Apa itu Akuntansi Perusahaan Dagang? Panduan untuk Pemula dan Pebisnis

Apa itu Akuntansi Perusahaan Dagang

Apa itu akuntansi perusahaan dagang? Ini adalah pertanyaan mendasar bagi siapa pun yang menjalankan bisnis ritel, grosir, distributor, atau toko. Secara sederhana, akuntansi perusahaan dagang merupakan sistem khusus untuk mencatat, mengolah, menganalisis, dan melaporkan seluruh transaksi keuangan dari aktivitas jual-beli barang tanpa mengubah bentuknya. Berbeda dengan perusahaan jasa yang berfokus pada penjualan layanan, atau pabrik yang memproduksi barang, inti dari akuntansi dagang adalah mengelola pergerakan barang dari pembelian, penyimpanan, hingga penjualan kembali dengan tujuan mencari laba.

Mengapa sistem ini begitu krusial? Karena ia menjadi tulang punggung informasi keuangan yang menentukan sehat tidaknya bisnis. Tanpa pencatatan yang rapi dan metode yang tepat, mustahil bagi pemilik usaha untuk mengetahui apakah toko atau distributor mereka benar-benar untung, seberapa efisien pengelolaan stok, dan keputusan strategis apa yang harus diambil ke depan.

Memahami Karakteristik dan Tujuan Utama

Sebelum menyelami lebih dalam, mari kenali ciri khas bisnis yang membutuhkan sistem akuntansi ini. Perusahaan dagang adalah perantara antara produsen (pemasok) dan konsumen. Contohnya supermarket, toko elektronik, distributor bahan bangunan, atau toko kelontong.

1. Karakteristik Perusahaan Dagang 

Karakteristik utama dari perusahaan dagang sangat spesifik dan membedakannya dari jenis usaha lain. Pertama, aktivitas operasional intinya berpusat pada pembelian dan penjualan kembali barang dagang. Artinya, perusahaan tidak terlibat dalam proses mengubah bentuk atau menciptakan barang baru; perannya murni sebagai penghubung dalam rantai distribusi. Sumber pendapatan utamanya secara dominan berasal dari transaksi penjualan barang tersebut. Dalam pencatatannya, selalu terdapat akun persediaan barang dagang, yang nilainya dinamis dan terus berubah seiring aktivitas beli dan jual. Komponen biaya terbesar yang menjadi perhatian utama dalam laporan keuangannya biasanya adalah Harga Pokok Penjualan (HPP), yang menjadi kunci perhitungan laba kotor.

2. Tujuan Akuntansi Perusahaan Dagang

Lalu, apa sebenarnya tujuan mendasar dari akuntansi pada perusahaan dagang? Tujuan pertama adalah untuk menyajikan informasi keuangan yang akurat dan andal, yang termanifestasi dalam laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Laporan-laporan ini menjadi cermin kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Tujuan kedua adalah menghitung laba rugi secara tepat, terutama dengan menentukan laba kotor melalui kalkulasi HPP yang akurat, sebelum akhirnya sampai pada laba bersih. Tujuan ketiga adalah untuk mengendalikan dan mengelola persediaan atau stok secara efisien, dengan memantau jumlah, nilai, dan pergerakannya guna menghindari risiko kelebihan atau kekurangan stok yang dapat membebani keuangan.

Lebih dari itu, sistem akuntansi yang baik bertujuan membantu pengambilan keputusan strategis. Data keuangan yang terhimpun menjadi fondasi bagi manajemen untuk menentukan kebijakan harga jual, merancang strategi diskon, memilih pemasok, atau bahkan merencanakan ekspansi bisnis. Terakhir, tujuan yang tidak kalah krusial adalah untuk memenuhi kewajiban hukum dan perpajakan. Pencatatan yang rapi dan sistematis menjamin kelancaran proses perhitungan serta pelaporan pajak, seperti PPN dan PPh, sesuai dengan regulasi yang berlaku, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan legitimasi penuh.

Komponen dan Akun-Akun Kunci dalam Sistem Akuntansi Dagang

Inilah pembeda utama dengan akuntansi perusahaan jasa. Beberapa akun-akun khusus dalam akuntansi perusahaan dagang wajib di pahami:

  • Persediaan Barang Dagang (Inventory): Aset paling vital. Mencatat semua barang yang tersedia untuk dijual. Penilaiannya dapat menggunakan metode FIFO (First In, First Out), LIFO, atau Rata-Rata.
  • Pembelian (Purchases): Mencatat semua transaksi pembelian barang dagang, baik tunai maupun kredit.
  • Penjualan (Sales): Mencatat pendapatan utama dari hasil penjualan barang dagangan.
  • Retur dan Potongan:
    • Retur Penjualan & Retur Pembelian: Pencatatan saat barang dijual/dibeli dikembalikan.
    • Potongan Penjualan & Potongan Pembelian: Diskon yang diberikan atau diterima.
  • Beban Angkut Pembelian/Penjualan: Biaya pengiriman barang yang menjadi tanggung jawab perusahaan.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP/Cost of Goods Sold – COGS): Ini adalah inti perhitungan laba. Rumus dasarnya:
    HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
    Pembelian Bersih = Total Pembelian + Beban Angkut Pembelian – Retur & Potongan Pembelian
  • Piutang Dagang: Tagihan kepada pelanggan yang membeli secara kredit.
  • Utang Dagang: Kewajiban kepada pemasok atas pembelian kredit.

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Proses akuntansi perusahaan dagang mengikuti sebuah siklus yang sistematis. Berikut adalah tahapan siklus akuntansi yang umum diterapkan:

1. Pencatatan (Recording)

Fase ini dimulai dengan Analisis dan Pencatatan dalam Jurnal. Setiap transaksi keuangan, mulai dari pembelian, penjualan, hingga pembayaran, harus dianalisis berdasarkan bukti dokumen yang sah sebelum dicatat secara kronologis. Untuk meningkatkan efisiensi, perusahaan besar biasanya menggunakan Jurnal Khusus, seperti Jurnal Penjualan, Pembelian, Penerimaan Kas, dan Pengeluaran Kas. Sementara itu, usaha kecil dengan volume transaksi terbatas dapat menggunakan Jurnal Umum.

Setelah pencatatan di jurnal, langkah selanjutnya adalah Posting ke Buku Besar. Pada tahap ini, semua data dari berbagai jurnal dipindahkan atau diposting ke masing-masing akun dalam Buku Besar Utama untuk mengelompokkan transaksi sejenis. Untuk mendetailkan transaksi tertentu, juga dibuat Buku Besar Pembantu, terutama untuk melacak riwayat dengan masing-masing pelanggan (piutang) dan pemasok (utang) secara lebih rinci.

2. Pengikhtisaran (Summarizing)

Fase ini bertujuan menyiapkan data untuk pelaporan. Langkah awalnya adalah penyusunan Neraca Saldo, yaitu sebuah daftar yang memuat seluruh saldo akun dari Buku Besar. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan pengecekan awal atas keseimbangan antara total debit dan kredit.

Selanjutnya, dilakukan pembuatan Jurnal Penyesuaian, yang merupakan tahap kritis untuk mencatat penyesuaian atas transaksi yang belum tercatat atau nilainya belum akurat pada periode berjalan. Contoh penyesuaian yang sangat umum meliputi pencatatan penyusutan nilai peralatan toko, pengakuan beban yang masih harus dibayar seperti listrik dan gaji, penyesuaian atas pendapatan yang telah diterima di muka, serta penyesuaian yang paling khas untuk perusahaan dagang, yaitu penyesuaian persediaan barang dagang untuk mencatat nilai persediaan akhir sebagai aset sekaligus menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP).

3. Pelaporan dan Penutupan (Reporting & Closing)

Di sinilah hasil akhir proses akuntansi disajikan. Langkah intinya adalah Penyusunan Laporan Keuangan, yang mencakup Laporan Laba Rugi untuk menghitung laba kotor dan laba bersih, Laporan Perubahan Modal, Neraca yang menunjukkan posisi keuangan, serta Laporan Arus Kas.

Setelah laporan tersusun, siklus ditutup dengan membuat Jurnal Penutup untuk memindahkan saldo akun-akun nominal seperti pendapatan dan beban ke akun Modal, sehingga pembukuan siap untuk periode akuntansi baru. Kemudian, dibuat Neraca Saldo Setelah Penutupan untuk memastikan keseimbangan kembali setelah proses penutupan.

Sebagai langkah opsional, di awal periode berikutnya dapat dibuat Jurnal Pembalik untuk mempermudah pencatatan transaksi berulang tertentu, seperti pembayaran gaji yang telah diakui sebagai beban masih harus dibayar di periode sebelumnya.

Faktor Penting dan Tantangan dalam Penerapannya

Menerapkan sistem akuntansi perdagangan yang efektif memerlukan perhatian pada beberapa faktor penting dalam akuntansi perusahaan dagang:

  • Kesalahan catat stok berimbas langsung pada perhitungan HPP dan laba. Gunakan sistem stok opname berkala dan software inventory.
  • Ikuti prinsip akrual basis, yaitu mencatat pendapatan saat haknya diperoleh dan beban saat kewajibannya timbul, bukan saat kas masuk/keluar.
  • Monitor aging piutang agar tidak menjadi piutang tak tertagih. Kelola jatuh tempo utang untuk menjaga reputasi dan arus kas.
  • Manfaatkan rasio profitabilitas seperti Gross Profit Margin dan Net Profit Margin untuk mengukur kesehatan dan efisiensi bisnis.
  • Pencatatan yang rapi akan memudahkan pelaporan PPN Masukan/Keluaran dan perhitungan PPh Badan.

Menguasai prinsip akuntansi untuk perusahaan dagang bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi bisnis yang ingin bertahan dan berkembang di era kompetitif ini. Mulailah dengan konsisten mencatat transaksi, pahami komponen-komponen kuncinya, dan beranjaklah menggunakan alat bantu seperti software akuntansi yang dirancang khusus untuk usaha dagang guna mengotomasi proses yang rumit.

Artikel ini bermanfaat untuk kamu yang sedang membangun bisnis perdagangan? Bagikan kepada rekan atau partner bisnis agar mereka juga mendapatkan insight yang berharga!

Baca juga:

FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa perbedaan utama akuntansi perusahaan dagang dan perusahaan jasa?

Perbedaan paling mendasar adalah adanya akun Persediaan Barang Dagang dan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam perusahaan dagang. Perusahaan jasa tidak menjual barang fisik, sehingga tidak memiliki persediaan barang dan perhitungan HPP.

2. Metode penilaian persediaan mana yang terbaik: FIFO, LIFO, atau Rata-rata?

Tidak ada yang terbaik secara mutlak. FIFO cocok untuk barang yang mudah kedaluwarsa, karena menilai persediaan akhir dengan harga terbaru. Rata-rata cocok untuk barang yang homogen dan fluktuasi harga tidak ekstrem. LIFO jarang digunakan di Indonesia karena tidak sesuai dengan PSAK. Pilih satu dan konsisten.

3. Mengapa perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) sangat penting?

HPP adalah kunci untuk mengetahui Laba Kotor. Jika HPP tidak dihitung dengan benar, laba kotor dan laba bersih menjadi tidak akurat. Ini bisa menyebabkan kesalahan fatal dalam menetapkan harga jual dan menilai kinerja bisnis.

4. Apakah usaha dagang kecil (toko kelontong) perlu menerapkan akuntansi yang lengkap?

Sangat perlu, meski skalanya disesuaikan. Minimal, catatlah pembelian, penjualan, dan stok secara teratur. Pencatatan sederhana yang konsisten akan memberikan gambaran keuangan yang lebih baik daripada tidak mencatat sama sekali, dan sangat membantu saat butuh analisis untuk berkembang.

5. Kapan sebaiknya saya menggunakan software akuntansi untuk perusahaan dagang?

Gunakan sejak awal jika memungkinkan. Namun, saat transaksi sudah mulai kompleks (misalnya: punya banyak pelanggan kredit dan pemasok, stok barang lebih dari 50 item, kesulitan melacak laba), maka beralih ke software akuntansi adalah solusi yang menghemat waktu dan mengurangi kesalahan.

Referensi

  1. Stevenson, W. J., & Hojati, M. (2021). Operations management (14th ed.). McGraw-Hill Education.
  2. Zimmerman, J. L. (2020). Accounting for decision making and control (10th ed.). McGraw-Hill Education.
  3. Deloof, M. (2003). Does working capital management affect profitability of Belgian firms? Journal of Business Finance & Accounting, 30(3-4), 573–588. https://doi.org/10.1111/1468-5957.00008
  4. Farris, M. T., & Hutchison, P. D. (2002). Cash-to-cash: The new supply chain management metric. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, 32(4), 288–298. https://doi.org/10.1108/09600030210430651
  5. Koumanakos, D. P. (2008). The effect of inventory management on firm performance. International Journal of Productivity and Performance Management, 57(5), 355–369. https://doi.org/10.1108/17410400810881827
  6. Narasimhan, R., & Kim, S. W. (2002). Effect of supply chain integration on the relationship between diversification and performance: Evidence from Japanese and Korean firms. Journal of Operations Management, 20(3), 303–323. https://doi.org/10.1016/S0272-6963(02)00008-6
Scroll to Top