Pengertian dan 4 Metode Cara Kerja Firewall

Firewall

Cara Kerja Firewall – Internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Mulai dari transaksi perbankan, belanja online, hingga komunikasi bisnis semua bergantung pada koneksi digital. Namun, di balik kemudahannya, internet juga menyimpan risiko besar. Ancaman siber seperti virus, malware, phishing, dan serangan DDoS terus mengintai, siap mencuri data sensitif atau melumpuhkan sistem dalam hitungan detik.

Nah, di sinilah firewall berperan. Bayangkan firewall seperti pintu gerbang keamanan yang memfilter siapa saja yang boleh masuk ke jaringan. Tanpanya, perangkat ibarat rumah tanpa kunci siapa pun bisa masuk, mencuri, atau merusak.

Tapi apa sebenarnya firewall? Bagaimana cara kerja firewall? Dan mengapa setiap pengguna internet baik individu maupun perusahaan harus memahaminya?

Pengertian Firewall

Firewall adalah sistem keamanan jaringan yang bertugas memantau dan mengontrol lalu lintas data antara jaringan internal (seperti komputer atau server) dan jaringan eksternal (internet). Fungsi utamanya adalah menyaring lalu lintas berbahaya sebelum masuk ke perangkat Anda.

Istilah “firewall” sendiri berasal dari dunia konstruksi sebuah tembok tahan api yang mencegah kebakaran menyebar. Dalam dunia IT, firewall bekerja dengan prinsip serupa: memblokir ancaman sebelum menginfeksi sistem.

Firewall bisa berupa:

  • Perangkat keras (hardware firewall): Biasanya terpasang di router atau perangkat jaringan khusus.
  • Perangkat lunak (software firewall): Program yang diinstal di komputer atau server, seperti Windows Defender Firewall.

Tanpa firewall, perangkat rentan terhadap:

  • Serangan hacker yang mencoba mencuri data pribadi.
  • Malware & virus yang merusak sistem.
  • Phishing yang mengelabui pengguna untuk memberikan informasi sensitif.

Menurut laporan Check Point Research, serangan cyber meningkat 38% di tahun 2023, dengan ransomware sebagai ancaman utama.

Cara Kerja Firewall

Firewall bukanlah sistem yang bekerja secara sembarangan atau acak. Ia beroperasi berdasarkan seperangkat aturan keamanan yang telah ditentukan oleh pengguna atau administrator jaringan. Aturan-aturan ini dirancang untuk melindungi jaringan dari akses yang tidak sah, ancaman dari luar, atau aktivitas mencurigakan yang bisa membahayakan sistem. Dalam menjalankan fungsinya, firewall menerapkan berbagai metode untuk menyaring dan mengawasi lalu lintas data yang masuk dan keluar dari jaringan. Berikut metode Cara Kerja Firewall:

1. Packet Filtering

Metode pertama dikenal sebagai packet filtering atau penyaringan paket. Di dalam dunia jaringan, setiap data yang dikirim lewat internet tidak dikirim sekaligus, melainkan dipecah menjadi paket-paket kecil. Firewall kemudian memeriksa setiap paket tersebut berdasarkan beberapa parameter utama seperti alamat IP pengirim dan penerima, port yang digunakan, serta jenis protokol yang dipakai (seperti TCP, UDP, atau ICMP). Misalnya, firewall akan membolehkan koneksi melalui port 80 untuk HTTP atau port 443 untuk HTTPS, karena keduanya merupakan protokol standar yang dikenal dan dipercaya. Namun, jika ada paket data yang menggunakan port mencurigakan atau berasal dari alamat IP yang tidak dikenal, firewall akan menolak akses tersebut. Sebagai ilustrasi, saat Anda membuka situs bank, firewall akan memastikan koneksi berlangsung melalui jalur aman dan terenkripsi seperti HTTPS. Jika ada upaya untuk mengakses sistem melalui port yang tidak semestinya, misalnya port 22 yang biasa digunakan untuk koneksi SSH—firewall akan segera memblokirnya.

2. Stateful Inspection

Selanjutnya adalah metode stateful inspection, yang jauh lebih canggih karena tidak hanya melihat setiap paket secara terpisah, tetapi juga memperhatikan konteks dan alur komunikasi secara menyeluruh. Dalam pendekatan ini, firewall mencatat semua koneksi yang sedang berlangsung, termasuk siapa yang memulai dan bagaimana data mengalir. Contohnya saat Anda masuk ke akun email, firewall mencatat bahwa Anda sebagai pengguna telah memulai sesi koneksi. Ketika server email memberikan respons, firewall akan mengecek apakah respons tersebut benar-benar bagian dari koneksi yang telah Anda mulai. Bila tiba-tiba muncul data masuk yang tidak sesuai dengan pola komunikasi sebelumnya atau berasal dari sumber tidak sah, firewall akan segera menolaknya. Metode ini sangat efektif dalam mencegah serangan seperti spoofing, yaitu pemalsuan identitas digital, serta mampu mendeteksi pola serangan yang lebih kompleks seperti serangan DDoS (Distributed Denial of Service).

3. Proxy Firewall

Proxy firewall, yang berperan sebagai perantara cerdas antara perangkat pengguna dan internet. Dalam mekanisme ini, pengguna tidak langsung berinteraksi dengan situs web yang dituju. Sebaliknya, permintaan akses pengguna akan diteruskan terlebih dahulu oleh firewall proxy. Firewall ini kemudian memeriksa apakah situs tujuan aman dan tidak mengandung ancaman seperti malware, iklan jebakan, atau konten berbahaya lainnya. Karena berfungsi sebagai penjaga gerbang, proxy firewall memiliki kemampuan untuk menyaring konten serta menerapkan kebijakan akses tertentu. Banyak perusahaan menggunakan jenis firewall ini untuk mencegah akses ke situs-situs yang dianggap tidak produktif, seperti media sosial, atau untuk menjaga agar jaringan internal tidak terpapar risiko keamanan dari luar.

4. Next-Generation Firewall (NGFW)

Terakhir, teknologi firewall masa kini telah berkembang menjadi jauh lebih canggih dengan kehadiran Next-Generation Firewall (NGFW). Firewall jenis ini tidak hanya mengandalkan teknik tradisional seperti penyaringan paket dan inspeksi status, tetapi juga dilengkapi dengan kemampuan tambahan seperti deteksi malware secara real-time, perlindungan terhadap serangan zero-day (yakni serangan yang belum diketahui sebelumnya), dan kontrol aplikasi. Artinya, administrator jaringan bisa mengatur aturan khusus, misalnya membatasi penggunaan aplikasi media sosial selama jam kerja atau mencegah akses ke situs tertentu yang dianggap tidak produktif atau berbahaya. Lebih dari itu, NGFW juga mendukung fitur enkripsi dan perlindungan terhadap kebocoran data sensitif, yang sangat penting dalam lingkungan digital modern yang rawan peretasan.

Jenis-Jenis Firewall

Firewall hadir dalam berbagai jenis, masing-masing dirancang untuk kebutuhan dan situasi yang berbeda. Perbedaan ini tidak hanya terletak pada bentuk perangkatnya, tetapi juga pada cara kerja serta teknologi yang digunakan dalam proses penyaringan dan pengamanan data. Secara umum, jenis-jenis firewall dapat diklasifikasikan berdasarkan perangkat yang digunakan dan metode operasionalnya.

1. Firewall Berdasarkan Perangkat

Jika dilihat dari segi perangkat, terdapat dua kategori utama: hardware firewall dan software firewall.

a. Hardware Firewall

Firewall berbasis perangkat keras biasanya terintegrasi langsung dengan perangkat jaringan seperti router. Jenis ini sangat cocok digunakan oleh perusahaan atau organisasi berskala besar karena dapat melindungi seluruh jaringan secara menyeluruh dan tidak membebani performa masing-masing komputer pengguna.

b. Software Firewall

Sementara itu, software firewall diinstal langsung pada sistem operasi perangkat individual, seperti pada komputer pribadi. Contohnya adalah Windows Defender Firewall yang umum digunakan di sistem operasi Windows. Firewall jenis ini bekerja dengan mengawasi lalu lintas data pada perangkat tertentu dan sangat bermanfaat bagi pengguna individu atau skala kecil.

2. Firewall Berdasarkan Cara Kerja

Dari segi cara kerja, firewall juga terbagi dalam beberapa tipe dengan tingkat keamanan dan kompleksitas yang berbeda.

a. Packet-Filtering Firewall 

Salah satu jenis paling dasar adalah packet-filtering firewall, yang bekerja dengan memeriksa header setiap paket data yang masuk dan keluar jaringan. Karena hanya melihat informasi dasar seperti alamat IP, port, dan protokol, jenis ini menawarkan kecepatan tinggi namun kelemahannya terletak pada ketidakmampuannya mendeteksi ancaman yang lebih kompleks.

b. Stateful Inspection Firewall 

Selanjutnya ada stateful inspection firewall, yang menawarkan tingkat perlindungan lebih tinggi. Tidak hanya memeriksa paket satu per satu, firewall ini juga memahami konteks koneksi dan memantau status aliran data selama sesi komunikasi berlangsung. Ini membuatnya lebih efektif dalam mencegah koneksi mencurigakan atau serangan siber yang menyusup di tengah proses komunikasi yang sah.

c. Proxy Firewall 

Jenis lain yang lebih canggih adalah proxy firewall. Firewall ini berfungsi sebagai perantara antara perangkat pengguna dan internet. Alih-alih membiarkan koneksi langsung ke situs tujuan, semua permintaan pengguna akan difilter terlebih dahulu oleh proxy. Ini memungkinkan pemeriksaan konten secara lebih menyeluruh, serta menyembunyikan identitas pengguna dari internet luar. Jenis ini sering digunakan di lingkungan perusahaan yang ingin menerapkan kebijakan akses ketat dan mengontrol aktivitas online karyawannya.

d. Next-Generation Firewall (NGFW) 

Perkembangan teknologi juga melahirkan Next-Generation Firewall (NGFW). Firewall generasi terbaru ini tidak hanya menggabungkan fitur dari berbagai tipe sebelumnya, tapi juga dilengkapi dengan kemampuan pendeteksian ancaman modern seperti inspeksi mendalam terhadap paket, perlindungan terhadap aplikasi, dan deteksi serta pemblokiran malware secara real-time. Firewall jenis ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi serangan siber yang semakin kompleks dan canggih.

e. Cloud Firewall 

Ada cloud firewall yang menawarkan solusi perlindungan berbasis awan. Firewall jenis ini dirancang untuk melindungi infrastruktur digital seperti situs web, aplikasi berbasis cloud, dan server dari ancaman yang datang dari luar jaringan lokal. Karena tidak tergantung pada perangkat fisik, cloud firewall lebih fleksibel dan dapat dengan mudah diintegrasikan ke berbagai platform digital.

Tips Memaksimalkan Firewall

Firewall hanya akan memberikan perlindungan maksimal jika dikonfigurasi dengan tepat. Meski perangkat lunak ini dirancang untuk menyaring dan memblokir aktivitas berbahaya, pengaturan yang kurang optimal bisa membuatnya tidak efektif atau bahkan tidak berguna. Oleh karena itu, memahami cara mengatur firewall dengan benar adalah langkah penting dalam menjaga keamanan digital.. Berikut tipsnya:

1. Selalu Aktifkan Firewall

Langkah pertama yang paling dasar namun sering diabaikan adalah memastikan firewall selalu dalam keadaan aktif. Tidak sedikit pengguna yang mematikan firewall karena dianggap mengganggu akses atau memperlambat koneksi internet. Padahal, tindakan ini sama seperti membiarkan pintu rumah terbuka lebar di malam hari—memberi kesempatan bagi penjahat digital untuk masuk dengan mudah. Firewall adalah garis pertahanan pertama yang menyaring lalu lintas mencurigakan sebelum mencapai sistem, sehingga menonaktifkannya bisa membawa risiko besar.

2. Update Rutin

Selanjutnya, penting untuk melakukan pembaruan secara rutin. Firewall, baik yang berbasis perangkat lunak maupun perangkat keras, memerlukan update untuk memperbarui definisi ancaman serta memperbaiki celah keamanan yang mungkin ditemukan dari waktu ke waktu. Tanpa pembaruan ini, firewall bisa saja gagal mengenali bentuk-bentuk serangan baru yang terus berkembang. Banyak perangkat lunak firewall modern yang sudah menyediakan fitur pembaruan otomatis, namun tetap perlu diawasi agar tidak terlewat.

3. Kombinasikan dengan Antivirus

Menggabungkan firewall dengan perangkat lunak antivirus juga merupakan langkah krusial. Meskipun firewall efektif dalam mencegah akses tidak sah dari luar jaringan, ia tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi atau menghapus virus atau malware yang sudah terlanjur masuk ke dalam sistem melalui file yang diunduh atau lampiran email. Di sinilah peran antivirus menjadi pelengkap penting. Program seperti Bitdefender atau Malwarebytes dapat memindai file internal dan mengenali ancaman tersembunyi yang mungkin luput dari pengawasan firewall.

4. Batasi Akses Remote

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pembatasan akses jarak jauh atau remote access. Fitur seperti Remote Desktop Protocol (RDP) memang memudahkan pengguna untuk mengakses perangkat dari lokasi lain, namun jika tidak diamankan, jalur ini bisa dimanfaatkan oleh peretas untuk menyusup. Untuk mengurangi risiko tersebut, sebaiknya hanya alamat IP tertentu saja yang diberi izin untuk mengakses sistem melalui RDP. Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk menghindari serangan ransomware yang kerap memanfaatkan RDP terbuka sebagai pintu masuk.

Tips Memilih Firewall Terbaik

Memilih firewall yang tepat sangat penting untuk memastikan perlindungan optimal terhadap ancaman siber, baik bagi pengguna rumahan maupun perusahaan berskala besar. Pemilihan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan, skala penggunaan, serta tingkat risiko yang dihadapi. Bagi pengguna individu atau rumah tangga, firewall bawaan sistem operasi seperti Windows Defender Firewall sudah cukup memadai, apalagi jika digunakan bersama antivirus yang handal. Kombinasi ini mampu melindungi perangkat dari akses tidak sah dan serangan umum yang biasanya menyasar pengguna rumahan.

Untuk pelaku bisnis kecil, perlindungan yang lebih kuat diperlukan karena melibatkan banyak perangkat dan data penting. Salah satu solusi yang efektif adalah menggunakan router yang telah dilengkapi dengan firewall internal, ditambah dengan penerapan Next-Generation Firewall (NGFW) yang memiliki fitur lebih canggih seperti deteksi ancaman lanjutan, pengawasan aplikasi, dan perlindungan terhadap serangan yang lebih kompleks.

Sementara itu, perusahaan besar yang mengelola data dalam jumlah besar dan menghadapi risiko serangan yang lebih tinggi memerlukan solusi keamanan jaringan yang jauh lebih komprehensif. Investasi dalam hardware firewall khusus yang memiliki performa tinggi menjadi keharusan. Di samping itu, perusahaan juga sebaiknya mengadopsi firewall berbasis cloud, yang menawarkan fleksibilitas dalam pengelolaan dan perlindungan menyeluruh terhadap infrastruktur TI, termasuk server dan aplikasi berbasis web.

Penutup

Di dunia digital yang semakin berbahaya, firewall bukan lagi opsi—tapi kebutuhan. Ia merupakan pertahanan pertama yang menghalau serangan sebelum mencapai perangkat kamu. Mulai dari pengguna rumahan yang ingin amankan WiFi, hingga perusahaan yang harus lindungi data pelanggan semua butuh firewall. Jangan tunggu sampai terkena serangan. Pasang firewall sekarang, atur konfigurasinya, dan nikmati internet dengan lebih aman! Semoga tips tentang Cara Kerja Firewall ini dapat bermanfaat.

Baca juga:

Referensi

  1. Cisco. (2023). What is a firewall? Cisco. https://www.cisco.com/c/en/us/products/security/firewalls/what-is-a-firewall.html
  2. Kaspersky. (2022). What is a firewall and how does it work? Kaspersky. https://www.kaspersky.com/resource-center/definitions/firewall
  3. Microsoft. (2023). Windows Defender Firewall security. Microsoft Docs. https://docs.microsoft.com/en-us/windows/security/
  4. NIST. (2020). Guidelines on firewalls and firewall policy. National Institute of Standards and Technology. https://csrc.nist.gov/publications/detail/sp/800-41/rev-1/final
  5. Palo Alto Networks. (2023). What is next-generation firewall (NGFW)? Palo Alto Networks. https://www.paloaltonetworks.com/cyberpedia/what-is-a-next-generation-firewall
  6. Stallings, W., & Brown, L. (2018). Computer security: Principles and practice (4th ed.). Pearson.
  7. Zwicky, E. D., Cooper, S., & Chapman, D. B. (2000). Building Internet firewalls (2nd ed.). O’Reilly Media.
Please follow and like Bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Scroll to Top