Bunga kamboja (Plumeria acuminata) sering kita jumpai di pekarangan rumah, tempat ibadah, atau area pemakaman. Meski identik dengan nuansa spiritual, bunga ini ternyata menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan dan kecantikan yang jarang diketahui.
Dari zaman nenek moyang, ekstrak bunga kamboja telah digunakan dalam pengobatan tradisional. Baik bunga, daun, getah, maupun kulit batangnya mengandung senyawa aktif yang mampu mengatasi berbagai masalah tubuh. Tak heran jika sekarang banyak produk kosmetik dan aromaterapi yang memanfaatkan khasiatnya.
Bunga kamboja berasal dari keluarga Apocynaceae dan memiliki kelopak yang indah dengan warna dominan putih, merah muda, atau kuning. Tanaman ini mudah tumbuh di iklim tropis seperti Indonesia, sehingga sering dijadikan tanaman hias.
Selain keindahannya, bagian-bagian tanaman ini memiliki kandungan bioaktif seperti:
- FlavonoidÂ
- AlkaloidÂ
- Minyak atsiri
- Saponin
- Vitamin EÂ
Kombinasi senyawa inilah yang membuat bunga kamboja menjadi bahan alami yang sangat berharga.
Manfaat Bunga Kamboja untuk Kesehatan dan Kecantikan
Di balik kelopaknya yang lembut, bunga ini mengandung senyawa aktif yang berperan penting dalam menjaga dan memperbaiki fungsi tubuh secara alami. Berikut adalah beberapa manfaat utama bunga kamboja yang patut diketahui:
1. Menangkal Radikal Bebas (Antioksidan Alami)
Di tengah gaya hidup modern yang dipenuhi polusi, paparan sinar ultraviolet, dan konsumsi makanan kurang sehat, tubuh rentan mengalami penumpukan radikal bebas. Radikal bebas ini, jika tidak segera dinetralisir, dapat merusak sel tubuh dan memicu penuaan dini serta beragam penyakit kronis, termasuk kanker. Bunga kamboja mengandung flavonoid dan polifenol, dua jenis antioksidan alami yang sangat efektif dalam melawan efek buruk radikal bebas.
Bahkan, beberapa penelitian ilmiah menyebutkan bahwa ekstrak bunga kamboja dapat melindungi struktur DNA dari kerusakan oksidatif. Untuk merasakan manfaat ini, kamu dapat mengonsumsi teh yang terbuat dari bunga kamboja kering secara rutin atau menikmati aroma minyak esensialnya melalui diffuser untuk efek relaksasi yang menyegarkan.
2. Mengatasi Bengkak dan Peradangan
Selain itu, bunga kamboja juga dikenal karena sifat anti-inflamasinya yang dapat membantu meredakan bengkak dan peradangan. Pembengkakan yang terjadi akibat cedera ringan, gigitan serangga, atau penyakit seperti rematik bisa diatasi secara alami menggunakan bagian-bagian dari tanaman kamboja. Senyawa flavonoid yang terdapat di dalamnya berperan aktif dalam mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan jaringan.
Penggunaan tradisional yang masih dipertahankan hingga kini antara lain dengan menumbuk beberapa lembar daun kamboja dan menempelkannya pada area tubuh yang mengalami bengkak. Kulit batang kamboja juga dapat direbus, dan air rebusannya digunakan sebagai kompres untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
3. Meredakan Sakit Kepala dan Nyeri Sendi
Manfaat lainnya yang tidak kalah menarik karena kemampuannya dalam meredakan sakit kepala dan nyeri sendi. Minyak atsiri yang diekstrak dari bunga kamboja memiliki kandungan senyawa analgesik alami. Kandungan ini bekerja dengan cara mengurangi rasa sakit, baik itu sakit kepala akibat migrain maupun pegal-pegal pada sendi akibat aktivitas fisik berlebih. Untuk menggunakannya, dapat mencampurkan beberapa tetes minyak kamboja dengan minyak kelapa, lalu memijat lembut bagian tubuh yang terasa nyeri, seperti pelipis atau sendi. Menghirup aromanya juga terbukti memberikan efek relaksasi yang mendalam dan menenangkan sistem saraf.
4. Antibiotik Alami untuk Luka
Bunga kamboja juga dikenal sebagai antibiotik alami, terutama getah yang dihasilkannya. Getah bunga kamboja memiliki sifat antiseptik dan antibakteri, yang efektif untuk mengatasi luka kecil dan mencegah infeksi. Sejak zaman dahulu, getah ini telah digunakan oleh orang tua untuk mengeringkan luka ringan dan mempercepat penyembuhannya. Namun, penting untuk diingat bahwa getah kamboja bersifat toksik jika tertelan. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati dan hanya untuk pemakaian luar. Hindari juga mengoleskan getah ini langsung ke luka yang terbuka lebar, karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif.
5. Melembapkan Kulit Kering
Kulit yang kehilangan kelembapan biasanya tampak kusam, bersisik, dan bahkan bisa mengalami pecah-pecah. Minyak esensial yang diperoleh dari bunga kamboja mengandung zat emolien yang efektif dalam menjaga keseimbangan kadar air di lapisan kulit. Zat ini bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung di permukaan kulit yang berfungsi mengunci kelembapan alami tubuh, sehingga kulit terasa lebih lembut, kenyal, dan terhidrasi sepanjang hari. Untuk mendapatkan hasil terbaik, minyak esensial ini bisa dicampurkan dengan losion tubuh yang biasa digunakan setelah mandi, sehingga kulit mendapat nutrisi sekaligus perlindungan dari kekeringan.
6. Anti-Aging Alami
Bunga kamboja juga dikenal sebagai bahan alami yang mampu memperlambat proses penuaan kulit. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen dalam kulit menurun, menyebabkan munculnya garis halus, kerutan, dan kulit yang mulai mengendur. Kandungan lignin dan vitamin E yang terdapat dalam bunga kamboja mampu merangsang regenerasi sel kulit baru, memperkuat jaringan kolagen, dan meningkatkan elastisitas kulit. Dengan demikian, kulit tampak lebih segar, kencang, dan bercahaya secara alami.
Salah satu cara alami yang bisa dilakukan adalah dengan membuat masker wajah dari bunga kamboja. Bunga segar dihaluskan kemudian dicampur dengan madu murni, yang juga dikenal kaya akan antioksidan. Ramuan ini dioleskan secara merata pada wajah dan didiamkan selama beberapa menit sebelum dibilas bersih. Hasilnya adalah kulit yang terasa lebih lembut, kenyal, dan tampak muda.
7. Mencerahkan Wajah
Manfaat lainnya yang tidak kalah penting adalah kemampuannya dalam mencerahkan wajah yang kusam dan mengurangi noda hitam. Paparan sinar matahari, polusi, serta sisa-sisa makeup yang tidak dibersihkan dengan baik dapat menyebabkan kulit kehilangan kilau alaminya dan menimbulkan flek hitam di wajah. Berkat kandungan antioksidan tinggi dan vitamin E, bunga kamboja mampu membantu proses pembersihan sel-sel kulit mati sekaligus menutrisi kulit agar tampil lebih cerah dan merata.
Untuk memanfaatkan khasiat ini dengan merendam kelopak bunga kamboja dalam air mawar. Campuran ini kemudian digunakan sebagai toner alami yang menyegarkan dan membantu mengembalikan kecerahan alami wajah, sekaligus menenangkan kulit setelah seharian beraktivitas.
Efek Samping & Hal yang Perlu Diwaspadai
Pertama, perlu diketahui bahwa tidak semua bagian dari tanaman kamboja aman untuk dikonsumsi. Meskipun kelopaknya sering dimanfaatkan dalam bentuk teh atau bahan campuran perawatan kulit, bagian lain seperti getah atau kulit batangnya mengandung zat yang bersifat toksik. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, senyawa tersebut bisa menimbulkan efek keracunan yang berdampak serius pada sistem pencernaan dan saraf. Maka dari itu, penggunaan bunga kamboja sebagai minuman atau suplemen harus dibatasi dan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahli herbal atau tenaga medis, terutama bila memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Selain itu, bunga kamboja juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi atau digunakan secara topikal oleh ibu hamil. Beberapa senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman ini diduga dapat merangsang kontraksi rahim, yang berpotensi meningkatkan risiko keguguran atau persalinan prematur. Oleh karena itu, bagi wanita yang sedang dalam masa kehamilan, sebaiknya menghindari pemakaian bunga kamboja, baik dalam bentuk teh herbal, masker wajah, maupun minyak esensial, demi menjaga kesehatan diri dan janin yang sedang dikandung.
Aspek lain yang juga tak kalah penting adalah kemungkinan reaksi alergi pada kulit. Meskipun penggunaan luar seperti masker atau losion dari bunga kamboja tampak aman, tetap ada kemungkinan kulit seseorang bereaksi negatif terhadap zat aktif di dalamnya, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Untuk mencegah iritasi, kemerahan, atau gatal, sangat disarankan untuk melakukan uji tempel terlebih dahulu sebelum penggunaan secara luas. Caranya bisa dengan mengoleskan sedikit produk berbahan dasar bunga kamboja ke bagian dalam pergelangan tangan, lalu diamkan selama 24 jam. Bila tidak muncul reaksi negatif, barulah produk tersebut bisa digunakan dengan lebih percaya diri.
Penutup
Bunga kamboja bukan sekadar tanaman hias, melainkan juga sumber nutrisi untuk kesehatan dan kecantikan. Dari meredakan nyeri hingga merawat kulit, khasiatnya sangat beragam.
Namun, pastikan penggunaannya tepat dan tidak berlebihan. Jika ragu, konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba. Dengan memanfaatkan kekayaan alam seperti bunga kamboja, kita bisa hidup lebih sehat tanpa bergantung sepenuhnya pada bahan kimia. Semoga bermanfaat ya.
Baca juga:
- 10 Manfaat Bunga Lily untuk Kesehatan, Kecantikan, dan Lingkungan
- Ini 6 Manfaat Bunga Sedap Malam untuk Kesehatan
- Inilah 5 Khasiat Akar Bajakah
- Efek Samping dan 10 Manfaat Daun Balakacida bagi Kesehatan
- Efek Samping dan Manfaat Kencur untuk Batuk
Referensi
- Subagia, I. N., Putra, I. W., & Sudiana, I. M. (2021). Tanaman Upkara: Pemanfaatan Tumbuhan Tradisional untuk Kesehatan. Denpasar: Pustaka Bali.
- Purwanti, P., & Pahrurodji, S. (2020). Gerakan Sekolah Bersih Menyenangkan: Pengenalan Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- UGM Faculty of Pharmacy. (2019). Kandungan Senyawa Aktif Bunga Kamboja (Plumeria spp.). Yogyakarta: CCRC Farmasi UGM.
- HealthBenefitsTimes. (2022). Plumeria (Frangipani) Essential Oil: Uses and Benefits.
- United States Department of Agriculture (USDA). (2021). Toxicity Profile of Plumeria Species.
- Pemkot Medan. (2020). Pemanfaatan Bunga Kamboja dalam Pengobatan Tradisional.
- Hysses. (2021). Safety Guidelines for Using Plumeria Essential Oil.
- Kumar, S., & Singh, A. (2018). Anti-inflammatory and Antioxidant Properties of Plumeria acuminata: A Review. Journal of Ethnopharmacology, *215*, 10-21. https://doi.org/10.1016/j.jep.2017.12.012
- Wijayakusuma, H. (2019). Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini.
- Balick, M. J., & Cox, P. A. (2020). Plants, People, and Culture: The Science of Ethnobotany. New York: Scientific American Library.