Efek Samping Daun Kelor – Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang kaya manfaat. Kandungan nutrisi dalam daun kelor membuatnya menjadi bahan yang sangat populer dalam pengobatan tradisional di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, seperti halnya obat-obatan lainnya, konsumsi daun kelor juga memiliki efek samping yang perlu kamu waspadai.
Kandungan Nutrisi Daun Kelor Segar dan Kering

Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang kaya akan berbagai nutrisi penting bagi kesehatan. Kandungan nutrisinya dapat bervariasi tergantung pada varietas tanaman, kondisi penanaman, dan cara pengolahannya. Berikut informasi kandungan nutrisi per 100 gram daun kelor segar dan kering:
1. Daun Kelor Segar
- Kalori:Â 92 kkal
- Protein:Â 6,8 gram
- Lemak:Â 1,7 gram
- Karbohidrat:Â 12,5 gram
- Serat:Â 0,9 gram
- Vitamin A:Â 6,78 mg karoten
- Vitamin B1 (Tiamin):Â 0,06 mg
- Vitamin B2 (Riboflavin):Â 0,05 mg
- Vitamin B3 (Niasin):Â 0,8 mg
- Vitamin C:Â 220 mg
- Kalsium:Â 44 mg
- Kalium:Â 550 mg
- Zat Besi:Â 2,8 mg
- Fosfor:Â 70 mg
2. Daun Kelor Kering
- Kalori:Â 244 kkal
- Protein:Â 36,25 gram
- Lemak:Â 3,36 gram
- Karbohidrat:Â 45,86 gram
- Serat:Â 5,3 gram
- Kalsium:Â 825 mg
- Kalium:Â 1325 mg
- Zat Besi:Â 16,8 mg
- Fosfor:Â 494 mg
Efek Samping Daun Kelor untuk Kesehatan

Berikut ini beberapa informasi terkait efek samping daun kelor untuk kesehatan yang didukung oleh sumber ilmiah.
1. Gangguan Pencernaan
Konsumsi daun kelor dalam jumlah berlebihan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan yang serius, seperti sakit perut dan diare. Hal ini terutama disebabkan oleh kandungan zat besi yang tinggi dalam daun kelor. Ketika zat besi yang berlebihan masuk ke dalam tubuh, tubuh tidak dapat mengelolanya dengan efektif, sehingga dapat menyebabkan penumpukan zat besi dalam darah. Penumpukan zat besi dalam darah dapat mengganggu fungsi normal sistem pencernaan. Zat besi yang berlebihan dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peradangan pada lambung dan usus, mengakibatkan sakit perut dan diare. Selain itu, penumpukan zat besi juga dapat menyebabkan gangguan lain dalam sistem pencernaan, seperti konstipasi atau sembelit. Kondisi ini terjadi karena zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi bakteri usus, yang dapat mempengaruhi proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi.
2. Interaksi Obat
Daun kelor dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama obat untuk tekanan darah dan diabetes. Konsumsi daun kelor bersamaan dengan obat-obatan tersebut dapat mengganggu efektivitas obat dan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Bagi pengguna obat diabetes, daun kelor yang juga menurunkan gula darah dapat menyebabkan hipoglikemia dimana gula darah turun terlalu drastis. Bagi pengguna obat hipertensi, kombinasi dengan daun kelor dapat menyebabkan hipotensi atau tekanan darah terlalu rendah. Gejala hipotensi atau hipoglikemia bisa mencakup pusing, pingsan, dan kelelahan.
3. Toksisitas
Mengonsumsi daun kelor dalam jumlah berlebihan, terutama bagian bijinya, dapat menyebabkan toksisitas pada tubuh. Biji kelor mengandung senyawa yang disebut sebagai antinutrisi, yang dapat merusak sel-sel tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Salah satu senyawa antinutrisi yang ditemukan dalam biji kelor adalah senyawa tanin. Tanin dapat mengikat protein dalam tubuh, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi dan protein. Pada tingkat yang tinggi, tanin dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan pada organ-organ tubuh. Biji kelor juga mengandung senyawa saponin, yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan merusak sel-sel usus jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Senyawa saponin juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh.
4. Efek pada Kehamilan
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi daun kelor dalam jumlah besar dapat memicu kontraksi rahim pada wanita hamil, yang dapat meningkatkan risiko keguguran. Daun kelor mengandung senyawa yang dapat merangsang kontraksi otot, seperti alkaloid dan senyawa saponin. Ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, senyawa-senyawa ini dapat mempengaruhi rahim dan menyebabkan kontraksi yang berpotensi membahayakan kehamilan. Oleh karena itu, wanita hamil sangat disarankan untuk menghindari konsumsi daun kelor dalam jumlah besar.
5. Reaksi Alergi
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi daun kelor. Reaksi alergi terhadap daun kelor bisa berupa gatal-gatal pada kulit, ruam kulit, atau pembengkakan pada wajah atau bibir. Alergi ini terjadi karena tubuh bereaksi terhadap protein tertentu yang terdapat dalam daun kelor. Reaksi alergi terhadap daun kelor bisa terjadi pada siapa saja, meskipun mereka yang memiliki riwayat alergi makanan atau alergi terhadap tanaman lain mungkin lebih rentan.
Cara Menghindari Efek Samping

Untuk mendapatkan manfaatnya secara aman, ikuti panduan berikut:
- Batasi asupan hingga 50-70 gram daun kelor segar per hari (atau setara dengan 10-15 sendok teh bubuk). Mulailah dengan dosis kecil untuk melihat reaksi tubuh.
- Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi daun kelor jika:
- Memiliki kondisi kesehatan tertentu (seperti gangguan liver atau ginjal).
- Sedang mengonsumsi obat-obatan rutin, terutama untuk diabetes, hipertensi, atau pengencer darah.
- Kamu sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
- Bila mengalami gejala yang tidak biasa atau tidak nyaman setelah mengonsumsi daun kelor, segera hentikan pemakaian dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan nasihat medis.
Daun kelor adalah tanaman yang sangat bergizi, tetapi bukan berarti bebas dari risiko. Kunci untuk mengonsumsinya dengan aman adalah moderasi dan kehati-hatian, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- Menjaga Kesehatan dengan 12 Manfaat Daun Binahong Merah
- Ingin Tubuh Sehat? Ini Rahasia 14 Manfaat Jeruk Nipis
- Kandungan dan 12 Manfaat Beras Merah Bagi Kesehatan
- 16 Manfaat Sari Kurma yang Menakjubkan untuk Kesehatan
Referensi
- Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., & Gilani, A. H. (2007). Moringa oleifera: A food plant with multiple medicinal uses. Phytotherapy Research, 21(1), 17–25. https://doi.org/10.1002/ptr.2023
- Briskin, D. P. (2000). Medicinal plants and phytomedicines. Linking plant biochemistry and physiology to human health. Plant Physiology, 124(2), 507–514. https://doi.org/10.1104/pp.124.2.507
- Falowo, A. B., Mukumbo, F. E., Idamokoro, E. M., Lorenzo, J. M., Afolayan, A. J., & Muchenje, V. (2018). Multi-functional application of Moringa oleifera Lam. in nutrition and animal food products: A review. Food Research International, 106, 317–334. https://doi.org/10.1016/j.foodres.2017.12.079
- Gopalakrishnan, L., Doriya, K., & Kumar, D. S. (2016). Moringa oleifera: A review on nutritive importance and its medicinal application. Food Science and Human Wellness, 5(2), 49–56. https://doi.org/10.1016/j.fshw.2016.04.001
- Jaiswal, D., Kumar Rai, P., Kumar, A., Mehta, S., & Watal, G. (2009). Effect of Moringa oleifera Lam. leaves aqueous extract therapy on hyperglycemic rats. Journal of Ethnopharmacology, 123(3), 392–396. https://doi.org/10.1016/j.jep.2009.03.036
- Kou, X., Li, B., Olayanju, J. B., Drake, J. M., & Chen, N. (2018). Nutraceutical or pharmacological potential of Moringa oleifera Lam. Nutrients, 10(3), 343. https://doi.org/10.3390/nu10030343
- Leone, A., Spada, A., Battezzati, A., Schiraldi, A., Aristil, J., & Bertoli, S. (2015). Cultivation, genetic, ethnopharmacology, phytochemistry and pharmacology of Moringa oleifera leaves: An overview. International Journal of Molecular Sciences, 16(6), 12791–12835. https://doi.org/10.3390/ijms160612791
- Mbikay, M. (2012). Therapeutic potential of Moringa oleifera leaves in chronic hyperglycemia and dyslipidemia: A review. Frontiers in Pharmacology, 3, 24. https://doi.org/10.3389/fphar.2012.00024
- Ndong, M., Uehara, M., Katsumata, S. I., & Suzuki, K. (2007). Effects of oral administration of Moringa oleifera Lam on glucose tolerance in Goto-Kakizaki and Wistar rats. Journal of Clinical Biochemistry and Nutrition, 40(3), 229–233. https://doi.org/10.3164/jcbn.40.229
- WebMD. (2024, Sept 11). Are There Health Benefits to Drinking Moringa Tea. Retrieved August 28, 2025, from https://www.webmd.com/diet/health-benefits-moringa




