Atasi GERD dengan 4 Manfaat Kunyit Putih untuk Lambung

Manfaat Kunyit Putih untuk Lambung

Manfaat Kunyit Putih untuk Lambung – Kunyit putih, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Curcuma zedoaria, merupakan tanaman herbal yang memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan lambung. Tanaman ini tumbuh subur di berbagai negara seperti Indonesia, China, India, dan Thailand, dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah lambung.

Kunyit putih mengandung berbagai senyawa aktif yang memiliki efek positif terhadap kesehatan lambung. Senyawa-senyawa tersebut antara lain alkaloid, fenolik, terpenoid, dan berbagai fitokimia lainnya yang hanya ditemukan pada tanaman herbal ini.

Manfaat Kunyit Putih untuk Lambung

Dengan mengonsumsi kunyit putih secara teratur, kita dapat merasakan berbagai manfaat positif bagi kesehatan lambung. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

1. Pencegah GERD

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung terjadi ketika katup antara lambung dan kerongkongan (sfingter esofagus bagian bawah) melemah atau tidak menutup dengan benar. Hal ini memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar (heartburn), regurgitasi, dan rasa tidak nyaman di ulu hati.

Asam lambung yang naik dapat mengiritasi dan menyebabkan peradangan pada dinding kerongkongan. Kandungan senyawa seperti kurkuminoid (meski berbeda dengan kunyit kuning) dan minyak atsiri dalam kunyit putih membantu meredakan peradangan ini, sehingga mengurangi iritasi dan nyeri.

Stres oksidatif dipercaya berperan dalam kerusakan jaringan kerongkongan. Antioksidan dalam kunyit putih menangkal radikal bebas, melindungi sel-sel dari kerusakan, dan membantu pemulihan jaringan yang meradang.

Beberapa studi pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak kunyit putih dapat membantu menyeimbangkan produksi asam lambung, sehingga mencegah kelebihan asam yang menjadi pemicu utama refluks.

2. Antibakteri Alami Infeksi Lambung

Lambung bisa terinfeksi oleh berbagai bakteri patogen, baik dari makanan yang terkontaminasi (seperti S. aureus dan B. cereus) maupun bakteri yang secara khusus menginfeksi lambung, yaitu Helicobacter pylori. Infeksi H. pylori adalah penyebab utama gastritis (radang lambung), tukak lambung, dan bahkan berkontribusi pada kanker lambung.

Kunyit putih kaya akan minyak atsiri yang mengandung senyawa antibakteri kuat seperti terpenoid (seperti curzerenone, epicurzerenone), fenol, dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan merusak dinding sel bakteri, mengganggu metabolisme mereka, dan menghambat pertumbuhan koloninya. Kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan H. pylori menjadikannya sebagai terapi adjuvan (pendamping) yang potensial selain pengobatan antibiotik medis.

Meskipun hasil penelitian in vitro (di laboratorium) dan pada hewan sangat menjanjikan, efektivitasnya sebagai pengobatan tunggal untuk infeksi H. pylori pada manusia masih memerlukan penelitian klinis lebih lanjut. Penggunaan herbal ini sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter dan tidak menggantikan terapi antibiotik yang diresepkan.

3. Pelindung dari Risiko Tukak Lambung (Ulkus)

Tukak lambung adalah luka terbuka yang muncul pada lapisan dinding lambung. Penyebab utamanya adalah infeksi H. pylori dan penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroidal (NSAID) dalam jangka panjang. Gejalanya meliputi nyeri perut bagian atas, mual, dan perut terasa penuh.

Kunyit putih meningkatkan produksi lendir (mukus) lambung. Lendir ini berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi dinding lambung dari erosive efek asam dan pepsin.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kunyit putih membantu menekan produksi asam lambung berlebih, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan luka tukak.

Sebuah studi melaporkan bahwa pemberian bubuk kunyit putih pada hewan uji menunjukkan efek anti-ulkus yang efeknya sebanding dengan omeprazole (obat proton pump inhibitor yang umum diresepkan). Ini adalah temuan yang signifikan, namun sekali lagi, penelitian pada manusia masih diperlukan.

4. Pereda Peradangan dan Nyeri

Gastritis atau radang lambung adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan pada dinding lambung. Peradangan ini memicu rasa sakit, kembung, dan ketidaknyamanan.

Senyawa aktif dalam kunyit putih (seperti tanin, saponin, alkaloid, dan flavonoid) bekerja dengan menghambat produksi enzim dan senyawa pro-inflamasi dalam tubuh, khususnya prostaglandin dan nitrit oksida (NO). Dengan berkurangnya senyawa pemicu ini, respons peradangan dalam lambung dapat diredam.

Kandungan curcumenol yang ditemukan dalam minyak atsiri kunyit putih telah diteliti memiliki efek analgesik yang dapat membantu mengurangi sensasi nyeri yang ditimbulkan oleh peradangan lambung.

Cara Mengonsumsi Kunyit Putih untuk Lambung

Kunyit putih dapat dikonsumsi dalam beberapa bentuk:

  • Rimpang segar dapat dibersihkan, diparut, diperas, dan diambil sarinya. Jus ini bisa dicampur dengan madu untuk mengurangi rasa pahit dan getir.
  • Rimpang yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk dapat diseduh dengan air hangat.
  • Tersedia dalam bentuk kapsul yang lebih praktis dan mudah untuk dosis yang terkontrol.

Rekomendasi Umum:

  • Tidak ada dosis standar yang ditetapkan. Mulailah dengan jumlah kecil (misalnya, 1/2 sendok teh bubuk per hari) untuk melihat respons tubuh.
  • Dikonsumsi setelah makan untuk menghindari iritasi pada lambung kosong.

Peringatan dan Kontraindikasi

  • Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama bila memiliki kondisi medis tertentu, sedang hamil atau menyusui, dan terutama jika sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau obat untuk diabetes, karena kunyit putih dapat berinteraksi dengan obat-obatan tersebut.
  • Konsumsi berlebihan dapat berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan ringan seperti mual atau diare pada beberapa orang.
  • Kunyit putih adalah terapi pelengkap (komplementer) dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter untuk kondisi serius seperti infeksi H. pylori atau tukak lambung yang parah.

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  1. Ullah, H. M. A., Zaman, S., Juhara, F., Akter, L., Tareq, S. M., Masum, E. H., & Bhattacharjee, R. (2014). Evaluation of antinociceptive, in-vivo & in-vitro anti-inflammatory activity of ethanolic extract of Curcuma zedoaria rhizome. BMC Complementary and Alternative Medicine, *14*(1), 346. https://doi.org/10.1186/1472-6882-14-346
  2. Lakshmi, S., Padmaja, G., & Remani, P. (2011). Antitumour effects of isocurcumenol isolated from Curcuma zedoaria rhizomes on human and murine cancer cells. International Journal of Medicinal Chemistry, 2011, 253962. https://doi.org/10.1155/2011/253962
  3. Alshadidi, A., Shahba, A. A. W., Sales, I., Rashid, M. A., & Kazi, M. (2021). Combined curcumin and lansoprazole-loaded bioactive solid self-nanoemulsifying drug delivery systems (Bio-SSNEDDS). Pharmaceutics, *14*(1), 2. https://doi.org/10.3390/pharmaceutics14010002
  4. Wilson, B., Abraham, G., Manju, V. S., Mathew, M., Vimala, B., Sundaresan, S., & Nambisan, B. (2005). Antimicrobial activity of Curcuma zedoaria and Curcuma malabarica tubers. Journal of Ethnopharmacology, 99(1), 147-151. https://doi.org/10.1016/j.jep.2005.02.004
  5. Marliani, L., Budiana, W., & Anandari, Y. (2017). The effect of extraction condition on the polyphenol content and antioxidant activity of Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe rhizome. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, *4*(2), 57–63. https://jurnal.unpad.ac.id/ijpst/article/view/12770
  6. Wilson, B., Abraham, G., Manju, V. S., Mathew, M., Vimala, B., Sundaresan, S., & Nambisan, B. (2005). Antimicrobial activity of Curcuma zedoaria and Curcuma malabarica tubers. Journal of Ethnopharmacology, *99*(1), 147-151. https://doi.org/10.1016/j.jep.2005.02.004
  7. Setyani, D., Rahayu, D., Handayani, S., & Sugita, P. (2020). Phytochemical and antiacne investigation of Indonesian White Turmeric (Curcuma zedoaria) Rhizomes. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, *902*(1), 012066. https://doi.org/10.1088/1757-899X/902/1/012066
  8. Johns Hopkins Medicine. GERD diet: Foods that help with acid reflux (heartburn). Retrieved Agustus 25, 2025, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/gerd-diet-foods-that-help-with-acid-reflux-heartburn
  9. WebMD. Turmeric – Uses, side effects, and more. Retrieved Agustus 25, 2025, from https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-662/turmeric
  10. Mayo Clinic. (2025, April 23). Gastroesophageal reflux disease (GERD). Retrieved Agustus 25, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940
Scroll to Top