Buah Zuriat: 6 Manfaat dan Cara Mengonsumsi

Buah Zuriat

Kamu mungkin belum pernah melihatnya secara langsung, atau bahkan baru pertama kali mendengar namanya. Namun, di kalangan tertentu, terutama pasutri yang mengikuti program hamil, nama buah zuriat bagai secercah harapan yang didamba. Dijuluki sebagai “buah Adam dan Hawa” atau lebih populer lagi “buah keturunan”, buah ini menyimpan aura mistis sekaligus janji akan keampuhan yang sudah diwariskan turun-temurun.

Tapi, apa sebenarnya buah zuriat? Apakah ia benar-benar mujarab sebagai penyubur kandungan seperti yang dipercaya banyak orang, atau hanya sekadar mitos yang dibesar-besarkan? Atau justru, manfaatnya jauh lebih luas dari sekadar urusan kesuburan?

Apa Itu Buah Zuriat?

Buah zuriat berasal dari pohon doum palm (palem zuriat) yang banyak tumbuh di lembah sungai Nil, Mesir, Sudan, serta beberapa bagian Arab Saudi dan Yaman. Buahnya berbentuk bulat dengan diameter sekitar 5-7 cm, berwarna coklat kemerahan saat matang, dan memiliki tekstur berserat keras.

Yang unik, pohon zuriat adalah salah satu jenis palem yang bercabang, sebuah fenomena yang langka di keluarga palem. Dalam budaya setempat, pohon ini dianggap suci dan buahnya sering disebut sebagai “buah Adam dan Hawa”. Konon, inilah buah yang disebut-sebut dalam beberapa riwayat kuno.

Di Indonesia, zuriat lebih dikenal dengan sebutan “buah keturunan”. Julukan ini tidak muncul begitu saja, melainkan berdasarkan pada keyakinan dan testimoni turun-temurun yang menyebutkan khasiatnya dalam mendongkrak kesuburan.

Bagi yang pertama kali mencoba, rasa dan aromanya mungkin akan mengejutkan. Daging buahnya yang keras, ketika diolah (biasanya dengan direbus), akan menghasilkan air berwarna kecoklatan dengan aroma yang sangat wangi dan familiar. Banyak yang mendeskripsikannya seperti aroma roti jahe yang hangat, gula merah cair, atau bahkan campuran kayu manis dan vanila. Rasanya manis, tetapi bukan manis gula, melainkan manis yang earthy dan natural, sedikit mirip dengan air rebusan ubi atau gula aren.

Kandungan Nutrisi

Tentu saja, manfaat buah zuriat tidak lepas dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktifnya yang sangat kaya. Ilmuwan modern mulai tertarik untuk mengungkap apa yang telah dipercaya oleh pengobatan tradisional selama berabad-abad.

  • Flavonoid
  • Fenolik
  • Tanin
  • Kalium
  • Kalsium
  • Magnesium
  • Fosfor
  • Natrium
  • Serat pangan mencapai sekitar 22%
  • Protein (asam amino penting seperti lisin dan sistein)
  • Karbohidrat Kompleks
  • Asam Lemak Esensial Linoleat (Asam lemak omega-6)

Zuriat juga mengandung saponin, steroid, glikosida, terpene, dan terpenoid yang masing-masing memiliki peran dalam sifat anti-inflamasi, antimikroba, dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Manfaat Buah Zuriat untuk Kesehatan

Dengan kandungan nutrisi yang begitu mengesankan, wajar jika zuriat menawarkan banyak manfaat. Mari kita bahas satu per satu.

1. Mengendalikan Kadar Gula Darah

Bagi penderita diabetes atau prediabetes, zuriat bisa menjadi pilihan yang menarik. Air rebusan zuriat memiliki indeks glikemik yang rendah, artinya tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba setelah dikonsumsi.

Kandungan seratnya yang sangat tinggi memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah. Ini membantu kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari. Beberapa penelitian pada hewan dan studi skala kecil pada manusia menunjukkan efek hipoglikemik (penurun gula darah) dari ekstrak zuriat. Buah Zuriat bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

2. Menjaga Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah

Jantung yang sehat adalah kunci umur panjang, dan buah zuriat menawarkan beberapa manfaat kardioprotektif. Studi menunjukkan bahwa zuriat memiliki sifat hipolipidemik, yaitu mampu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah. Ini dapat mengurangi risiko terbentuknya plak aterosklerosis yang dapat menyumbat pembuluh darah.

Kalium adalah vasodilator alami, membantu merelaksasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Kombinasi efek penurun kolesterol dan tekanan darah membuat zuriat sangat bersahabat dengan jantung.

3. Pendetoks Alami untuk Ginjal dan Hati

Organ detoksifikasi tubuh kita, ginjal dan hati, juga mendapat manfaat dari buah zuriat. Kandungan mineral kalium dan fosfor dalam zuriat membantu proses filtrasi (penyaringan) di ginjal. Air rebusannya juga bersifat diuretik ringan, yang merangsang produksi urine sehingga membantu membersihkan ginjal dari limbah dan mencegah pembentukan batu ginjal. Beberapa tradisi juga menggunakan zuriat untuk membantu meredakan infeksi saluran kemih.

Hati adalah pabrik detoksifikasi utama. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa antioksidan dalam zuriat dapat melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat paparan zat beracun tertentu. Hal ini menunjukkan potensinya sebagai pelindung alami bagi kesehatan liver.

4. Meningkatkan Sistem Imun dan Melawan Peradangan

Di masa seperti sekarang, sistem imun yang kuat adalah keharusan. Radikal bebas dan peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit. Sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari flavonoid dan fenolik dalam zuriat membantu tubuh melawan patogen (virus, bakteri) dan memperbaiki kerusakan sel.

Serat yang tinggi dalam zuriat dapat berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik (probiotik) di usus. Usus yang sehat dengan mikrobioma yang seimbang memiliki kaitan langsung dengan sistem imun yang kuat, karena sebagian besar sel imun berada di usus.

5. Melancarkan Sistem Saluran Pencernaan

Kandungan seratnya yang mencapai 22% sudah menjelaskan semuanya. Serat adalah solusi alami dan paling ampuh untuk mengatasi sembelit, menambah bulk (massa) pada feses dan melunakkannya, sehingga lebih mudah dikeluarkan.

Seperti telah disinggung, serat zuriat mendukung pertumbuhan bakteri baik yang tidak hanya meningkatkan imunitas, tetapi juga menghasilkan asam lemak rantai pendek yang penting untuk kesehatan sel-sel usus besar.

6. Mencegah dari Penuaan Dini dan Kanker

Dengan menangkal radikal bebas yang merusak kolagen dan sel kulit, konsumsi makanan kaya antioksidan seperti zuriat dapat membantu menjaga kekencangan kulit, mengurangi kerutan, dan membuat kamu terlihat lebih segar dari dalam.

Stres oksidatif dan peradangan kronis adalah pemicu kerusakan DNA yang dapat berujung pada kanker. Sementara zuriat bukanlah obat kanker, sifat antioksidan dan anti-inflamasinya yang kuat berperan dalam pencegahan dengan melindungi sel dari kerusakan yang dapat menyebabkan mutasi kanker. Beberapa studi in vitro juga menunjukkan bahwa ekstrak zuriat dapat menghambat pertumbuhan sel kanker tertentu.

Benarkah Manfaat Buah Zuriat untuk Promil?

Inilah bagian yang paling sensitif dan paling banyak dicari. Keyakinan bahwa zuriat adalah “buah penyubur” begitu mengakar, terutama di Indonesia. Julukan “buah keturunan” bukanlah tanpa alasan. Lantas, bagaimana sains memandangnya?

Mari kita jernihkan dari awal: Sampai saat ini, belum ada penelitian klinis skala besar pada manusia yang secara definitif membuktikan bahwa buah zuriat langsung menyebabkan kehamilan. Klaim bahwa ia “mempercepat kehamilan” perlu dilihat dengan kritis dan hati-hati.

Lalu, dari mana asal muasal keyakinan ini?

1. Penelitian pada Hewan

Seperti yang disebutkan dalam banyak literatur, sebuah penelitian pada kelinci menunjukkan bahwa pemberian ekstrak zuriat dapat meningkatkan level hormon seksual (seperti testosteron dan estrogen) pada kelinci jantan dan betina. Peningkatan hormon ini berpotensi meningkatkan libido dan fungsi reproduksi. Namun, penting diingat: hasil pada hewan laboratorium tidak serta merta dapat diterapkan persis sama pada manusia. Tubuh manusia jauh lebih kompleks.

2. Kandungan Antioksidan yang Sangat Tinggi

Ini mungkin adalah kunci ilmiah paling masuk akal di balik klaim kesuburannya. Buah zuriat dipenuhi dengan senyawa antioksidan kuat, seperti flavonoid, polifenol, dan terpenoid. Apa kaitannya dengan kesuburan?

Di dalam tubuh, radikal bebas yang tidak dinetralisir dapat menyebabkan stres oksidatif. Kondisi ini merusak sel-sel tubuh, termasuk sel telur (ovum) pada wanita dan sel sperma pada pria. Kualitas sel telur dan sperma yang buruk adalah penyebab utama sulit hamil.

Antioksidan dari zuriat bertindak mengurangi stres oksidatif, melindungi dan berpotensi meningkatkan kualitas sel reproduksi. Sperma menjadi lebih gesit dan sehat, sel telur lebih terlindungi, dan lingkungan rahim menjadi lebih kondusif untuk implantasi embrio.

3. Warisan Budaya

Tidak bisa dipungkiri, keyakinan turun-temurun memiliki power yang sangat besar. Keyakinan positif dan harapan yang dibangun dari mengonsumsi “buah keturunan” dapat mengurangi stres dan kecemasan—dua faktor yang sangat sering mengganggu kesuburan. Ketika pikiran lebih tenang, hormon bisa lebih seimbang, dan peluang kehamilan pun bisa meningkat.

Cara Mengolah dan Mengonsumsi Buah Zuriat dengan Benar

Karena teksturnya yang keras, zuriat memiliki cara konsumsi yang khas. Berikut adalah metode tradisional yang paling umum:

1. Merebus

  • Pecahkan kulit zuriat yang keras dengan palu atau pisau yang kuat.
  • Ambil daging buahnya (biasanya 1-2 buah untuk sekali rebus).
  • Cuci bersih daging buah tersebut.
  • Rebus dalam 2-3 gelas air (sekitar 500-700 ml) dengan api kecil.
  • Biarkan mendidih hingga air berubah warna menjadi kecoklatan dan aromanya harum (sekitar 15-30 menit). Jangan terlalu lama agar nutrisinya tidak rusak.
  • Saring air rebusannya dan tuang ke dalam gelas.
  • Air rebusan ini bisa dinikmati hangat atau dingin. Rasanya manis dan harum alami, sehingga biasanya tidak perlu ditambah gula.

2. Merendam

  • Hancurkan daging buah zuriat menjadi potongan kecil atau serpihan.
  • Rendam dalam air matang suhu ruang selama 8-12 jam (biasanya semalaman).
  • Aduk sesekali. Air akan berubah warna dan rasa seperti air rebusan.
  • Saring dan minum air rendamannya.

Zuriat juga banyak dijual dalam bentuk serbuk (bubuk) yang bisa diseduh langsung, atau dalam bentuk kapsul sebagai suplemen. Ini merupakan pilihan yang lebih praktis.

Tidak ada dosis baku yang ditetapkan secara medis. Berdasarkan tradisi, konsumsi 1-2 gelas air rebusan zuriat per hari dianggap aman untuk orang dewasa. Sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli herbal atau dokter, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Jangan jadikan zuriat sebagai satu-satunya tumpuan harapan. Letakkan ia sebagai pelengkap dari gaya hidup sehat yang sudah di jalani: makan bergizi, olahraga teratur, kelola stres, dan yang paling penting, selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli medis profesional untuk masalah serius seperti program hamil atau penyakit tertentu.

Baca juga:

Referensi

  1. Al-Khalaifah, H. S., Al-Nasser, A. F., Ghanem, H. M., Ragheb, G., Khalil, A. A., & Osman, A. (2020). Effects of dietary doum palm fruit powder on growth, antioxidant capacity, immune response, and disease resistance of African catfish, Clarias gariepinus (B.). Animals, *10*(8), 1407. https://doi.org/10.3390/ani10081407
  2. Cadi, H. E., Brigui, J., & Lrhorfi, L. A. (2021). Elucidation of antioxidant compounds in Moroccan Chamaerops humilis L. fruits by GC–MS and HPLC–MS techniques. Molecules, *26*(9), 2710. https://doi.org/10.3390/molecules26092710
  3. Cotoraci, C., Mihali, C. V., Popescu, R., Suciu, M., Buhaș, M. C., & Silosi, I. (2021). Natural antioxidants in anemia treatment. International Journal of Molecular Sciences, *22*(4), 1883. https://doi.org/10.3390/ijms22041883
  4. Tan, B. L., Norhaizan, M. E., Liew, W.-P.-P., & Sulaiman Rahman, H. (2018). Antioxidant and oxidative stress: A mutual interplay in age-related diseases. Frontiers in Pharmacology, *9*, 1162. https://doi.org/10.3389/fphar.2018.01162
  5. Ali, H., Houghton, P. J., & Soumyanath, A. (2006). α-Amylase inhibitory activity of some Malaysian plants used to treat diabetes; with particular reference to Phyllanthus amarusJournal of Ethnopharmacology, *107*(3), 449-455. https://doi.org/10.1016/j.jep.2006.04.004
  6. Lamien-Meda, A., Lamien, C. E., Compaoré, M. M. Y., Meda, R. N. T., Kiendrebeogo, M., Zeba, B., … & Nacoulma, O. G. (2008). Polyphenol content and antioxidant activity of fourteen wild edible fruits from Burkina Faso. Molecules, *13*(3), 581-594. https://doi.org/10.3390/molecules13030581
    Scroll to Top