Manfaat Jus Tomat dan Wortel – Ada sesuatu yang istimewa dari perpaduan warna oranye dan merah dalam segelas jus. Bukan hanya sekadar tampilan yang menarik, kombinasi tomat dan wortel ternyata menyimpan segudang kebaikan yang sering kita lewatkan. Di tengah maraknya minuman kekinian yang tinggi gula, mungkin inilah saatnya kita kembali ke yang alami. Jus tomat dan wortel, minuman sederhana yang bisa dengan mudah kamu racik di dapur, ternyata adalah powerbank nutrisi untuk tubuh.
Kandungan Gizi Tomat dan Wortel
Sebelum membahas manfaatnya, kita perlu paham dulu apa yang membuat jus wortel dan tomat begitu spesial.
1. Wortel
Kandungan beta-karoten wortel yang tinggi memberi warna oranye terang dan akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A sesuai kebutuhannya. Tak hanya itu, wortel juga kaya serat, vitamin K1, kalium, dan antioksidan (lutein, zeaxanthin, dan flavonoid).
2. Tomat
Tomat mengandung likopen, sebuah antioksidan karotenoid yang justru lebih mudah diserap tubuh ketika tomat dimasak atau diolah menjadi jus, dan juga tomat merupakan sumber vitamin C, kalium, dan folat yang sangat baik.
Manfaat Jus Tomat dan Wortel
Berikut ini 10 manfaat just tomat dan wortel untuk kesehatan tubuh.
1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Manfaat minum jus wortel campur tomat salah satunya menjadi benteng alami bagi tubuh. Kandungan vitamin C dari tomat dan beta-karoten (yang diubah tubuh menjadi vitamin A) dari wortel memperkuat sistem kekebalan. Mereka memproduksi sel darah putih dalam melawan bakteri dan virus penyebab penyakit.
2. Menjaga Kesehatan Mata
Beta-karoten di dalamnya diubah menjadi vitamin A yang essential untuk penglihatan yang baik, terutama di malam hari. Yang lebih mengagumkan, tomat juga mengandung lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan yang terbukti melindungi mata dari kerusakan cahaya biru dan mengurangi risiko degenerasi makula di usia lanjut.
3. Melancarkan Pencernaan
Kandungan serat dari kedua bahan ini, meski sebagian mungkin hilang saat proses blending, tetap membantu melunakkan feses dan memperlancar buang air besar. Lebih dari itu, serat dalam jus tomat dan wortel berperan sebagai prebiotik, yaitu makanan untuk bakteri baik di usus. Usus yang sehat adalah fondasi dari tubuh yang sehat secara keseluruhan.
4. Menjaga Kesehatan Jantung
Kalium yang terkandung di dalamnya membantu melemaskan dinding pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Likopen dari tomat juga dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) dan peningkatan kolesterol baik (HDL). Sebuah kombinasi yang sempurna untuk menghindari hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
5. Menjaga Kesehatan Kulit
Daripada mengandalkan krim mahal, coba rawat kulit dari dalam. Manfaat jus tomat dan wortel untuk kulit datang dari vitamin C yang merangsang produksi kolagen, protein yang membuat kulit tetap kencang dan elastis. Likopen bertindak seperti tabir surya alami, melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Hasilnya? Kulit tampak lebih cerah, lembap, dan awet muda.
6. Menurunkan Berat Badan
Bagi yang sedang menjalani program penurunan berat badan, jus ini adalah camilan yang ideal. Rendah kalori namun tinggi serat dan air, Akan membuat merasa kenyang lebih lama, sehingga secara alami mengurangi keinginan untuk ngemil. Kunci utamanya adalah: jangan tambahkan gula! Biarkan rasa manis alami dari wortel.
7. Berpotensi Menurunkan Risiko Kanker
Radikal bebas adalah biang kerok dari banyak penyakit degeneratif, termasuk kanker. Di sinilah peran antioksidan menjadi sangat krusial. Likopen pada tomat dan beta-karoten pada wortel adalah tentara yang tangguh dalam menetralisir senyawa-senyawa berbahaya ini. Banyak penelitian menunjukkan bahwa diet kaya likopen dan beta-karoten dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker prostat dan paru-paru. Penting untuk diingat, jus ini adalah tindakan pencegahan, bukan pengobatan.
8. Menjaga Kesehatan Saraf dan Otot
Kandungan antioksidan seperti flavonoid dalam jus ini membantu melindungi sel-sel otak dari peradangan dan kerusakan oksidatif. Aliran darah yang lebih lancar berkat kalium juga memastikan otak mendapat pasokan oksigen yang optimal. Kebiasaan minum jus tomat dan wortel bisa menjadi cara sederhana untuk menjaga fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.
9. Menjaga Kesehatan Saraf dan Otot
Kalium tidak hanya baik untuk jantung, tetapi juga untuk sistem saraf. Mineral ini memastikan sinyal-sinyal listrik antar saraf berjalan lancar, yang penting untuk fungsi otak, termasuk konsentrasi dan ingatan. Antioksidan di dalamnya juga melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif.
10. Mengontrol Kadar Gula Darah
Kandungan serat dalam tomat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan gula darah yang tajam setelah makan. Ini membuat jus tomat dan wortel menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan minuman manis lainnya, tentu saja dengan catatan tidak ditambahkan pemanis.
Waktu yang Tepat Minum Jus Wortel dan Tomat Sebaiknya Kapan?
Pertanyaan ini sering muncul. Jawabannya tergantung pada tujuan .
- Meminumnya di pagi hari, sekitar 30 menit sebelum sarapan, dapat membantu memberikan suntikan energi dan nutrisi setelah tubuh berpuasa semalaman. Seratnya juga dapat membantu mengaktifkan sistem pencernaan.
- Sore Hari (Snack) adalah waktu yang sangat baik untuk mengembalikan energi dan menahan lapar hingga waktu makan malam tiba, sekaligus menghindari dari camilan tidak sehat.
- Hindari minum sebelum Tidur karena memiliki efek diuretik (melancarkan buang air kecil), minum jus ini terlalu dekat dengan waktu tidur bisa mengganggu istirahat karena harus bolak-balik ke kamar mandi.
Intinya, tidak ada aturan mutlak. Dengarkan sinyal tubuh. Yang paling penting adalah konsistensi. Manfaat minum jus wortel campur tomat setiap hari akan lebih terasa jika melakukannya secara rutin, terlepas dari pagi atau sore, sebagai bagian dari pola makan seimbang.
Jus wortel tidak boleh dicampur dengan apa?
Meskipun wortel dan tomat sangat fleksibel, ada beberapa bahan yang sebaiknya tidak dicampurkan ke dalam jus ini karena dapat mengurangi penyerapan nutrisi atau berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan.
- Buah-buahan yang sangat kaya vitamin C (dalam jumlah besar) misalnya jambu biji atau stroberi. Mencampurkan sedikit mungkin tidak masalah, tetapi dalam jumlah besar, keasaman yang tinggi dapat mengganggu penyerapan beta-karoten.
- Sayuran tinggi oksalat (dalam porsi besar) seperti bayam atau bit. Mengombinasikannya sesekali tidak apa, tetapi konsumsi rutin dalam porsi besar dapat mempengaruhi orang yang rentan terhadap batu ginjal.
- Susu atau Yoghurt (untuk sebagian orang) karena asam dari tomat dapat menyebabkan susu menggumpal (curdle) di perut bagi sebagian orang, yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau kembung. Jika ingin creamy, gunakan alternatif seperti alpukat atau sedikit oat.
- Gula rafinasi atauPemanis Bbatan adalah larangan mutlak! Manis alami dari wortel sudah cukup. Menambahkan gula justru akan meniadakan manfaat sehat dari jus ini.
Jadi, tunggu apa lagi? Kehidupan modern penuh dengan racun dan stres. Mari lawan dengan sesuatu yang alami. Segelas jus tomat dan wortel bukan sekadar minuman, tapi adalah investasi kesehatan harian yang murah, mudah, dan penuh manfaat. Rasakan sendiri perbedaannya dalam hitungan minggu!
Baca juga:
- 9 Manfaat Air Lemon Hangat di Malam Hari untuk Kesehatan
- 11 Manfaat Jus Sirsak untuk Kesehatan Tubuh
- 9 Manfaat Permainan LEGO untuk Tumbuh Kembang Anak
- Berikut 7 Manfaat Kayu Secang untuk Kejantanan Pria
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah aman minum jus tomat dan wortel setiap hari?
Aman, selama dikonsumsi dalam porsi wajar (sekitar satu gelas per hari) dan sebagai bagian dari diet variatif. Terlalu banyak beta-karoten (dari wortel) dapat menyebabkan kondisi tidak berbahaya yang disebut karotenemia, di mana kulit tampak kekuningan. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya saat asupan beta-karoten dikurangi. Untuk mendapatkan manfaat jus tomat dan wortel secara optimal, kamu dapat mengonsumsinya 3-4 kali seminggu. Yang terpenting adalah konsistensi dan diimbangi dengan pola makan bergizi seimbang.
2. Haruskah saya mengupas kulit wortel dan tomat?
Untuk wortel, jika kulitnya masih segar dan bersih, cukup disikat saja karena banyak nutrisi terdapat di dekat kulit. Untuk tomat, kulitnya mengandung likopen, jadi sebaiknya tidak dikupas. Pastikan mencucinya hingga benar-benar bersih.
3. Bisakah penderita diabetes minum jus ini?
Bisa, tetapi dengan catatan. Penderita diabetes harus ekstra hati-hati dengan segala bentuk minuman, termasuk jus. Konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi. Pastikan jus dibuat tanpa tambahan gula sama sekali dan lebih baik dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung serat dan protein untuk memperlambat penyerapan gula.
4. Mana yang lebih baik, diblender atau dijus dengan slow juicer?
Diblender (menjadi smoothie) umumnya lebih baik karena masih mendapatkan serat utuh dari buah dan sayurnya. Slow juicer menghasilkan jus yang bening dan halus, di mana sebagian serat tidak larut (insoluble fiber) akan terbuang, namun nutrisi dan serat larut (soluble fiber) tetap terjaga.
5. Bagaimana cara membuatnya agar tidak langu?
Kunci menghilangkan rasa “langu” pada wortel adalah dengan menggunakan wortel yang segar dan manis. Tambahkan juga perasan kecil jeruk nipis atau sejumput jahe untuk menetralisir rasa dan menambah kesegaran.
Referensi
- Cheng, H. M., Koutsidis, G., Lodge, J. K., Ashor, A. W., Siervo, M., & Lara, J. (2019). Lycopene and tomato and risk of cardiovascular diseases: A systematic review and meta-analysis of epidemiological evidence. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, *59*(1), 141–158. https://doi.org/10.1080/10408398.2017.1362630
- Eisenhauer, B., Natoli, S., Liew, G., & Flood, V. M. (2017). Lutein and zeaxanthin—food sources, bioavailability and dietary variety in age-related macular degeneration protection. Nutrients, *9*(2), 120. https://doi.org/10.3390/nu9020120
- Graff, R. E., Pettersson, A., Lis, R. T., Ahearn, T. U., Markt, S. C., Wilson, K. M., … & Mucci, L. A. (2016). Dietary lycopene intake and risk of prostate cancer defined by ERG protein expression. American Journal of Clinical Nutrition, *103*(3), 851–860. https://doi.org/10.3945/ajcn.115.118703
- Mordente, A., Guantario, B., Meucci, E., Silvestrini, A., Lombardi, E., Martorana, G. E., Giardina, B., & Böhm, V. (2011). Lycopene and cardiovascular diseases: An update. Current Medicinal Chemistry, *18*(8), 1146–1163. https://doi.org/10.2174/092986711795029717
- Pullar, J. M., Carr, A. C., & Vissers, M. C. M. (2017). The roles of vitamin C in skin health. Nutrients, *9*(8), 866. https://doi.org/10.3390/nu9080866
- Rao, A. V., & Rao, L. G. (2007). Carotenoids and human health. Pharmacological Research, *55*(3), 207–216. https://doi.org/10.1016/j.phrs.2007.01.012
- Sluijs, I., Cadier, E., Beulens, J. W., van der A, D. L., Spijkerman, A. M., & van der Schouw, Y. T. (2015). Dietary intake of carotenoids and risk of type 2 diabetes. Nutrition, Metabolism and Cardiovascular Diseases, *25*(4), 376–381. https://doi.org/10.1016/j.numecd.2014.12.008
- Story, E. N., Kopec, R. E., Schwartz, S. J., & Harris, G. K. (2010). An update on the health effects of tomato lycopene. Annual Review of Food Science and Technology, *1*, 189–210. https://doi.org/10.1146/annurev.food.102308.124120
- Tan, B. L., & Norhaizan, M. E. (2019). Carotenoids: How effective are they to prevent age-related diseases? Molecules, *24*(9), 1801. https://doi.org/10.3390/molecules24091801
- Yamaguchi, M. (2012). Role of carotenoid β-cryptoxanthin in bone homeostasis. Journal of Biomedical Science, *19*(1), 36. https://doi.org/10.1186/1423-0127-19-36