Bakteri Salmonella Penyebab Bahaya Telur Setengah Matang

Bahaya Telur Setengah Matang

Bahaya Telur Setengah MatangTelur setengah matang sudah jadi favorit banyak orang, mulai dari menu sarapan cepat, topping ramen yang creamy, hingga salad dan saus yang kaya rasa. Paduan putih telur yang lembut dan kuning telur yang sedikit cair memang memberi sensasi rasa yang unik. Tapi, apakah kamu tahu risiko di balik telur setengah matang? Mungkin telur ini tampak aman, tidak ada bau aneh, dan kelihatan segar. Namun, ada kemungkinan kecil, tetapi nyata, bahwa di dalamnya terdapat bakteri Salmonella yang tidak terlihat, bersembunyi di permukaan atau bahkan di dalam telur. Mari kita kupas bahaya ini lebih dalam.

Bakteri Salmonella: Musuh yang Tak Terlihat dalam Telur

Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan manusia. Bakteri ini sering ditemukan pada produk hewani seperti telur, daging, dan susu yang belum dipasteurisasi. Salmonella dapat masuk ke dalam telur bahkan sebelum cangkangnya terbentuk, saat telur masih berada di dalam ayam betina. Oleh karena itu, bahkan jika telur terlihat bersih dan segar, tidak ada jaminan bebas dari bakteri ini jika belum dipasteurisasi atau dimasak hingga matang.

Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa infeksi Salmonella dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, mual, muntah, demam, dan bahkan diare parah. Bagi kebanyakan orang dewasa sehat, infeksi ini mungkin hanya menyebabkan ketidaknyamanan selama beberapa hari. Namun, bagi beberapa kelompok, seperti anak kecil, orang lanjut usia, atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, infeksi Salmonella bisa berbahaya, menyebabkan komplikasi serius dan bahkan mengancam jiwa.

Kelompok Risiko Tinggi

Berikut ini kelompok yang mempunyai resiko tinggi bila memakan telur setengah matang.

1. Ibu Hamil

Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh wanita berubah untuk melindungi janin yang sedang berkembang. Namun, hal ini juga membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi, termasuk Salmonella. Infeksi ini dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan janin, berpotensi menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau bahkan infeksi serius pada bayi baru lahir.

2. Anak-anak dan Balita

Sistem kekebalan tubuh anak-anak, terutama balita, belum sepenuhnya berkembang, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Pada golongan ini, infeksi Salmonella bisa lebih parah, seringkali memerlukan rawat inap akibat dehidrasi dari diare atau muntah yang berlebihan.

3. Orang Lanjut Usia dan Individu dengan Kekebalan Lemah

Lansia dan orang dengan kondisi medis tertentu (seperti penyakit autoimun atau yang sedang menjalani kemoterapi) lebih rentan terhadap infeksi Salmonella. Pada golongan ini, gejalanya cenderung lebih parah dan proses pemulihannya bisa memakan waktu lebih lama.

Gejala Infeksi Salmonella yang Harus Diwaspadai

Infeksi Salmonella biasanya dimulai dengan gejala seperti sakit perut, diare, mual, muntah, dan demam ringan hingga tinggi. Gejala-gejala ini dapat muncul 6 hingga 72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Jika infeksi memburuk, terutama pada orang yang rentan, demam tinggi dapat terjadi bersamaan dengan diare yang terus-menerus. Dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat berkembang menjadi demam tifoid, yang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dan mungkin memerlukan perawatan rumah sakit.

Cara Mengonsumsi Telur yang Aman

Berikut ini penejelasan tentang cara mengonsumsi telur yang aman.

  • Memasak telur hingga benar-benar padat adalah langkah paling aman. Saat putih dan kuning telur mengeras, risiko infeksi Salmonella jauh lebih kecil. Untuk telur rebus, waktu ideal adalah 12 menit, atau pastikan bagian dalam telur tidak lagi cair.
  • Telur pasteurisasi adalah pilihan aman bagi mereka yang masih ingin menikmati telur setengah matang. Telur ini telah melalui proses pemanasan pada suhu tertentu untuk membunuh bakteri tanpa mengubah rasa atau nutrisi telur. Biasanya tersedia di supermarket, telur pasteurisasi dapat dikonsumsi langsung dalam keadaan setengah matang atau digunakan dalam saus seperti mayonnaise.
  • KPastikan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah menangani telur. Gunakan peralatan yang bersih dan hindari menyentuh bagian luar telur lalu memegang bahan makanan lainnya. Peralatan yang terkena telur mentah harus dicuci dengan air sabun hangat.

Tips Tambahan untuk Mencegah Infeksi Salmonella di Rumah

  • Simpan telur di lemari es, bukan pada suhu ruangan. Simpan dalam wadah terpisah untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan lain.
  • Cangkang telur yang retak dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri. Jika menemukan telur yang retak, sebaiknya jangan dikonsumsi.
  • Telur dapat disimpan hingga 30 hari di lemari es. Pastikan untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa atau menggunakannya dalam waktu singkat.
  • Setelah menangani telur mentah, cuci tangan dan semua peralatan yang digunakan dengan sabun dan air hangat untuk memastikan tidak ada bakteri yang tertinggal.

Telur setengah matang memang menggoda dengan rasa khasnya, tetapi risikonya tidak boleh dianggap enteng, terutama bagi golongan yang rentan terhadap infeksi Salmonella. Menikmati telur dengan aman sebenarnya mudah; memasaknya hingga matang atau menggunakan telur pasteurisasi adalah cara yang tepat. Dengan langkah-langkah sederhana untuk menjaga kebersihan dan memilih telur yang berkualitas, kamu tetap dapat menikmati telur tanpa risiko kesehatan. Ingat, kesehatan selalu lebih penting daripada rasa! Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

Referensi

  1. Gantois, I., Ducatelle, R., Pasmans, F., Haesebrouck, F., Gast, R., Humphrey, T. J., & Van Immerseel, F. (2009). Mechanisms of egg contamination by Salmonella Enteritidis. FEMS Microbiology Reviews, 33(4), 718–738. https://doi.org/10.1111/j.1574-6976.2008.00161.x
  2. Howard, Z. R., O’Bryan, C. A., Crandall, P. G., & Ricke, S. C. (2012). Salmonella Enteritidis in shell eggs: Current issues and prospects for control. Food Research International, 45(2), 755–764. https://doi.org/10.1016/j.foodres.2011.04.030
  3. Jackson, B. R., Griffin, P. M., Cole, D., Walsh, K. A., & Chai, S. J. (2013). Outbreak-associated Salmonella enterica serotypes and food commodities, United States, 1998–2008. Emerging Infectious Diseases, 19(8), 1239–1244. https://doi.org/10.3201/eid1908.121511
  4. Kurtz, J. R., Goggins, J. A., & McLachlan, J. B. (2017). Salmonella infection: Interplay between the bacteria and host immune system. Immunology Letters, 190, 42–50. https://doi.org/10.1016/j.imlet.2017.07.006
  5. Whiley, H., & Ross, K. (2015). Salmonella and eggs: From production to plate. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12(3), 2543–2556. https://doi.org/10.3390/ijerph120302543
  6. U.S. Food & Drug Administration. (2024, May 3). What you need to know about egg safety. https://www.fda.gov/food/buy-store-serve-safe-food/what-you-need-know-about-egg-safety
  7. West, H. (2023, April 18). What is the healthiest way to cook and eat eggs? Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/eating-healthy-eggs
  8. Taylor, J. (2025, Jan 17). 4 simple ways to tell if an egg is good or bad. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/tell-if-eggs-are-bad
  9. Hill, A. (2025Jun 16). How long to boil eggs. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/how-long-to-boil-an-egg#methods
Scroll to Top