons.
  3. Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson, R. E. (2020). Strategic Management: Concepts and Cases (13th ed.). Cengage Learning.
  4. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360. https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
  5. La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., & Shleifer, A. (1999). Corporate Ownership Around the World. The Journal of Finance, 54(2), 471–517. https://doi.org/10.1111/0022-1082.00115
  6. Morck, R., Wolfenzon, D., & Yeung, B. (2005). Corporate Governance, Economic Entrenchment, and Growth. Journal of Economic Literature, 43(3), 655–720. https://doi.org/10.1257/002205105774431252
  7. Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. (2019). Corporate Finance (12th ed.). McGraw-Hill Education.
  8. Scharfstein, D. S., & Stein, J. C. (2000). The Dark Side of Internal Capital Markets: Divisional Rent-Seeking and Inefficient Investment. The Journal of Finance, 55(6), 2537–2564. https://doi.org/10.1111/0022-1082.00299
Please follow and like Bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Scroll to Top