Berikut ini 7 Manfaat Brokoli untuk Anak

Manfaat Brokoli untuk Anak

Manfaat Brokoli untuk Anak – Brokoli bukan sekadar sayuran hijau biasa. Sayuran ini memiliki kandungan nutrisi yang kaya dan beragam yang bisa menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Saat kita lihat apa yang terkandung di dalamnya, semakin jelas betapa besar perannya dalam menjaga kesehatan anak.

Manfaat Brokoli untuk Anak

Dengan segala kelebihan gizinya, brokoli benar-benar bisa menjadi bagian dari “menu ajaib” yang mendukung kesehatan anak. Berikut beberapa manfaat brokoli untuk anak.

1. Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Gigi

Hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa brokoli memiliki kandungan kalsium, vitamin K, fosfor, vitamin A, dan vitamin C yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang. Bahkan, kandungan vitamin C dan kalsium pada brokoli juga sering dikaitkan dengan penurunan risiko terjadinya penyakit gigi dan mulut.

Selain itu, kaempferol (bentuk yang lebih umum dari “kaempfrol”) yang merupakan salah satu jenis flavonoid yang ada di sayuran hijau ini, diketahui berperan dalam mencegah periodontitis (radang pada jaringan pendukung gigi).

2. Memperkuat Sistem Imun

Di masa pertumbuhan, sistem imun anak-anak masih dalam proses berkembang. Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang mendukung daya tahan tubuh mereka. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa brokoli kaya akan vitamin C, zinc (seng), dan zat besi yang membantu memperkuat imun tubuh sehingga anak tidak mudah sakit.

3. Menjaga Kesehatan Mata

Brokoli mengandung lutein dan zeaxanthin, dua jenis antioksidan yang berperan sebagai pelindung alami bagi mata. Kedua zat ini membantu menyaring cahaya biru yang berbahaya dari gadget seperti tablet, smartphone, dan komputer, yang kini sering digunakan oleh anak-anak dalam kegiatan sehari-hari, baik untuk belajar maupun hiburan.

Lutein dan zeaxanthin juga dikenal dapat mengurangi risiko kerusakan sel-sel mata dan menjaga kesehatan retina, mencegah masalah penglihatan yang sering terjadi akibat paparan cahaya layar dalam jangka panjang.

4. Menjaga Kesehatan Otak

Brokoli mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif seperti sulforaphane yang telah dikenal sebagai pelindung otak. Nutrisi ini mendukung fungsi sel saraf dan bisa membantu meningkatkan konsentrasi serta daya ingat anak. Dengan begitu, konsumsi brokoli secara teratur bisa menjadi salah satu upaya untuk mendukung prestasi anak di sekolah.

5. Menjaga Kesehatan Kulit Anak

Selain bermanfaat untuk bagian dalam tubuh, brokoli juga memiliki khasiat untuk kulit. Beberapa penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa kandungan vitamin E dan senyawa glucoraphanin (prekursor sulforaphane) pada brokoli membantu regenerasi kulit, menjaga kulit tetap sehat, dan melindunginya dari radikal bebas yang merusak.

6. Melancarkan Sistem Pencernaan

Kandungan serat yang tinggi dalam brokoli membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan anak. Anak-anak yang memiliki sistem pencernaan yang sehat akan lebih optimal dalam menyerap nutrisi, sehingga pertumbuhan mereka bisa maksimal. Selain itu, pencernaan yang baik juga mencegah sembelit yang sering kali dialami anak.

7. Menurunkan Risiko Kanker di Masa Depan

Sulforaphane pada brokoli dikenal sebagai antioksidan kuat yang bisa membantu mencegah pertumbuhan sel-sel abnormal dalam tubuh. Walau manfaat ini baru terlihat dalam jangka panjang, memberikan anak brokoli sejak dini bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko terkena penyakit serius di kemudian hari.

Resep Sederhana Olahan Brokoli untuk Anak

Memberikan brokoli pada anak tidak harus selalu dalam bentuk yang sama. Beberapa resep sederhana ini bisa membantu mengolah brokoli menjadi hidangan yang lezat dan disukai anak-anak.

1. Nugget Brokoli Keju

Bahan:

  • bonggol brokoli, cincang halus
  • 100 gram tepung roti
  • 50 gram keju parut
  • 1 butir telur
  • Sedikit garam dan merica

Cara Membuat:

  • Kukus brokoli hingga lembut, lalu hancurkan sedikit.
  • Campur brokoli dengan keju, telur, garam, dan merica hingga rata.
  • Bentuk adonan menjadi bulat atau sesuai selera, kemudian gulingkan di tepung roti.
  • Goreng dengan minyak panas hingga kecoklatan.
  • Sajikan dengan saus tomat atau mayones agar anak lebih tertarik untuk mencoba.

2. Sup Krim Brokoli

Bahan:

  • 200 gram brokoli
  • 1 kentang, kupas dan potong dadu
  • 1 wortel, kupas dan potong dadu
  • 500 ml kaldu ayam
  • 100 ml krim kental (bisa diganti dengan susu)

Cara Membuat:

  • Rebus brokoli, kentang, dan wortel dalam kaldu ayam hingga empuk.
  • Haluskan semua bahan menggunakan blender hingga teksturnya menjadi krim.
  • Tambahkan krim kental atau susu, aduk hingga rata.
  • Sajikan dalam mangkuk kecil dengan sedikit parutan keju di atasnya.

3. Pasta Brokoli

Bahan:

  • 100 gram pasta (fusilli atau makaroni)
  • 1 bonggol kecil brokoli, potong kecil-kecil
  • 2 siung bawang putih, cincang halus
  • 50 gram keju parut
  • Sedikit minyak zaitun atau mentega

Cara Membuat:

  • Rebus pasta hingga al dente, lalu tiriskan.
  • Tumis bawang putih hingga harum, lalu masukkan brokoli dan aduk sebentar.
  • Tambahkan pasta dan keju parut, aduk hingga semua tercampur rata.
  • Sajikan hangat. Pasta brokoli ini lezat dan kaya nutrisi!

Dengan berbagai variasi resep di atas, brokoli bisa menjadi makanan yang menarik dan lezat untuk anak-anak. Bila anak masih ragu mencoba brokoli, kamu bisa berkreasi dengan menambahkan bahan-bahan lain yang mereka sukai.

Tips Mengatasi Tantangan Anak yang Tidak Menyukai Brokoli

Banyak orang tua menghadapi tantangan saat memperkenalkan brokoli kepada anak, karena beberapa anak mungkin kurang menyukai tekstur atau rasa brokoli yang sedikit pahit. Berikut beberapa tips untuk mengatasi hal ini:

  • Bila anak menyukai makanan tertentu, coba campurkan brokoli ke dalam hidangan tersebut. Misalnya, tambahkan brokoli ke dalam nasi goreng, pasta, atau omelet. Dengan begitu, anak bisa mencoba brokoli tanpa merasa dipaksa, dan rasa brokoli bisa menyatu dengan rasa makanan favorit mereka.
  • Anak-anak sering kali enggan mencoba makanan baru jika diberikan dalam porsi besar. Mulailah dengan potongan kecil brokoli dan ajak anak mencicipi sedikit demi sedikit. Bila mereka mulai terbiasa, tambahkan porsi secara bertahap.
  • Mengajak anak untuk ikut menyiapkan makanan dapat membuat mereka lebih antusias untuk mencicipi. Ajak mereka mencuci, memotong, atau bahkan menghias brokoli dengan bahan lain. Dengan berpartisipasi, anak akan lebih bangga dan cenderung ingin mencoba hasil masakannya sendiri.
  • Penampilan makanan sering kali memengaruhi minat anak. Coba sajikan brokoli dalam bentuk yang lucu atau menarik, seperti menggunakan cetakan atau memotongnya menjadi bentuk yang unik. Kamu juga bisa menyusun brokoli menjadi bentuk wajah atau hewan agar lebih menarik bagi anak.
  • Salah satu kunci penting adalah bersabar dan tidak memaksa. Memaksa anak untuk makan sayuran hanya akan membuat mereka semakin menolak. Sebaiknya, teruskan memberikan contoh dengan mengonsumsi sayuran sendiri dan ajak mereka melihat manfaatnya secara perlahan. Lama kelamaan, anak akan mulai tertarik dan mau mencobanya.

Berapa Kali dalam Seminggu Anak Sebaiknya Mengonsumsi Brokoli?

Memberikan brokoli kepada anak memang baik, tetapi seperti halnya dengan makanan lain, penting untuk menjaga frekuensi yang tepat agar nutrisi tetap seimbang. Berikut ini panduan umum tentang berapa kali anak sebaiknya mengonsumsi brokoli dalam seminggu:

  • Usia 6–12 Bulan
    Bagi anak yang baru mengenal makanan padat (MPASI), berikan brokoli sebanyak 1–2 kali seminggu dalam porsi kecil. Karena sistem pencernaan mereka masih berkembang, perkenalkan brokoli bersama dengan sayuran lain yang lebih mudah dicerna, seperti wortel atau kentang.
  • Usia 1–3 Tahun
    Pada usia ini, anak-anak bisa mulai mengonsumsi brokoli sekitar 2–3 kali seminggu. Porsi bisa ditingkatkan sedikit, namun tetap tidak perlu terlalu banyak. Kamu dapat memadukan brokoli dengan makanan lain untuk memperkaya rasa dan tekstur agar anak tidak bosan.
  • Usia 4 Tahun ke Atas
    Anak usia prasekolah dan lebih besar biasanya memiliki sistem pencernaan yang lebih kuat. Brokoli bisa disajikan 3–4 kali seminggu. Pada usia ini, anak-anak dapat mengonsumsi brokoli dalam berbagai bentuk masakan seperti tumisan, salad, atau sup.

Walaupun brokoli kaya nutrisi, variasi makanan tetap penting untuk mencegah anak bosan dan memastikan asupan nutrisinya tetap seimbang. Jangan ragu untuk mengombinasikan brokoli dengan berbagai jenis sayuran lain seperti bayam, wortel, dan labu.

Efek Samping yang Mungkin Terjadi jika Anak Mengonsumsi Terlalu Banyak Brokoli

Meskipun brokoli memiliki banyak manfaat, mengonsumsi terlalu banyak brokoli juga bisa menimbulkan beberapa efek samping, terutama pada anak-anak. Berikut adalah beberapa efek yang mungkin terjadi:

  • Perut Kembung dan Gas
    Brokoli mengandung serat tinggi dan gula alami bernama raffinose, yang bisa sulit dicerna oleh tubuh dan menghasilkan gas. Bila anak mengonsumsi terlalu banyak brokoli, mereka mungkin akan merasa kembung atau tidak nyaman di perut.
  • Gangguan Pencernaan
    Selain kembung, konsumsi brokoli yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau sakit perut pada beberapa anak, terutama yang memiliki sistem pencernaan yang sensitif.
  • Penyerapan Mineral yang Terganggu
    Brokoli mengandung zat antinutrisi seperti oksalat yang dapat menghambat penyerapan mineral seperti kalsium dan zat besi jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar. Jadi, meskipun ini jarang terjadi, tetap penting untuk tidak berlebihan dalam memberikan brokoli.

Untuk menghindari efek samping ini, selalu perhatikan porsi dan variasikan sayuran lain dalam diet anak.

Panduan Memberikan Brokoli sebagai MPASI

Brokoli adalah pilihan yang baik untuk makanan pendamping ASI (MPASI) karena kaya akan nutrisi penting. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemberian brokoli pada bayi berjalan lancar dan aman:

1. Mulai dengan Porsi Kecil

Saat memperkenalkan brokoli untuk pertama kali, berikan dalam porsi yang sangat kecil untuk melihat bagaimana reaksi bayi. Sebagian bayi mungkin akan bereaksi terhadap brokoli, baik secara rasa maupun efek pada pencernaan.

2. Kukus Brokoli hingga Lembut

Kukus brokoli sampai benar-benar lembut agar mudah dicerna oleh bayi. Kamu juga bisa menghaluskannya untuk menghindari risiko tersedak. Kukus lebih disarankan daripada merebus, karena lebih mampu mempertahankan kandungan nutrisi dalam brokoli.

3. Perkenalkan Brokoli secara Tunggal

Saat pertama kali memberikan brokoli, hindari mencampurkannya dengan sayuran atau bahan lain. Ini penting untuk melihat apakah bayi memiliki reaksi alergi terhadap brokoli. Jika tidak ada reaksi negatif, barulah bisa mencoba mencampurkan dengan bahan lain.

4. Gunakan Brokoli Sebagai Campuran Porridge atau Puree

Untuk variasi rasa, brokoli bisa dicampur dengan bahan lain seperti kentang atau wortel yang lebih manis. Campuran ini membuat rasa brokoli lebih lembut dan cocok bagi bayi yang baru mengenal sayuran.

5. Perhatikan Tanda-tanda Alergi

Meskipun jarang, beberapa bayi bisa mengalami alergi terhadap brokoli. Jika ada tanda-tanda seperti ruam, diare, atau muntah, segera hentikan pemberian brokoli dan konsultasikan dengan dokter.

6. Tingkatkan Porsi secara Bertahap

Setelah bayi terbiasa dengan brokoli, porsi bisa sedikit ditingkatkan. Namun, tetap jangan memberikan terlalu banyak, karena brokoli kaya serat yang bisa membuat pencernaan bayi kewalahan.

Memperkenalkan brokoli sejak dini adalah langkah yang baik untuk membentuk pola makan sehat pada anak. Namun, pastikan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan reaksi bayi terhadap makanan baru.

Semoga informasi tentang manfaat brokoli untuk anak ini dapat bermanfaat ya bunda.

Baca juga:

Referensi

  1. Cronin, P., Joyce, S. A., O’Toole, P. W., & O’Connor, E. M. (2021). Dietary fibre modulates the gut microbiota. Nutrients, *13*(5), 1655. https://doi.org/10.3390/nu13051655
  2. Yagishita, Y., Fahey, J. W., Dinkova-Kostova, A. T., & Kensler, T. W. (2019). Broccoli or sulforaphane: Is it the source or dose that matters? Molecules, *24*(19), 3593. https://doi.org/10.3390/molecules24193593
  3. Bayat Mokhtari, R., Baluch, N., Homayouni, T. S., Morgatskaya, E., Kumar, S., & Das, B. (2018). The role of Sulforaphane in cancer chemoprevention and health benefits: A mini-review. Journal of Cell Communication and Signaling, *12*(1), 91–101. https://doi.org/10.1007/s12079-017-0401-y
  4. Carr, A. C., & Maggini, S. (2017). Vitamin C and immune function. Nutrients, *9*(11), 1211. https://doi.org/10.3390/nu9111211
  5. Wessels, I., Maywald, M., & Rink, L. (2017). Zinc as a gatekeeper of immune function. Nutrients, *9*(12), 1286. https://doi.org/10.3390/nu9121286
  6. Buscemi, S., Corleo, D., Di Pace, F., Petroni, M. L., Satriano, A., & Marchesini, G. (2018). The effect of lutein on eye and extra-eye health. Nutrients, *10*(9), 1321. https://doi.org/10.3390/nu10091321
  7. Lee, S., Kim, J., Seo, S. G., Choi, B. R., Han, J. S., Lee, K. W., & Kim, J. (2014). Sulforaphane alleviates scopolamine-induced memory impairment in mice. Pharmacological Research, *85*, 23–32. https://doi.org/10.1016/j.phrs.2014.05.003
  8. Keen, M. A., & Hassan, I. (2016). Vitamin E in dermatology. Indian Dermatology Online Journal, *7*(4), 311–315. https://doi.org/10.4103/2229-5178.185494
  9. Dinkova-Kostova, A. T., & Kostov, R. V. (2012). Glucosinolates and isothiocyanates in health and disease. Trends in Molecular Medicine, *18*(6), 337–347. https://doi.org/10.1016/j.molmed.2012.04.003
  10. U.S. Department of Agriculture, Agricultural Research Service. (2019, December 16). Broccoli, raw. FoodData Central. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/747447/nutrients
  11. Hill, A. (2025, June 19). Top 14 health benefits of broccoli. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/benefits-of-broccoli
  12. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2021, March 3). Nutrition and immunity. The Nutrition Source. https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/nutrition-and-immunity/
Scroll to Top