7 Manfaat Tanaman Monstera Si Eksotis Penghias Ruangan

Manfaat Tanaman Monstera

Tanaman Monstera belakangan ini naik daun sebagai salah satu primadona tanaman hias indoor. Dengan bentuk daunnya yang unik berlubang alami seperti terpotong artistik, Monstera tidak hanya mempercantik ruangan, tetapi juga membawa segudang manfaat bagi kesehatan dan kenyamanan hidup.

Bagi pencinta tanaman hias, Monstera bukan sekadar dekorasi. Ia merupakan investasi hijau yang mampu meningkatkan kualitas udara, mengurangi stres, bahkan dianggap membawa keberuntungan menurut kepercayaan tertentu. Lantas, apa saja sebenarnya manfaat dari tanaman yang sering disebut “Swiss Cheese Plant” ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

Manfaat Tanaman Monstera

Berikut ini beberapa manfaat tanaman monstera dalm ruangan rumah.

1. Monstera, Si Penjernih Udara Alami

Masalah polusi udara tidak hanya terjadi di jalanan yang penuh asap kendaraan. Tahukah Anda bahwa udara di dalam rumah kita pun bisa mengandung berbagai zat berbahaya? Senyawa volatile organic compounds (VOCs) seperti formaldehida, benzena, dan xilen yang berasal dari cat dinding, furnitur baru, hingga produk pembersih rumah tangga ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Di sinilah peran penting Monstera sebagai penyaring udara alami.

Sebuah studi yang dilakukan oleh NASA Clean Air Study menemukan bahwa tanaman dengan daun lebar seperti Monstera deliciosa memiliki kemampuan menyerap polutan udara hingga 70-80% (Wolverton, 1989). Mekanisme ini terjadi melalui proses fitorremediasi, dimana stomata pada daun menyerap partikel polutan dan mengubahnya menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Meskipun tidak dapat menghilangkan 100% racun di udara, kehadiran Monstera secara signifikan dapat mengurangi risiko gangguan pernapasan, iritasi mata, dan sakit kepala yang sering disebabkan oleh udara dalam ruangan yang tercemar.

2. Penghasil Oksigen di Malam Hari

Berbeda dengan kebanyakan tanaman yang hanya menghasilkan oksigen di siang hari, Monstera memiliki keunikan dalam proses fotosintesisnya. Tanaman ini mengikuti jalur metabolisme CAM (Crassulacean Acid Metabolism), dimana stomata daunnya terbuka di malam hari untuk mengurangi penguapan (Lüttge, 2004).

Proses ini membuat Monstera terus melepaskan oksigen meski dalam kondisi gelap. Dr. B.C. Wolverton dalam bukunya “How to Grow Fresh Air” (1996) merekomendasikan Monstera sebagai tanaman ideal untuk kamar tidur karena kemampuannya meningkatkan kualitas udara di malam hari. Bagi penderita insomnia atau mereka yang sering mengalami gangguan pernapasan saat tidur, kehadiran Monstera dapat membantu menciptakan lingkungan tidur yang lebih sehat dengan kadar oksigen yang optimal.

3. Penghilang Stres dan Peningkat Mood

Warna hijau pada daun Monstera bukan hanya sekadar estetika. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Psychology, paparan visual terhadap warna hijau tanaman dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) hingga 17% (Ulrich, 1991). Efek psikologis ini diperkuat oleh teori biophilia yang dikemukakan oleh Edward O. Wilson, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan alami untuk terhubung dengan alam.

Daun Monstera yang lebar dan bertekstur mengilap memberikan stimulasi visual yang menenangkan, membuatnya menjadi “terapi alami” bagi pekerja kantoran yang mengalami stres akibat beban kerja. Sebuah studi di Jepang bahkan menemukan bahwa melihat tanaman hias selama 3-5 menit dapat meningkatkan produktivitas kerja hingga 15% (Toyoda et al., 2020).

4. Pengatur Kelembaban Ruangan

Sistem akar epifit yang dimiliki Monstera membuatnya memiliki kemampuan khusus dalam mengatur kelembaban udara. Penelitian dari University of Agriculture di Norwegia menunjukkan bahwa tanaman tropis seperti Monstera dapat meningkatkan kelembaban relatif ruangan hingga 5-10% (Fjeld et al., 1998).

Mekanisme ini terjadi melalui proses evapotranspirasi, dimana air yang diserap akar akan dilepaskan kembali ke udara melalui pori-pori daun. Di musim kemarau ketika udara cenderung kering, Monstera berperan sebagai humidifier alami yang mencegah kulit kering dan iritasi saluran pernapasan. Sebaliknya di musim hujan, tanaman ini membantu menyerap kelebihan kelembaban yang bisa memicu pertumbuhan jamur.

5. Simbol Keberuntungan dan Umur Panjang

Dalam filosofi Feng Shui yang berasal dari tradisi Tiongkok kuno, Monstera dianggap sebagai tanaman pembawa chi (energi positif). Bentuk daunnya yang melebar melambangkan tangan yang terbuka untuk menerima rezeki (Collins, 2001). Sementara dalam kepercayaan masyarakat Asia Tenggara, tanaman ini sering dijadikan hadiah pernikahan atau pembukaan usaha baru sebagai simbol pertumbuhan dan kemakmuran.

Seorang praktisi Feng Shui dari Malaysia, Master Lim, dalam wawancaranya dengan Straits Times (2019) menjelaskan bahwa penempatan Monstera di sudut tenggara ruangan (area kekayaan) dapat mengaktifkan energi prosperitas.

6. Penghilang Bau Tidak Sedap

Kemampuan Monstera dalam menyerap bau tak sedap didukung oleh penelitian dari American Society for Horticultural Science. Studi tersebut menemukan bahwa tanaman dengan daun lebar dapat mengurangi konsentrasi senyawa sulfur (penyebab bau tak sedap) hingga 50% dalam waktu 24 jam (Kim et al., 2008).

Efek ini diperkuat oleh keberadaan mikroorganisme di sekitar perakaran yang membantu mengurai partikel penyebab bau. Untuk hasil optimal, para ahli merekomendasikan penempatan Monstera di area yang rentan bau seperti dapur, kamar mandi, atau ruangan dengan ventilasi terbatas.

7. Peningkat Estetika Interior

Nilai estetika Monstera telah diakui oleh kalangan desainer interior dunia. Dalam buku “Plant Style” karya Alana Langan (2019), Monstera disebut sebagai “the superstar of interior plants” karena keserbagunaannya dalam berbagai konsep desain. Galeri seni Tate Modern di London bahkan menggunakan Monstera sebagai bagian dari instalasi seni kontemporer mereka tahun 2021.

Karakter daunnya yang dramatis dengan lubang alami (fenestrasi) menciptakan permainan cahaya dan bayangan yang unik, menjadikannya favorit para arsitek dan desainer grafis. Tidak mengherankan jika harga varian Monstera variegata bisa mencapai puluhan juta rupiah di pasaran, membuktikan bahwa tanaman ini bukan sekadar hiasan, tetapi juga investasi estetika yang bernilai tinggi.

Tips Merawat Tanaman Monstera agar Tumbuh Subur

Untuk mendapatkan semua manfaat yang ditawarkan Monstera, perawatan yang tepat menjadi kunci utama. Tanaman tropis ini memang dikenal relatif mudah dirawat, tetapi pemahaman akan kebutuhan dasarnya akan membuat perbedaan signifikan dalam pertumbuhan dan penampilannya.

1. Pengaturan Pencahayaan

Monstera tumbuh subur di bawah pencahayaan terang namun tidak menyukai sinar matahari langsung yang terlalu intens. Paparan cahaya matahari langsung dapat menyebabkan daunnya menguning atau bahkan terbakar. Para ahli botani merekomendasikan penempatan Monstera di dekat jendela yang menghadap timur atau utara, dengan tirai tipis sebagai filter cahaya. Bila ditempatkan di ruangan dengan cahaya rendah, pertumbuhannya akan melambat dan fenestrasi (lubang alami pada daun) mungkin tidak terbentuk dengan sempurna.

2. Pola Penyiraman

Sistem akar Monstera rentan terhadap pembusukan jika terlalu banyak air. Teknik penyiraman yang dianjurkan adalah dengan memastikan 2-3 cm bagian atas tanah sudah kering sebelum disiram kembali. Frekuensi penyiraman biasanya sekitar sekali seminggu, tetapi ini dapat bervariasi tergantung kelembaban dan suhu ruangan. Gunakan air bersuhu ruangan dan pastikan pot memiliki lubang drainase yang cukup. Tanda overwatering antara lain daun menguning dan tanah yang selalu basah.

3. Komposisi Media Tanam

Media tanam yang ideal untuk Monstera harus memiliki drainase yang baik namun tetap bisa mempertahankan kelembaban. Campuran yang direkomendasikan terdiri dari:

  • Tanah gambut sebagai bahan utama
  • Perlit atau pasir kasar untuk aerasi
  • Sekam bakar atau kulit kayu untuk meningkatkan porositas
  • Sedikit arang aktif untuk mencegah jamur

Rasio yang biasa digunakan adalah 2:1:1 untuk tanah gambut, perlit, dan bahan organik lainnya. Media tanam yang terlalu padat akan menghambat pertumbuhan akar dan meningkatkan risiko pembusukan.

4. Jadwal Pemupukan

Selama masa pertumbuhan aktif (musim semi dan panas), Monstera membutuhkan nutrisi tambahan. Pupuk cair seimbang (20-20-20) yang diencerkan hingga setengah dosis bisa diberikan setiap 4-6 minggu. Di musim dingin, frekuensi pemupukan bisa dikurangi atau dihentikan sama sekali. Untuk pendekatan organik, pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah matang bisa diaplikasikan setiap 2-3 bulan dengan menaburkannya di permukaan media tanam.

5. Teknik Pemangkasan

Pemangkasan tidak hanya untuk menjaga penampilan tanaman tetapi juga merangsang pertumbuhan baru. Daun yang menguning atau kecoklatan harus segera dipotong menggunakan gunting steril untuk mencegah penyebaran penyakit. Batang yang terlalu panjang bisa dipangkas tepat di atas ruas daun untuk memicu percabangan. Jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan saat memangkas karena getah Monstera bisa menyebabkan iritasi kulit pada beberapa orang.

Perawatan Tambahan:

  • Lap daun secara berkala dengan kain lembut yang dibasahi air untuk menghilangkan debu yang menghambat fotosintesis
  • Berikan tiang moss atau kayu untuk menopang pertumbuhan vertikal
  • Putar pot secara periodik agar tanaman tumbuh simetris
  • Waspadai tanda-tanda serangan hama seperti tungau atau kutu putih

Dengan perawatan yang konsisten dan tepat, Monstera tidak hanya akan tumbuh subur tetapi juga menunjukkan karakteristik daun yang indah dengan fenestrasi sempurna, menjadikannya pusat perhatian di setiap ruangan. Perlu diingat bahwa Monstera adalah tanaman yang tumbuh lambat, jadi kesabaran adalah kunci dalam merawat tanaman eksotis ini. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  • Collins, T. (2001). Feng Shui for Today. London: Kyle Cathie Limited.
  • Fjeld, T., et al. (1998). The Effect of Indoor Foliage Plants on Health. Acta Horticulturae.
  • Kim, K.J., et al. (2008). Efficiency of Volatile Formaldehyde Removal. ASHS Press.
  • Langan, A. (2019). Plant Style. Australia: Smith Street Books.
  • Lüttge, U. (2004). Ecophysiology of Crassulacean Acid Metabolism. Annals of Botany.
  • Ulrich, R.S. (1991). Stress Recovery During Exposure to Natural Environments. Journal of Environmental Psychology.
  • Wolverton, B.C. (1996). How to Grow Fresh Air. New York: Penguin Books.
Please follow and like Bams:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Scroll to Top